Ini alur yang kalian buat, kehidupanku alur kalian, aku tak pernah protes dengan yang kalian lakukan padaku, aku tak pernah mencoba melawan kalian, aku jalan sesuai alur kalian.
Melawan adalah hinaan bagi mereka, aku tak ingin menghina mereka, aku tak ingin melukai mereka, aku selalu menjaga perasaan mereka tapi tak pernah sedikitpun mereka punya hatiku untukku.
Dan, sekarang setelah alur yang kuikuti ternyata kalian masih belum menganggap perasaanku.
Tak sedikitpun kalimat indah terucap, yang kalian ucapkan seakan aku tak pernah benar dimata kalian.
Kurang dan kurang yang kalain lontarkan padaku, kalian menuntutku tanpa memberiku kesempatan, semua yang kulakukan untuk menutupi kalimat kurang padaku, agar kalian nyaman bersamaku.
Selama ini aku tak pernah menjadi diriku yang sebenarnya dan tak ada yang tau itu kecuali aku.
Dan sekarang, semua itu membuatku sakit, semua itu membuatku ingin berhambur keluar, tapi, aku sendiri, tak ada tempat menghamburkan perasaan kecewaku.
Tak ada tempat, karena tak ada yang berbeda dari mereka, mereka sama, seakan hanya mereka yang memiliki perasaan, seakan hanya mereka yang merasa sakit, sehingga mereka hanya ingin didengar tanpa menyadari adanya hati dalam jiwaku.
Mereka menuangkan semuanya, untuk melegakan perasaanya tapi mengorbankan perasaanku.
Aku ingin sedikit saja, kalian tahu perasaanku, kalian mengenal diriku, kalian menerima semua kurangku.
Setiap malam aku berharap ada yang berbeda dari mereka, aku berharap itu ada.
Aku jenuh dengan semua kelakuan mereka, aku jenuh mereka yang menganggapku tak punya perasaan.
Kalian tak pernah bisa melihat sisi lain dariku.