1

21K 1.6K 210
                                    

"Ara!" Suara bass Ayah mendengung sampai ke kamarnya. Ara mendesis pelan dalam nafasnya, "Astaga." sambil menggosok telinganya yang hampir pecah karena suara Ayahnya.

Ara buru-buru mengoleskan setuhan terakhir pada bibirnya sebelum memeriksa ulang penampilannya di depan kaca.

Tiga jam Ara buang hanya untuk menentukan pakaiannya. Di pertemuan pertama Ara dengan calon suaminya, setidaknya Ara harus memberikan kesan terbaik bukan?

Ibunya muncul di balik pintu mengintip Ara. Ara yang menyadari kehadiran Ibu dari pantulan kaca langsung membungkuk. "Ibu."

"Sudah siap?" Tanya Ibu dengan lembut.

Ara mengangguk tanpa suara.

Ibu mengusap rambut panjang Ara. "Ara, jangan lupa untuk selalu menjaga sikap saat makan malam."

"Jangan khawatir." Ara memberikan senyuman keseribu kali untuk meyakinkan Ibu. Ibu dan Ayah terlalu mengkhawatirkan yang tidak-tidak.

"Apa dia sudah disini?" Ara mengambil tas kecil yang sudah ia siapkan di atas tempat tidur.

Ibu mendesis kesal, "Dia? Kamu serius baru saja memanggilnya dia?"

"Maaf.. Apa beliau sudah datang?" Ara membenarkan bahasanya.

Ibu menghela nafas, "Di bawah bersama Ayah."

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk Ara membuka hatinya kembali setelah dua tahun ditinggalkan oleh mantan suaminya yang meninggal, Oh Sehun.

Saat Sehun dinyatakan meninggal dunia, Ara tidak pernah merasa sangat terpukul dalam hidupnya. Ia menangisi kepergian Sehun selama bertahun-tahun penuh, walaupun pernikahan mereka tidak berlalu baik.

Sehun lebih sering membawa pacarnya ke rumah daripada menghabiskan waktu bersama Ara. Namun, Ara tidak pernah benci pacar Sehun, bahkan sampai sekarang Ara masih suka bertemu dengan kekasihnya.

Kim Jongin.

Nama pacar Sehun.

Awal pernikahan itu memang sudah membuat Ara curiga, tapi ia memutuskan untuk bersikap cuek.

Tak lama Sehun menutupinya, akhirnya pengakuan itu pun terucap. Semenjak pengakuan Sehun, Ara dipaksa merelakan suaminya bersama pria lain.

Jongin lebih sering menginap di rumah, karena hubungan mereka yang dianggap terlarang dan tabu.

Ara sangat mencintai Sehun lebih dari yang semua orang tahu, bahkan mungkin Sehun sendiri tak tahu seberapa besar cinta dan seberapa banyak air mata yang ia teteskan saat mendengar suaminya dan orang lain bercumbu.

Dengan hidup yang selalu menyeret Ara ke bawah, ia selalu tabah dan tegar menghadapi ujian di hidupnya.

Ara menjalani pernikahan mereka dengan ikhlas dan selalu berdoa agar Sehun kembali padanya dan memutuskan hubungannya dengan Jongin, namun sampai ajal menjemput, Sehun tidak pernah kembali padanya.

Ara dan Ibunya turun bersebelahan menggandeng lengan.

Saat mata Ayah dan Ibu bertemu, Ayah langsung berdiri dan diikuti oleh pria di sebelahnya. Pria itu menoleh dan membuat mata kami berpercik.

Pria itu definisi indah: wajah simetris dengan bibir tipis yang ideal. Rambutnya terbelah rapih dan halus. Setelan biru yang ia kenakan begitu mewah dan mahal, mungkin harga jas itu lebih mahal dari penghasilan Ara selama dua bulan penuh.

Melihat warna pakaian mereka sangat kontras, Ara mengutuk dirinya karena tidak memilih warna yang lebih netral.

"Ara, perkenalkan calon suamimu, Tuan Byun Baekhyun." Penyebab Ayah memanggilnya Tuan—karena Ayah begitu mengagumi Baekhyun layaknya ia seorang dewa. Sekarang Ara mengerti kenapa Ayah selalu membanggakan pria itu setiap saat.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang