21

7.9K 961 33
                                    

Ara makin sering mengeluh hal tak lazim pada suaminya, seperti makan nangka di tengah malam sampai pergi ke rumah hantu. Emosi Ara juga sulit dikontrol. Ia sering marah tanpa alasan.

Selain suasana hati yang sering berubah, Ara makan lebih banyak dari biasanya, padahal Baekhyun tak pernah melihat wanita itu makan lebih dari enam sendok.

Di suatu pagi, Ara membangunkan Baekhyun secara brutal dengan memukul perut Baekhyun seperti gedang.

Baekhyun mengerinyit. "Astaga.." Baekhyun dengan suara serak.

"Aku ingin naik bianglala!"

Baekhyun melirik Ara dalam setelannya. "Sekarang?"

Ara merotasi matanya. "Kamu tidak pernah mengajakku pergi, jadi aku yang mengajakmu pergi."

Tanpa persetujuan Baekhyun, Ara mendorong Baekhyun untuk bersiap sementara wanita itu menjelajahi internet untuk mencari tahu taman rekreasi terdekat dari rumah mereka.

Saat sedang serunya menjelajah, tiba-tiba sebuah pesan dari orang yang tidak dikenal masuk ke ponselnya.

Unknown: Ara..

Ara: Ini siapa?

Unknown: Pria kemarin yang menunggumu di lorong nomor tiga belas.

Unknown: Aku pikir pesanku jelas. Aku memintamu untuk menemuiku sendirian. Aku tidak ingin melihat wajah Baekhyun.

Ara: Aku tidak tahu Baekhyun ada di belakangku. Aku akan menemuimu sendiri.

Unknown: Hmm.. Menarik. Temui aku besok di taman pusat kota pada jam dua belas tepat.

Ara: Tidak bisa.. Aku bekerja.

Unknown: Aku rasa Tuan Park akan mengerti urusan penting kita. Sampai jumpa, Angel.

Angel..?

x

Sehun—sosok yang cukup disegani karena ketampanan dan kecerdasannya, sedangkan Ara hanya gadis yang selalu menghidar dari perhatian dan keramaian.

Seberapa sering Ara menghindar, tetap saja banyak pria yang menggodanya. Entahlah, mungkin menggoda atau mungkin juga mengejek.

Tak jarang sekelompok gadis datang untuk mengintimidasi Ara.

Suatu saat sekelompok gadis populer itu mempermalukan Ara dengan melempar makanan ke arahnya. Mereka terlihat sangat bahagia setelah mempermalukan Ara di depan publik.

Kebahagian di wajah plastik mereka tak bertahan lama setelah seorang pria menghampiri. "Kamu pergi, gadis peracau."

"Kamu membela gadis kampung seperti dia?"

"Gadis yang kamu bilang murahan itu adalah pacarku. Jangan pernah ganggu dia lagi. Mengerti?" Pria itu berbisik dengan nada mengancam.

Pria berbahu besar itu duduk di sebelah Ara dan menghela nafas panjang. "Kenapa kamu membiarkan manusia itu menyiksamu?"

"A-a—"

Pria yang sampai saat itu belum Ara tahu namanya tertawa lepas dan menemani Ara makan siang, bahkan pria itu mengantar Ara sampai ke depan kelas.

"Sebut namaku saat mereka mencoba lagi padamu."

Ara menoleh dengan bingung. "Aku tidak tahu nama Kakak.."

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang