Perasaan yang paling menyedihkan adalah saat kita membayangkan sosok pria dalam novel roman picisan menjadi kenyataan yang bisa kita rasakan, pada saat itu juga kita menemukan sosok itu pada seseorang yang kita ketahui tanpa ia ketahui. Seperti Halnya didepanku saat ini, dulu aku tak pernah membayangkan sosok berkepribadian sepertinya tapi imajinasiku sudah melekat pada hatiku. Tetapi sayangnya dia sudah memiliki pilihan hidupnya, entah akan bertahan berapa lama "Ok!ini cukup terobsesi".
Ia adalah adik kelasku, mungkin ini keterlaluan bagi mereka yang gengsi dan memegang prinsip "Jatuh cinta dengan orang yang lebih muda itu memalukan dan menjatuhkan nama baik" begitu juga prinsip yang dipegang oleh teman sebayaku. "Tapi apa masalahnya jika hanya beda 2 tahun, menurutku tidak ada masalah"
Cinta memang mengubah segalanya, saat sudah ada perasaan mungkin apapun penghalangnya, kekuranganya, masalah kehidupanya akan terlihat tidak masalah bagiku. Seharusnya aku sudah membakar jauh jauh novel itu saat imajinasiku mulai mengambarkan sosok yang kuidamkan, awalnya aku tak pernah berkeinginan untuk mengenalnya bahkan memandangnya tapi sekarang aku seperti vampire yang memburu semua tentang kehidupan mangsanya sebelum menjadi santapan, lezat atau tidaknya darah yang ia miliki.
Tak ada yang diharapkan seorang stalker itu selain "menunggu ia putus dengan kekasihnya" aku tahu ini jahat tapi ini, inilah cinta yang hanya memantau dari jauh.
"Ok!" jika cintaku selalu menuntutku untuk berkhayal, akan kuhentikan kegemaranku membaca novel semacam ini. Rasa seperti sungguh tidak akan pernah mencapai kebahagiaanya.