Perasaan ini seperti musuh dalam selimut yang menikam waktu demi waktu merenggut segalanya. Mungkin yang menyembuhkan semua luka atas tikaman itu hanyalah pelukkan erat hingga diriku mendengar detak jantungmu dan hembusan nafasmu, bisa kubayangkan begitu eratnya.
Andai, diriku menggenggam jiwa yang meringkukku dengan kebahagian tanpa rasa penyesalan mengenalnya. Selama ini dindingku membangunya sendiri tanpa cinta, air mata jatuh pada hatiku dan mengubahnya menjadi kristal, setiap gerakan, setiap perasaan yang muncul menjadi begitu sulit kukendalikan karena krisal air mata telah membuat hati ini terkunci pada satu perasaan kosong, sekali kubergerak, luka akan timbul.
Aku tertawa, aku tersenyum saat kau datang, mungkin untuk terakhir kalinya. Aku lebih dahulu mengetahui kebohonganmu sebelum kau datang dan mengartikan segala keadaan yang membuat kehidupan perasaan dalam diriku. Aku tahu saat itu, akhir akan seperti ini tetapi cinta yang membuatku menahan segala kecurigaanku padamu hingga aku terbang tanpa perasaan.