Aku memikirkanmu, aku megingatmu bagai Columba dalam nafas, aku mengharapkanmu lagi, tapi kau pergi tanpa kata, kau pergi hanya dengan jabatan erat, kau tuangkan emosi atas kesalahanmu dengan melupakanku.
Aku selalu berharap kau menemuiku tapi kau keluarkan kalimat yang seakan kau tak pernah mengenalku, semua harapan ingin menemuimu lari bagai rusa tanpa tanduk, aku membencimu tapi aku ingin bersamamu.
Kau melupakan seakan aku yang salah, kau pergi denganya walau sebenarnya aku yang lebih dahulu mengenalmu, walau pertemuan kita diawali keributan sepele.
Kau dekat denganya seakan aku tak ada, Hatiku kecewa saat perpisahan malam itu hanya berakhir dengan jabatan tangan erat, seharusnya aku tak melepaskan jabatan itu.
Hingga kini kau tak ada niat untuk mengingatku walau terkadang aku selalu memantaumu dari kejauhan, dengan harapan kau melihatku dan kau tersenyum padaku tanpa sengaja.
Tanpa kuminta kau dengan melihatku, kau dapat mengingatku kembali, kau dapat merasakan apa yang kurasakan saat jabatan malam itu.
Aku hanya ingin mengatakan "aku disini melihatmu, apakah kau juga melihatku?"
