True Story

164 1 0
                                    

Aku yakin imajinasiku punya happy ending, walau tak ada yang menduganya bahkan mendukung.

Memang, sakit saat tak ada yang menganggap, sakit saat kau direndahkan dibalik pengorbanan, sakit saat kau tak pernah dilihat, sakit saat apa yang kita lakukan disalah artikan dan saat itu juga aku mengikuti alur keinginan mereka.

Mengikuti alur yang mereka lakukan, alur mereka yang selalu menghinaku, aku selalu melemparkan candaan saat mereka menghinaku. Tapi, disisi itu juga candaan itu ada hal yang harus mereka pikirkan.

Aku memang tersakiti karna mereka tapi aku berharap mereka akan sadar dibalik candaan yang kuberikan, aku berharap suatu saat mereka akan malu dengan kalimatnya.

Aku mempunyai banyak kekurangan yang nampak, mungkin mereka dapat melihatnya dengan jelas atupun mereka mengabaikanya.

Keinginanku selalu tinggi tapi aku tak pernah menyesal dengan jatuhnya impianku, aku hanya menyesal karna aku tak pandai meletakkan perasaan ini.

Banyak sosok teman, keluarga, sahabat tapi tak satu dari mereka melihat kesedihan dimataku, aku selalu tersenyum bahkan saat mereka menghinaku aku mencoba untuk tetap membuat hinaan itu angin berlalu bagiku walau aku selalu memikirkanya.

Setiap malam, air mata yang melegakanku, tak ada kasih sedikitpun, tak ada tempat curahan.

"Tak ada sedikit pun"

Selama ini tak ada yang pernah tau siapa aku sebenarnya, bagaimana diriku sebenarnya, tingkah konyolku hanya untuk menutupi ataupun menghalangi air mataku saja saat mereka tak pernah menganggapku memiliki perasaan.

Saat ini aku hanya membutuhkan sosok yang kuidamkan, kuimpikan dan khayalan indah yang kudambakan.

VOTE+COMMENT

ForgottenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang