Aku akan kehilanganmu, walau kau akan ada dihadapku.
Mentari bersajak dengan mendung yang menghampiri.
Gemuruh tak lagi mau mengugat rasaku, berganti air hujan yang menyuarakan rintih.
Sajak tidak lagi punya arti, yang ada hanya mata nanarku menatap.
Kukira kau akan jadi teman hidup matiku , sebuah restu saja membuat saling menyakiti. Melepasmu tetapi aku berada pada titik yang akan menatapmu mulai detik ini hingga kau berjanji dengannya, "apa bisa seperti itu aku melepasmu?"
Melepasmu saja sudah seperti getah dalam darah, apalagi harus melihat semuanya. "Apa aku tidak punya pilihan lain?"
"Tidak tahu diri?" iya aku sering bergumam pada diriku sendiri tentang pantasnya perasaaanku.
Aku terlalu bodoh meletakkan cinta, aku mati rasa dengan cinta yang lain, dia dan hanya dia, hingga semua tidak memiliki arti.
