64.Dia Datang

1.1K 56 0
                                    

Hari itu aku dan Viona pergi ke sebuah pusat perbelanjaan aku bermaksud membeli pakaian bayi dan peralatannya untuk Teh Ida yang melahirkan anak pertamanya. Ketika aku dan Viona didepan sebuh toko aku ijin ke Viona untuk ke toilet. Setelah kembali dari toilet ada dua orang pemuda sedang berbincang dengan Viona kuhampiri mereka.
"Nah ini suami saya datang, kenalin": kata Viona
Kami bersalaman dan tiba tiba kedua pemuda itu ijin pergi.
"yang, itu tadi siapa koq langsung pergi": kataku
"Cowo ganjen masa ngajak kenalan minta no hp aku bilang aku kesini dengan suami eh ga percaya untung aa dateng": kata Viona
"Orang jarang percaya kalo kamu sudah bersuami abis tampangnya kaya abg": kataku
"ah mereka aja yang ganjen": kata Viona.
"Tapi suka kan digodain": kataku
"ih ga lah aa sayang Cuma atu dihatiku": kata Viona.
Kami masuk toko dan memilih baju baju untuk hadiah bagi teh Ida. Dalam toko tiba tiba dadaku terasa sakit. Tapi ku tahan aku tak mau Viona kaget. Beres belanja aku langsung mengajak Viona pulang.
"Yang kamu yg nyetir ya aku ga enak badan": kataku
"aa kenapa koq keringetan": kata Viona.
"ga apa apa Cuma ga enak badan aja ayo pulang": kataku.
Mobil meninggalkan pusat perbelanjaan menuju rumah. Aku duduk disamping Viona yang nyetir. Dadaku sesak keringat dingin membanjiri tubuhku aku hanya bisa istigfar kurasakan hawa dingim dari arah belakang kulihat spion tak nampak apapun tapi hawa ini aura ini bukan aura manusia.Mobil sampe dirumah aku turun dan duduk disofa. Viona menyusul dengan barang belanjaan.
"Aa kedokter aja yah diperiksa": kata Viona
"ga usah yang aku tiduran aja dikamar ga apa apakan": kataku.
"iya ga apa apa": kata Viona.
Aku kekamar berbaring dikasur memejamkan mata. Rasa sakit dan sesak itu belum mau hilang hingga suatu saat aku seperti berada disuatu tempat. Tempat gelap sedikit cahaya berwarna merah. Ah dimana aku. Di depanku ada sosok berwarna hitam hanya matanya yang merah yang terlihat.
"Ayo kamu ikut aku": kata sosok itu.
"tidak kamu mau ajak aku kemana": kataku
"Kealamku kamu akan jadi anak buahku": kata sosok itu.
"tidak tempatku didunia manusia bukan alam kamu": kataku.
"kamu sudah jadi milikku kakekmu memberikan mu padaku": kata sosok itu.
"tak mungkin kakek adalah seorang ulama, ahli ibadah tak mungkin bikin perjanjian dengan makhluk seperti mu": kataku
"Bukan kakek yg itu tapi kakek dari bapakmu": kata sosok itu.
Aku tak mengenal kakek dari bapakku sedangkan bapalku meninggalkan aku sejak kecil.
"Aku tak akan ikut, aku tak pernah membuat perjanjian denganmu": kataku
"Kamu harus ikut nyawamu milikku": kata sosok itu.
"nyawaku bahkan nyawamu milik Allah ": kataku.
"Arghhhhh banyak bicara": kata sosok itu.
Sosok itu mendekatiku hendak mencekik aku tapi tiba tiba muncul sosok kakek yang pernah kutemui di alam lain.
"Jangan ganggu dia lawan aku sebelum kamu mengganggu dia": kata kakek itu.
"Oh rupanya kamu bawa bantuan ingat kali ini kamu bisa lepas aku akan balik lagi dengan kekuatan yang lebih banyak": sosok itu hilang.
"Jangan kuatir nak kami akan melindungi mu semampu kami": kata kakek itu dan kemudian menghilang.
Aku tersadar kurasa belaian lembut diwajahku. Kulihat Viona membelaiku.
"Aa tidurnya lama bener, sholat dulu lalu makan baru dilanjut tidurnya": kata Viona
"Ini jam berapa?": kataku.
"jam 11 malam": kata Viona
Aku bangun berjalan kekamar mandi kurasa sakit dan sesak tadi sudah hilang. Ku bersyukur pada Allah masih diberi keselamatan hari ini. Kuambil wudhu terus sholat setelah selesai aku makan malam. Aku kembali kekamar kulihat Viona tertidur kuselimuti dia. Kubelai lembut rambutnya. Kurasa ada sesuatu diluar rumah ini ku mengintip dari jendela kamar ada beberapa sosok jauh disana menatal kearah kamarku ini. Kulihat selintas bayangan kakek tadi melintas depan kamar. Mungkin sosom kakek itu menjaga kami, aku teringat ucapan ustad Sholeh agar jangan meminta bantuan jin tapi bila jin itu berniat membantu kita tak mengapa.
Aku berbaring disamping Viona kemudian berdoa agar diberi keselamatan kami sekeluarga dari ancaman makhluk dunia lain. Ku tertidur kali ini mimpi mengerikan ku alami banyak makhluk mengerikan menghampiriku sebagian menarik diriku dan sebagian kumpulan makhluk itu menahan Viona agar tak bisa mendekatiku. Aku terbangung dengan keringat sekujur tubuh. Kulihat Viona masih tertidur pulas aku nyalakan lampu kamar.
Sungguh aku terkejut melihat pemandangan ketika lampu kamar kunyalakan kasur yang kupakai tidur penuh rambut panjang.. Aku merinding hebat aku yakin tadi waktu aku tidur kasur ini bersih,apa yang sesungguhnya terjadi.

Kukumpulkan rambut rambut yang bertebaran tanpa kubangunkan viona. Merinding kurasa saat mengumpulkan rambut rambut itu. Kubawa keluar kamar, kulihat bibi sudah bangun dan bibi bertanya rambut siapa banyak begini tapi kularang bibi bertanya dan menyuruhnya membuang rambut rambut itu. Aku mengambil air wudhu dan sholat subuh. Beres sholat aku bikin kopi dan duduk diteras depan rumah. Matahari mulai terbit dan mulai banyak orang beraktivitas.

"Den, maaf den": kata bibi yang muncul dari dalam rumah.
"Ada apa ya bi": kataku
"Tadi rambut yang aden suruh buang udah bibi masukin ke keresek pas mau diketempat sampahin ilang tinggal kereseknya aja": kata bibi.
"hmmm begitu ya bi, udah jangan dipikirkan kalau Viona sudah bangun?": kataku
"udah den tadi bibi liat lagi sholat. Bibi pergi kepasar dulu ya den": kata bibi.
"oh iya uangnya ada bi?": kataku
"ada tadi malam diberi non Viona": kata bibi, lalu bibi pergi ke pasar.
"yang koq ga bangunin sih": kata Viona sambil duduk disebelahku.
"abis liat kamu tidur lelap jadi ga tega banguninnya": kataku.
"yang malam tadi aku mimpi seram ada makhluk berambut panjang mau memisahkan kita, aku berdoa terus ngilang deh makhluk itu pokonya makhluk itu seram sekali": kata Viona
"yang penting kamu ga apa apa": kataku.
"ih ayang liat tangan kamu": kata Viona
"emang kenapa tanganku": sambil kulihat tanganku.
Dan ada bekas lebam dilenganku seperti bekas pegangan tangan.
"kenapa sih yang tangannya": kata Viona
"gapapa ntar lagi juga ilang": kataku.
Aku ga mau Viona khawatir apalagi dia mimpi yang sama kurasa sosok ini yang terkuat yang pernah kutemui.

Hari ini sengaja aku tidak kemana mana. Aku khawatir dengan keadaan dirumah. Apalagi nanti malam adalah malam jumat ntah kenapa makhluk makhluk itu sering muncul di malam jumat. Aku sengaja tidur siang agak lama biar nanti malam aku bisa kuat begadang. Seandainya makhluk itu datang lagi malam ini aku ingin menuntaskannya malam ini.

Magrib tiba aku sholat magrib dan terus berdzikir belum ada tanda tanda gangguan hingga adzan Isya berkumandang aku lanjut sholat isya. Aku menghampiri Viona dan Bibi yang asik menonton TV.. Tiba tiba seperti suara pasir dilempar keatas genting rumahku..
Mendadak bulu kudukku merinding.. Aku beranjak keluar rumah mengunci pintu pagar. Ku melihat sekeliling luar rumah belum ada sesuatu yang aneh. Aku masuk kembali kerumah ku kunci pintu depan rumah. Tapi.. siapa .. siapa dia yang duduk di sofa..tak mungkin ada orang bisa masuk kerumah tanpa terlihat oleh ku. Ku hampiri sosok itu tiba tiba sosok itu hilang tak berbekas. Aku jadi teringat Viona aku berlari keruang keluarga kulihat Viona dan bibi terlelap di depan TV. Ah syukurlah mereka tak apa apa tapi ku menangkap getaran dingin dari arah pintu dapur dan ku memutarkan badanku melihat kearah pintu dapur.

Dan sosok tinggi besar berambut panjang sedang tertawa kearah ku. Mungkin makhluk ini yang datang dalam mimpi Viona.
Tapi dibelakang sosok itu kurasakan bukan hanya satu tapi..... tapi banyak sosok mengerikan....Apa yang harus kulakukan...

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang