Aku kembali keruang tunggu Joko duduk disana memainkan hpnya.
"Gimana ka, Viona sudah sadar?": tanya Joko.
Aku hanya menggelengkan kepala.
"Sabar yah ka, semoga Viona sadar secepatnya": kata Joko
"Kalau mau makan makanan ini aja Joko, tadi Irene beliin banyak minumannya juga ada. Aku sholat Isya dulu": katakuAku sholat isya. Ketika kembali Joko sudah tertidur dibangku panjang. Aku duduk ada beberapa orang juga tidur dikursi dan sebagian didalam ruang tunggu. Teh Ida menelpon menanyakan keadaan Viona dan minta maaf belum bisa kerumah sakit karena mas Indra belum pulang.
Malam makin larut aku masih tak bisa tidur. Aku mencoba membuka rasa, merasakan keadaan putraku diruang rawat anak. Tiba tiba getaran dari beberapa makhluk terasa. Ah beberapa makhluk ingin berkomunikasi denganku. Kututup inderaku, aku tak mau berurusan dengan makhluk tak kasat mata. Saat ini keluargaku yang utama.
"Ka, lu dorong dorong gue ya": kata Joko tiba tiba.
"Gue kebangun gara gara ada yang dorong badan gue": kata Joko.
"Perasaan kamu aja makanya kalo mau tidur berdoa dulu": kataku.
"Iya ka, gue tidur lagi lu ga tidur": kata Joko.
"Belum ngantuk": kataku.Dini hari ada salah seorang yang dirawat di ICU meninggal aku sempat kaget, tapi ternyata orang lain. Adzan Subuh terdengar aku segera kemushola. Beres sholat aku lama berdoa memohon kesembuhan Viona dan kesehatan puteraku. Beres sholat aku kembali keruang tunggu. Joko tak ada mungkin lagi sholat. Jam 6 pagi Joko datang membawa kopi dan Roti. Kami pun makan sambil ngopi.
"Ka gue ngimpi didorong dorong ibu ibu, tuh ibu ibu bilang ke gue minggir dia mau lewat": kata Joko.
"Kamu tidur jadi ga tau tadi malem di ICU meninggal dan jenazahnya lewat sini pas dibelakang kamu": kataku.
"Ka, lu nakut nakutin gue aja": kata Joko.
"Emang bener, kamu ga usah takut. Setan aja takut sama kamu": kataku.
"Hahahahaha berarti kamu udah ga sedih bisa ngebully gue": kata Joko.Tak lama Joko pamitan pulang. Aku kembali sendiri memikirkan apa yang akan terjadi. Pikiranku melayang ah tidak aku tidak boleh berpikiran negatif aku harus yakin Viona akan sembuh. Astaga mungkin gara gara ku melamun aku sampai melihat sosok seperti korban kecelakaan berjalan melayang keluar menembus tembok. Aku segera istigfar.
Aku masih kaget melihat pemandangan yang ganjil itu apalagi masih pagi hari. Belum lama tiba tiba bau kurang sedap tercium, tiba tiba ada sosok yang sudah tidak utuh muncul disisiku. Aku kaget sekali, tapi sepertinya sosok itu tak berniat jahat..
Sosok itu seperti berbicara tapi tak jelas seperti menggumam karena rahangnya seperti terlepas...
tolong istri mu..... Tolong istri mu..kata sosok itu lalu lenyap..
Aku masih terpaku hingga seseorang menyentuh bahuku. Seseorang bapak bapak yang sudah tua duduk disampingku.
"Sabar nak, jalani saja takdir yg telah terjadi. Tenangkan pikiranmu nanti kamu melihat jelas": kata bapak itu.
Tak lama bapak itu berdiri pergi. Aku bingung siapa bapak itu. Aku mencoba saran bapak itu, aku memejamkan mata menenangkan pikiran. Kuambil nafas dalam dalam. Rasaku membawa batinku ketempat viona berada..
Astaga ada makhluk hitam mencekik Viona. Kenapa aku tak tahu sebelumnya. Mungkin kata bapak itu benar, mungkin karena pikiranku kacau aku tak melihat makhluk yg mengganggu Viona. Kubaca doa perlahan dengan khusuK dan perlahan makhluk itu menyeringai mengerikan dan membalikkan badannya kearahku.
Makhluk itu seperti hendak menerkamku. Aku terus membaca doa. Aneh ada hawa panas keluar dari tubuhku menjalar ke makhluk itu. Makhluk itu kembali menyeringai dan berusaha maju tapi hawa panas itu menahan makhluk itu. Kini hawa panas itu makin terasa panas bagi makhluk itu, hingga makhluk itu berteriak teriak kepanasan dan akhirnya makhluk itu pergi lari kepanasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)
HorrorHarapan adalah sebuah impian dan impian adalah sebuah harapan, gelap tak selamanya gelap dan terang tak selamanya terang, mencari baikk terang adalah tujuan hidup, Tuhan pasti tau apa yang kita harapakan, jangan putus asa untuk mencari titik terang...