Aku ingat pada keramaian itu, menikmati keramaian itu dengan kesibukan kita saling mendekat.
Keramain itu membuat aku dan kau bekerja dalam emosi tinggi sehingga amarah ku dan kau menjadi candaan yang tanpa tersadari dan aku sadar saat seperti ini seharusnya aku menghindar untuk menolak datangnya rasa yang berujung terabaikan.
Aku tak ingin merusak hubunganmu denganya karena rasa nyaman yang tiba-tiba menyeruak dalam benakku. Tanpa sadar pun mataku dan tanganku tertuju pada jarimu yang luka tetapi kau menghindar dari tanganku dan itu rasa sakit tersendiri bagiku, jarak kita jauh karna aku yang memulai jauh darimu.
Sekarang adalah bulan ke 10 kita menghindar hingga saat ini kita dipertemukan kembali tetapi hanya saling menatap tanpa senyum, hanya tatapan angkuh yang kau berikan dan aku hanya menatap sakit terdiam.
"Sebegitu bencinyakah kau, karna aku menghindar?"