"Heran"
Iya, aku heran meihatmu tertawa dengannya dihadapanku, sebelumnnya dirimu tak pernah melepaskan tawamu seperti ini. Mungkin, cuma dia yang membuat sel otakmu bekerja bahagia. sedangkan diriku hanya menerima omelanmu setiap saat kau butuh pelampiasan akan kegundahanmu. Sudah 5 tahun aku berada disisimu, tetapi bukan menjadi yang pertama dalam hidupmu, masih tetap dia dan dia. Aku masih bertahan akan sikap dinginmu, sikap anehmu yang belum peranh aku mengerti dan yang membuatku bertahan adalah sikap posesifmu melindungiku dan sikap pemarahmu yang kau tunjukkan saat aku tak sengaja berperilaku ceroboh dan kekanak-kanakan itu membuatku nyaman, mungkin sangat nyaman.
Aku merasa terlindungi saat bersamamu dan rasa itu menjadi tingkat yang lebih tinggi yaitu "cinta" . Iya, aku paham kita hanya sebatas teman tidak lebih dan aku yakin kau hanya menganggapku sebagai adik perempuan yang layaknya kau jaga seperti ibumu.
Aku senang saat kau mulai berbicara mengutarakan isi hatimu, walau itu bukan tentangku karena disaat itu aku merasa memilikimu. Apayang bisa kuperbuat saat kau mengeluhkan isi hatimu, aku hanya bisa menghiburmu dengan celetukkan ku yang begitu tolol dan begitu memalukan jika didengar oleh banyak orang dan aku suka saat kau mengangkat tangamu dan mengelus puncak kepalaku dengan tawa yang sangat kencang dan begitu ama, itu juga membuatku nyaman denganmu.
Setiap malam kita bertemu hanya untuk mengisi kekosongan jiwa, kau selalu bertanya padaku "Kamu tidak ingin mencari pendamping hidupmu kelak?, jangan terlalu takutlah untuk memulai suatu hubungan, jika kamu tahu, kamu cukup cantik" tanpa menatapku kau berkata begitu mudahnya sedangkan aku selalu digelayuti pikiran tentang pertanyaanmu, bagaimana aku bisa jauh darimu nanti jika aku masih mencintaimu.