13

10.9K 1K 1
                                    

Setelah berjuang melepaskan tangan Baekhyun dari lengannya, Ara keluar kamar dengan membanting pintu.

Baekhyun merepotkan dirinya dengan mengejar Ara dan menahannya pergi. "Jangan berpaling saat aku bicara." Baekhyun benci jika ada orang yang mengalihkan pandangan saat ia bicara.

Tertangkap basah sedang memuaskan nafsunya adalah hal paling memalukan yang pernah Ara alami.

Ara menatap Baekhyun dan membiarkan Baekhyun menerawang perasaannya lewat mata.

"Bisakah kamu membaca apa yang ada di pikiranku, Tuan Byun?"

Baekhyun tidak mengerti pikiran Ara. Ara tidak seperti wanita lain yang pemikirannya cukup simpel.

"Ara, talk to me."

Ara berhasil memojokkan pria keras kepala itu. Baekhyun terdiam bisu. "Katakan Tuan Byun.. Apa kamu tertarik padaku?" Ara menatap mata pria itu kosong.

Kerongkongan Baekhyun mendadak terasa kering dan getir.

Baekhyun tak membalas dan Ara mulai tidak sabar. "Hm? Katakan sekarang Tuan By-"

Baekhyun menyingkirkan pikirannya tentang Jeehi dan mementingkan egonya. Semua perasaan yang ia tahan akan terungkap malam itu.

Baekhyun mencium bibir merah jambu itu dengan geram. Bibir Baekhyun tidak pernah lepaskan dari bibir memabukkan milik Ara. Baekhyun menyelipkan tangannya dan meninggalkannya di pinggang kecil milik Ara.

Baekhyun menangkap Ara dan membawanya aktifitas mereka kembali ke kamar saat Ara sekilas melihat Ibu Sora tak sengaja menangkap aktivitas mesum mereka. Ara mencoba melepas tautan mereka, tapi Baekhyun tidak peduli.

Baekhyun berjanji tidak akan mundur malam itu. Ia akan menghabiskan malamnya bersama Ara.

Baekhyun melepas celananya dan membiarkan apa yang biasanya tertutup menjadi telanjang dalam netra keduanya.

Ketakutan Ara terasa saat ia memikirkan bagaimana milik Baekhyun bisa masuk ke dalamnya yang masih perawan, bahkan Ara sempat berniat untuk memecahkan kelenjar perawan itu sebelum semuanya terlambat.

Baekhyun mendapati wajah Ara yang panik. "Kenapa?"

"Tidak apa.."

"Jangan terlalu banyak berpikir." Baekhyun mengecup Ara yang kaku. "Nikmati saja."

Baekhyun benar.

Ara harus lebih tenang dalam melakukan aktifitas mereka, lagipula Ara yang memintanya paling pertama.

Ara membawa mulutnya untuk mengulum Baekhyun di atas lidahnya. Rongga mulutnya makin memanaskan sesi mereka saat Ara merasakan milik Baekhyun mulai mengkaku di bawah pengaruhnya.

Baekhyun mengecup Ara dan tersenyum sebelum mengeksplorasi bagian yang tidak pernah ia sentuh sebelumnya.

"Hhmm.." Ara tidak menahan desahannya dari mulutnya.

Ara akui—jika dibandingkan pengalaman keduanya, Ara tidak bisa bertanding dengan Baekhyun di atas tempat tidur.

Pipi Ara memerah seraya ia mengalami pelepasan pertama yang Baekhyun berikan padanya. Ara menutupi wajahnya tapi Baekhyun langsung menepisnya lembut. "Jangan menutup dirimu." Baekhyun mengecup Ara.

Baekhyun mendapat izin untuk melanjutkan aktifitas mereka.

"Lakukan saja." Ara mengangguk.

Baekhyun masuk ke dalam Ara yang tertinggal terkejut. Wajah Ara yang terkejut langsung terganti dengan raut menahan sakit luar biasa yang tak dapat ia jelaskan.

Baekhyun melirik ke bawahnya saat ia menemukan bercak merah di antara mereka diikuti air mata yang mengguap di mata Ara. Baekhyun melepaskan tautan mereka dan melihat Ara dengan penuh khawatir.

Baekhyun bersumpah ia tidak pernah menanggap serius penyataan Ara soal keperawanan. "Ara.. Maaf-.." Suara Baekhyun serak.

Baekhyun memeluk Ara sendu dengan rasa bersalah yang amat menyelimuti hatinya. Ia merasa seperti pria jahat yang merusak identitas wanita luguh di depannya.

"Aku minta maaf." Baekhyun tidak melepas pelukan mereka sebelum Ara memintanya. "Aku tidak tahu kalau k-kamu benar masih pe-perawan.."

"Kenapa? Kamu malu?" Ara merotasi matanya sebelum mencoba lolos dari hadapan Baekhyun.

"Astaga Ara! Kamu dengan emosimu!" Baekhyun mengacak rambutnya frustasi.

Baekhyun menatap Ara tajam. "Jika saja aku tahu kalau kamu masih perawan, aku akan lebih berhati-hati."

"Bukankah aku pernah mengaku sebelumnya?"

Baekhyun menggerang. "Memang! Tidak tahu kenapa aku tidak mempercayainya!" Baekhyun menderu kesal pada dirinya sendiri. "Itu membuatku seperti pria brengsek. Aku tidak tahu kalau kamu ternyata benar-benar masih perawan."

Baekhyun menjelaskan alasannya panjang sekali dan berulang-ulang sampai Ara mengerti maksudnya.

"Siapa yang kira? Kamu dan Sehun-"

Ara memotong kalimat Baekhyun sebelum pria itu menyelesaikannya. "Aku tidak ingin membahasnya."

"Maaf.." Mungkin malam itu Baekhyun mengucapkan maaf keseribu kalinya. "Maafkan aku, Ara."

Ketulusan itu terpancar di mata Baekhyun dan Ara tidak punya pilihan selain tersenyum. "Maafkan aku juga."

Perdebatan itu selesai begitu saja dari keinginan keduanya. Suasana hati untuk kembali melakukannya sudah hilang, terlebih Baekhyun tidak berani menyentuh Ara setelah apa yang terjadi.

Baekhyun memeluk Ara di pinggangnya. "Aku selalu suka wangi tubuhmu." Baekhyun menarik aroma Ara dalam.

"Sejak kapan kamu suka memuji?"

"Kenapa? Aku salah bilang itu?"

Ara menutupi wajahnya malu.

Baekhyun tertawa lepas dengan bibir tipisnya. "Satu hal yang harus kamu tahu tentangku—aku tidak pernah berbohong. Seharusnya kamu bangga saat aku puji. Aku jarang memuji orang."

Ara merotasi matanya. "Baiklah, terima kasih atas pujiannya, Tuan Byun."

Kenapa saat Baekhyun baik, Ara malah meringis karena gombalannya.

"Iya, aku tahu.." Ara tersenyum parau.

"Di dalam otakmu hanya ada keraguan." Baekhyun menyentil lembut dahi Ara. "Apa yang mengganggu pikiranmu?"

Ara berpikir keras sebelum menjawab. "Aku tidak pernah hidup dengan pilihan. Aku rasa itu bisa menjelaskan sebagian besar kesedihanku.."

"Aku tidak akan memaksa jika kamu tidak ingin bercerita.." Baekhyun mengecup bibir Ara singkat.

"Aku bertahan di pernikahanku karena aku sangat mencintai Sehun, tapi cinta yang Sehun berikan padaku bukan sesuatu yang tulus seperti sepasang kekasih."

Ara membuka mulutnya. "A-aku menyerah untuk hubunganku dengan Sehun, karena aku tahu sebesar apapun aku memaksanya, ia tidak akan pernah melihatku seperti seseorang yang menarik di matanya."

Ara melanjutkan. "Sehun punya kekasih saat kami bersama, tapi aku tidak pernah benci kekasihnya, karena aku pikir orang itu adalah sumber kebahagiaan Sehun selama hidupnya."

Banyak sekali kepedihan yang tidak dapat Ara jelaskan pada Baekhyun, membuatnya merasa bersalah sudah menaruh Ara di tempat yang lebih buruk saat Ara sendiri sudah punya banyak masalah.

Baekhyun menenggelamkan wajahnya pada Ara. "Maaf.." Baekhyun berbisik. Baekhyun menyesal dan tulus ingin menebus semua kesalahannya apapun yang terjadi.

Maafkan, Jeehi. Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang