Good Bye Happines

33 2 0
                                    

 Seringkali aku menginginkan seseorang yang memelukku hangat, memainkan jemarinya pada puncak kepalaku dengan lembut, itu semua kuinginkan saat semua ini menyalahkanku.

 Mereka berpisah tetapi beban yang dilemparkan padaku, saat ini seperti masa depanku terkikis karena beban yang mereka tuntut untuk aku penuhi. Dahulu, aku memang menginginkan kebahagian untuk keluargaku yang berasal dari diriku, sekarang keinginan itu hancur seketika. Semua itu bukan hancur karena mereka berpisah tetapi kesalahan yang selalu dilampahkan padaku. Selama ini aku hanya diam saat semua maslah mengarahkan kesalahan padaku, padaku yang tak pernah tahu apa penyebab semua kebahagiaan yang ada. Aku hanya seorang anak yang dibohongi tanpa tahu kebenarannya dari mereka, saat aku bicara seperti yang mereka katakan, aku seperti gadis yang tak pernah mereka inginkan. Sekarang, mereka hidup dalam kebimbangan dan semua pelampiasan mereka diriku yang menerima.

 Jika mereka benar-benar menyayangiku, mengapa mereka mengatakan pada semua orang bahwa diriku hanya menginginkan harta orangtua bukan keutuhan keluarga. "Apa salahku, apakah karna aku tak menangis, apakah karena aku masih tertawa saat masalah itu ada, apakah saat mengatakan itu mereka tak melihat mataku yang berkaca-kaca dan bibirku yang menahan suara tangisan"

 Sekarang diriku seperti berdiri sendiri tanpa kasih mereka sedikitpun, mereka tak memperdulikanku, mereka mengabaikan semua tentangku, mereka membiarkanku mengemis kasih sayang. Mereka datang dan pergi seenaknya dengan meninggalkan kata-kata yang membuatku mematung. Tak ada kehangatan daam rumah ini, rumah yang dulu membuatku enggan untuk keluar, sekarang setiap waktu dalam rumah ini seperti jeruji besi tajam menancap padaku. Mereka sibuk mencari kebahagiaan mereka, sibuk mencari pundak untuk berbagi sedih sedangkan aku tak bisa melakukan itu, aku hanya bisa meratapi sendiri tanpa ada pundak, semua ini kulakukan untuk nama baik mereka, walaupun diriku selalu menjadi pelampiasan mereka.

 Jika mereka menyayangiku, mereka tak akan memperlakukanku seperti saat ini, selalu dihina, selalu disalahkan. Aku pikir sejak semua itu mereka menjadi egois, memikirkan diri masing-masing. Jika mereka yang menganggapku egois, mereka salah, aku diam bukan karena aku egois, karena aku masih menghargai mereka. Bagi mereka diriku mjudah menerima semua ini, kenyataanya diriku selalu tertidur karena lelah menangis.

ForgottenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang