Ara menghempakan kakinya sebal saat kembali. Sungguh, sekarang sudah lebih dari lima belas menit dan Baekhyun belum kunjung mencarinya.
"Selamat sore, Nyonya Byun. Hotel kami menawarkan makan malam hidangan laut. Kami memiliki chef dari empat negara. Apakah Nyonya ingin reservasi?"
Ara tidak berpikir dua kali untuk makan malam di restoran hotel. Apa lagi yang ia butuh untuk mengobati gondok di hatinya selain makan hidangan favoritnya?
Ara duduk di pojok ruangan kali itu—entah kenapa ia tidak ingin berdiri di tengah keramaian, padahal sedang ada artis papan atas mengisi acara makan malam di hadapannya.
Baekhyun benar-benar meracau pikirannya.
Ara mengindahkan telepon Baekhyun yang mulai terjadi semenit belakangan. Ara pikir ia tidak akan menjawab panggilan suaminya sampai hatinya puas. Sesekali pula Ara sengaja menolak panggilannya dan tersenyum menang setelahnya.
Seorang pelayan mengucapkan izinnya, "Maaf mengganggu malam indah Nyonya. Suami anda menuntut untuk berbicara secepatnya."
"Aku tidak berkenan." Ara mengabaikan permintaan Baekhyun dengan mendalih membayar tagihan makanan.
Di sisi lain, Baekhyun terlihat sangat panik ketika tidak menemukan isterinya. Telepon tak pernah diangkat—seakan tidak puas, Baekhyun menghubungi polisi untuk membantu mencari keberadaan isterinya. Hati Baekhyun tidak bisa lebih lega saat mendengar isterinya sedang makan malam di restoran hotel.
Baekhyun menaruh kantung belanjaan milik Ara untuk ditaruh di kamar mereka. Setelah dapat lokasi Ara, Baekhyun menghampiri Ara yang sedang duduk termangu di pinggir ruangan.
Ara membulatkan matanya dan mencoba kabur namun tangan Baekhyun terlalu cepat menangkap lengannya masuk ke kamar untuk mencari kesunyian yang mereka butuhkan.
"Apa masalahmu?" Ara mengusap lengannya yang ditarik Baekhyun.
"Astaga! Demi Tuhan aku hampir mati saat tidak menemukanmu di sisiku!" Baekhyun menggerutu dengan suara yang cukup keras.
"Kamu berbincang dengan wanita itu sampai mengabaikanku! Kamu bahkan tidak sadar saat aku pergi!" Ara memukul lengan Baekhyun.
"Kamu dan emosimu! Aku tidak tahan!" Baekhyun bernafas lebih panjang—berharap emosinya bisa stabil. "Apa yang kamu pikirkan saat meninggalkanku di sana?"
"Dasar suami tidak benar! Kamu yang buat kesalahan dan sekarang kamu yang menyalahkanku!"
Baekhyun mendekapnya dalam. "Kamu membuatku sangat khawatir, Ara." Baekhyun jamin ia tidak akan lagi mengizinkan Ara melepas tangannya saat mereka berpergian.
"Omong kosong."
Kemudian Ara terdiam ketika melihat genangan air membendung di bawah kelopak suaminya.
"Kenapa kamu menangis?"
Jujur, Ara sedikit tersentak.
"Aku tidak tahu harus menjelaskan apa, karena aku tahu aku salah. Jika kamu marah karena wanita yang membuatku lupa—kami tidak punya hubungan yang perlu kamu curigai."
Baekhyun menjelaskan hubungannya dengan si perempuan setelah mereka merajuk. Baekhyun menjelaskan jika perempuan tadi adalah sepupunya yang tinggal di Amerika selama puluhan tahun.
Baekhyun pula menyebutkan singkat penyebab kenapa sepupunya tidak pernah kembali ke Korea—nyatanya hubungan ayah Baekhyun dan adiknya tidak pernah akur karena perebutan warisan kala lalu.
Ara lega mendengar penjelasan Baekhyun, kemudian mengucapkan maaf karena telah merepotkannya.
"Aku ingin menyaksikan penampilan mereka!" Ara dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER
Fanfiction"Aku istrimu! Nona Jeehi sudah meninggal!" Tamparan keras melayang di atas pipinya. "Jaga mulut kotormu, Ara." "Jangan sentuh aku, monster!" Ara memegangi pipi merahnya dengan perasaan menggondok. "Monster?" Baekhyun melirik tajam seraya meraba bagi...