28. Arti Semua Ini II

1.5K 63 0
                                    


Sudah 3seminggu sejak ku keluar dari rumah sakit. Hpku bergetar ada bbm masuk ternyata dari Viona.

PING!!!

Viona: kak ada waktu sebentar ada yang ingin ku bicarakan"
Aku: Ada mau ketemu dimana?"
Viona: kaka ada dimana"
Aku: Dikantor temen Jl *********"
Viona: kalo aku kesana ga apa apa?"
Aku: ga apa apa asal bawa makanan"
Viona : ok"
Aku: 👍

ga biasanya nih anak ini ingin ketemu.

"bbm dari siapa ka?"; kata Indri
"dari viona yg nabrak aku"; kataku
"cw yah awas loh ntar baper": kata Indri
"ga lah kan yang ditabrak badannya bukan hatinya": kataku.

Aku asik menggambar di kompi. sambil dengerin lagu lawas ga tau kenapa aklu suka lagu jadul.

PING!!!
aku: ya
Viona : aku sudah didepan
aku: aku jemput kedepan.

Aku keluar ruangan dan menemui Viona kalo ditilik tilik sih Viona mirip Sandra Dewi. Aku mengajaknya masuk ruangan komputer didalamnya ada Indri.

"sini duduk sini kenalin ini boss aku namanya Indri yang baik tapi agak bawel"; kataku
"Viona": kata viona sambil mengulurkan tangan mengajak salaman
"Indri" keduanya bersalaman
"oh ya kak ini makananannya aku bawain tapi aku ga tau kaka suka apa makanya bawa roti, martabak dama cemilan.": kata Viona
"aduh aku cuma baecanda kamu make dibawa segala sebanyak ini": kataku.
"aka ngerjain anak orang nih nackal yah"; kata Indri.
"ngga apa apa koq, bisa kita bicara kaka aka?": kata Viona seperti setengah hati.
"bicara aja nih Indri sobat kaka juga ga apa apakan Indri hadir juga disini, kan kalo cewe sama cowo berdua duaan yang ketiganya setan." kataku
"gue donk setannya"; kata Indri sambil manyun.
"becanda koq, ya udah Viona cerita aja kenapa aya naon what happen": kataku.
"Ka bagaimana mulai ceritanya setelah aku baca diari ka Rara sepertinya ka Rara bisa tau kapan dia akan meninggal"; kata Viona
"kata kata dalam diari bilang dia akan meninggal dalam kecelakaan dia juga cerita dia sayang sama aku adiknya padahal aku dulu sangat iri pada ka Rara yang sepertinya lebih disayang daripada aku, bahkan didiari dia bilang akan bertemu dengan ciri ciri seperti kak aka yang akan membantunya menjelaskan rasa sayang ka Rara kepada aku adiknya.Bahkan surat yang dalam lacinya ketika aku dan papah baca buat kami menangis. Ka Rara merasa bersalah karena perhatian papah lebih besar sama ka Rara dibandingkan aku. Ka Rara punya kemampuan melihat masa depan kapan akan dirinya meninggal dan mengetahui kaka Aka yang akan memberikan diari ka Rara kepada aku karena waktu ka Rara akan meninggal aku tidak betegur sapa dengan ka Rara. Ka Rara juga bilang dalam diarinya kalau orang yang memberikan diarinya ke aku memiliki penglihatan kedepan.": kata Viona.
"Aku tak memiliki kemampuan sebaik kakakmu Rara mungkin kemampuanku sebanding dengan kemampuan membaca pertanda": kataku.
"ka...ka..ka..kakak aka taa..u aku bisa melihat masa depan?' kata Viona.
"bukan melihat masa depan tapi diperlihatkan masa depan kalau bisa melihat berarti bisa mengetahui apa saja tentang masa depan tapi kalau diperlihatkan mungkin hanya tau yang diperlihatkan saja"; kataku.
" kenapa kakak bisa menyerahkan diari ini kalau menurut diari ini bahkan kakak belum pernah bertemu kak Rara.dan aku juga bingung kenapa ka rara bisa tau ciri ciri orang yang akan meanemukan diari ini?' kata Viona
"Rahasia Tuhan aku hanya menjalani takdir, mungkin takdir selanjutnya mendamaikan kamu dengan orangtua kamu": kataku
"oh iya ka, kata kakak waktu dirumah sakit menjadi kenyataan ada anak buah papah berkhianat, dan sebenarnya papah ingin bertemu kakak Aka"; kata Viona
"ya udah ajak papah mu turun dari mobil masuk keruangan ini": kataku.
"kakak tau papah dari tadi ada dimobil?" kata Viona.
"ya udah ajak papah mu"; kataku sambil tersenyum.
Viona keluar kantor menemui Pa Hadi ayahnya.
"Aka kamu masih bisa melihat masa depan?"; kata Indri
"Diperlihatkan bukan melihat, kalo soal ayahnya Viona tuh Rara yang ngasih tau" kataku sambil melihat kesamping.
"Dia..dia ...dia ada disini?"; kata Indri sedikit ketakutan.
"Ga apa apa ga usah takut"kataku. [quote]

Aku mengambil cemilan yang dibawa Viona dan menyalakan roko kretekku. Viona dan pa Hadi masuk kedalam ruangan.

"masuk om silahkan duduk, bagaimana kabarnya"; kataku.
"baik, wah dik Aka kerja disini? bagian apa?": kata Pa Hadi
"saya cuma bantu bantu ini bosnya bu Indri"; kataku sambil mengenalkan Indri
"Duh om saya jadi malu saya bukan bos tapi rekan Aka biasa nih anak suka becanda"; kata Indri
"Baguslah becanda biar ga terlalu serius ntar stress": kata Pa Hadi.
" Maaf om ssaya tau maksud om kesini. Dan saya mohon maaf bila perkataan saya ada salah dan saya mohon Om dengar perkataan saya sampai selesai baru menilai kata kata saya. Saya tau Om sangat sayang pada anak Om dan ingin anak Om bahagia. Tapi Om tau bahagia itu apa? bahagia menurut Om, menurut Rara, menurut Viona, menurut saya adalah hal yang berbeda. Om mungkin ingin Rara dan Viona penerus perusahaan Om yang sudah rintis sejak lama, tapi mungkin minat Viona dilain tempat.Mungkin menurut Om bahagia Viona bila berhasil meneruskan perusahaan Om. Bisa kuliah sesuai jurusan yang Om mau lulus dengan cumlaude meneruskan kuliah diluar negeri. Tapi bahagianya Viona ingin kuliah seperti anak anak yang lain hang out bersama temen temen yang lain tidak ditekan untuk menjadi atau harus jadi sesuatu. Mungkin Viona juga harus mau belajar mengerti perusahaan Om biar nanti bisa meneruskan. Sebenarnya cuma mis komunikasi anatara om dan Viona. Aku tau Viona merasa dibedakan dengan kakanya Rara karena Rara lebih pintar dan penurut walau kadang hatinya sedih karena beberapa hal tidak sesuai dengan keinginannya. Kalau menurutku coba Viona sedikit menurut pada orang tua dan Om sedikit memberi kebebasan pada Viona." kataku
Semua terdiam..
"Maafkan kalau aku lancang Om."; kataku
"Tidak, kata kata adek benar Om terlalu memaksakan mulai sekarang Om berubah"; kata Pa Hadi.
"Om jadilah papah yang bisa menjadi temen curhat putrinya"; kataku
Pa Hadi mengangguk.
"Viona kamu juga jangan membantah terus kasian ortu kamu"; kataku.
"Iya kakak, tapi Viona minta satu hal dari kakak";kata Viona
"Apa bilang aja?"; kataku
"Kakak measti bersedia kalo Viona mau curhat"; kata Viona
"Iya asal waktunya tepat aja kalo ngga kamu bisa curhat ke Indri dia juga baik loh": kataku.
" Kalo masalah curhat kehidupan bolehlah tapi curhat supra jangan ah ga ngerti sama takut": kata Indri.
"Ya udah kita makan nih makanan dari pada dianggurin, ntar aku bikin dulu kopinya Om mau kopi hitam atau kopi instan?" tanyaku.
"Kopi hitam aja"; kata Pa Hadi.
Kemudian kami berbincang bincang tentang segala hal. Kulihat sosok Rara menghampiriku dan berbisik Terimakasih:.











#Next chapter 2

Gelap Tak Selamanya Kelam (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang