Baekhyun berhasil menenangkan dirinya setelah menyelesaikan keributan di kantor. Hampir saja perusahaannya rugi miliaran karena salah input.
Baekhyun sengaja pergi untuk menenangkan hatinya. Baekhyun berkunjung ke sebuah restoran Italia dan mengambil duduk di tempat langganannya.
Restoran itu adalah tempat favorit Baekhyun dan Jeehi semasa pacaran. Mereka bisa kembali tiga kali dalam seminggu hanya untuk menyicipi makanan favorit Jeehi—pasta pesto yang rasanya getir di lidah Baekhyun.
Di tengah makan siangnya, Baekhyun merasakan seseorang menepuk pundaknya.
Pria itu tertawa pelan setelah mendapati Baekhyun hampir tersedak.
"Boleh bergabung? Makan siang sendirian tidak asik." Pria itu memanggil pelayan dan memesan tanpa persetujuan Baekhyun.
"Siapa yang bilang kamu boleh makan bersamaku?"
"Jangan terlalu berlebihan. Ini hanya makan siang. Anggap makan siang ini adalah pertemuan kerja—pasti kamu sanggup melihat wajahku."
Baekhyun menggerutu dalam hati. "Aku tidak bisa. Terlalu banyak hal yang mengingatkan istriku."
"Ara?"
Baekhyun menggeleng. "Jeehi."
Pria itu malah tertawa lepas. "Sepertinya kamu tidak akan move on dalam waktu dekat.. Kamu tidak pernah memikirkan perasaan Ara huh?"
"Baiklah, Chanyeol. Aku tidak bisa melihat wajahmu di restoran favorit kami. Aku tidak butuh diingatkan masa getir pernikahan kami." Baekhyun mengaduk makanannya tidak enak.
Masa kelam yang Baekhyun harap bisa lepas dari memorinya—Kecurigaan Baekhyun menaih setelah dua tahun pernikahan. Jeehi mulai sering keluar malam dan akan marah jika Baekhyun tanya tujuannya.
Di suatu malam, Baekhyun memutuskan untuk menguntit Jeehi karena hatinya tak lagi mampu menahan rasa curiganya.
Baekhyun tertegun ketika menemukan Jeehi dan Chanyeol di seberang pengelihatannya. Baekhyun tidak pergi dari sana, pria itu menempelkan telinganya pada pembicaraan mereka yang begitu mengejutkan.
Aku menyukaimu, Kak Chanyeol.
Menjadi pria paling bodoh sedunia, Baekhyun tak ambil tindakan setelah mengetahui isterinya menyukai pria lain. Seberapa besar keinginan Baekhyun untuk marah, motorik emosinya tidak bisa tersampaikan dengan baik, seperti ia terlalu takut untuk kehilangan Jeehi.
Baekhyun merasa kecewa pada dirinya sendiri karena tidak dapat membahagiakan Jeehi, sampai Jeehi bisa berpaling darinya.
"Astaga.." Kepala Chanyeol mendadak pening setiap diingatkan masalah dulu. "Aku tidak menyukainya apalagi menggodanya, karena aku menghormatimu."
Baekhyun mendecih tak percaya. Sampai kapanpun ia tidak akan percaya omongan pria bertelinga besar di depannya.
x
Baekhyun menemukan Ara mengumbar senyum indahnya. Wanita itu kemudian berlari kecil ke arah Baekhyun. "Selamat malam."
Baekhyun tidak repot menjawab. Ia hanya menangguk dan langsung pergi.
Baekhyun merendam pikirannya dalam air hangat selama satu jam penuh dan berharap peningnya akan segera hilang.
Untung saja Ara mengetuk pintu dan membangunkan Baekhyun dari tidurnya, jika tidak—mungkin Baekhyun akan demam di keesokan pagi.
Baekhyun keluar untuk menemukan Ara menunggu di dengan secangkir minuman hangat.
"Sudah selesai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER
Fanfiction"Aku istrimu! Nona Jeehi sudah meninggal!" Tamparan keras melayang di atas pipinya. "Jaga mulut kotormu, Ara." "Jangan sentuh aku, monster!" Ara memegangi pipi merahnya dengan perasaan menggondok. "Monster?" Baekhyun melirik tajam seraya meraba bagi...