Beautiful Lepus (Kelinci) #8

596 9 0
                                    

 Isakan tangisku semakin menjadi saat aku berlali mendekati danau, Aku ingin marah pada keadaanku, aku mengharapkanya, aku menginginkanya, aku berharap semua itu untukku, aku berharap aku juga merasakan itu.

 Aku tertunduk ditepi danau dengan rambut yang kubiarkan tergerai, aku tak memikirkan apa yang dikatakan mereka melihat keadaanku berlari tergopoh dengan isakan yang terkesan kutahan, mungkin mereka tahu aku menangis, tapi mungkin mereka juga tak memperdulikan aku seperti yang kuanggap sahabat tetapi ternyata dia tak memahamiku sama sekali, dia tak pernah tau alasanku mengatakan ataupun melakukan apa yang kulakukan saat itu. Mereka tak pernah pernah tau apa yang kurasa, apa yang kualami, mereka hanya ingin kudengar tapi aku bagai Lepus yang hanya menerima situasi apapun, entah itu masalah ataupun kebahagiaan, aku hanya seorang Lepus yang berlali tanpa beban.

 Sedihku, tangisku kututup dengan beribu lengkung senyum tanpa ada yang tau aku menyimpan semua kekecewaanku. Mereka menilaiku bagai Orion yang yang hanya memburu kebahagiaan tanpa pernah menganggap adanya kehidupan dilubuk hati, tapi mereka salah, aku juga mengalami keterlukaan walau aku tak pernah menunjukkanya, walau aku menunjukkanya ''apakah mereka juga melihat keganjalan dari senyum atau tawaku''.

"Aku tahu kau menginginkan pemahaman, kau tidak menginginkan perkenalan indah atau kedekatan"

"Siapa kau?" jawabku heran dengan tangan yang kusibukkan untuk menghapus air mataku dipipi, walau aku menutup kesedihanku, mungkin dia tahu jika aku menangis.

"Kau memang Lepus, lepus yang begitu cantik, kau satu-satunya Lepus yang dapat menahan semua kekecewaanmu karena mereka yang hanya mengenalmu tanpa memahamimu"

"Kau mengerti semuanya! darimana kau tahu seakan kau telah bersamaku, mereka sahabatku, mungkin hanya aku yang menganggap mereka sahabat tapi tak sedikitpun mereka paham tentangku" jawabku dengan tawa yang kupaksakan mungkin terdengaran parau rintihan tangisku yang tak berhasil kuubah menjadi tawa yang sesungguhnya

"Aku juga tahu, kau selau menutupi kebaikanmu dengan tingkah jahilmu mungkin terkesan kau seperti tak punya perasaan tapi itu cara kamu untuk melihat siapa sahabatmu sebenarnyakan" jawab seorang laki yang tak pernah kutemui, setiap hentinya kalimatnya dia menatapku dengan intens seakan membaca semua keinginanku, menyerap semua kesedihanku dengan tatapanya.

"Siapa kau?"kerut dahiku semakin berkerut saat dia hanya memberi seulas senyum, dia seperti Columba yang membawaku dalam ketenangan. Mungkin dengan melihat sikap dia berbicara semua tahu jika dia seseorang yang selalu memahami tanpa kedekatan.

"Kau tak perlu tahu siapa aku, tetaplah menjadi Lepus yang cantik"

 Tanpa kusadari dia menjauh, senyumanya membuatku tak bergeming, membuatku tak menyadari dia pergi dari dekatku, dia seorang yang kuharapkan, dia seorang kutunggu. Menjadi sahabat atau pendampingnya adalah keinginanku saat ini. ''Tapi aku tak tahu siapa dia''

ForgottenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang