Chanyeol membulatkan matanya penuh saat bibirnya tersapu lembut oleh milik Ara. Chanyeol dibuat begitu tertegun hingga tak berpikir lurus saat bibir Ara mencoba beradu dengannya.
"Ara.." Chanyeol melepas pautan mereka. Chanyeol merasa keganjalan timbul di hatinya. "Kamu tidak perlu melakukannya."
Chanyeol yakin Ara menciumnya karena merasa bersalah, bukan karena hatinya pada Chanyeol.
Chanyeol tidak ingin memaksakan hati yang bukan miliknya. Selama ini Chanyeol selalu menahan dirinya untuk menyentuh Ara.
Ara bernafas panjang. "Aku tidak melakukannya untukmu. Aku melakukannya untuk diriku sendiri."
Mungkin ada sedikit kebohongan.
Hari itu begitu intens untuk Ara cerna. Ara ingin melupakan hidup sejenak.
"Ini bukan apa yang aku janjikan padamu." Chanyeol memperhatikan Ara dan mendeham. "Bukan ini.." Chanyeol sebisa mungkin menutupi mata gelapnya.
"Kamu berjanji akan memenuhi segala kebutuhanku. Aku butuh ini." Ara bicara tegas.
Chanyeol menghela nafasnya panjang. Ara tidak punya ide seberapa keras ia menahan keinginannya.
Chanyeol benci perasaan itu. Perasaan sensual dan bersalah dicampur jadi satu. Bagaimana pun Baekhyun pernah jadi temannya, walaupun keadaannya begitu berbeda sekarang.
Chanyeol mencium Ara dan menaruh tangannya di tiap sisi badan Ara—menopangnya.
Chanyeol mengulas bibirnya lembut pada tengkuk lehernya untuk membuat Ara mengeluarkan desahan tak sadar.
Ara mendapatkan adrenalin itu menendang nadinya. Ara meremas rambut Chanyeol lembut yang sedang sibuk melakukan aktivitasnya.
Chanyeol menggerang di bawah sihir Ara seraya tangannya mulai membuka ikat pinggang Chanyeol sebelum Chanyeol menghentikan wanita gila itu.
"Ara." Chanyeol mendesah kehabisan nafas. "Kita tidak bis-" Chanyeol menahan tangan Ara yang mencoba memegangnya.
Ara menarik tangan Chanyeol masuk ke dalam kamar setelah ia sadar perbuatan mesum mereka sudah diketahui oleh penjaga rumah.
Ara membuka pahanya untuk Chanyeol goda, tapi pria itu langsung membuang mata dan menutup paha Ara kembali. "Jangan." Chanyeol tidak pernah begitu terkejut melihat Ara seperti itu.
"Aku menginginkannya.." Ara merengek.
"Aku tahu.."
Ara menarik lengan Chanyeol lembut. "Lalu? Apa yang kamu tunggu?"
"Bagaimana perasaanmu untukku?" Chanyeol tidak ingin punya hubungan hanya sebagai pelepas nafsu.
"Tentu saja aku menyayangimu."
"Bukan seperti itu. Apa kamu mencintaiku?" Chanyeol menekankan.
Ara terdiam di tempatnya memperhatikan Chanyeol yang menunggu jawabannya. Chanyeol yakin Ara punya rasa untuknya setelah apa yang ia lakukan, tapi nyatanya—Ara tidak mencintainya.
Rasa yang Ara limpahkan timbul karena rasa depresi melupakan Baekhyun.
"Tidak perlu dijawab." Chanyeol mengusap permukaaan kepala Ara. "Lets take things slow and figure this thing out together." Chanyeol mengecup kening Ara.
Chanyeol bersedia menunggu cinta Ara selama apapun. Chanyeol yakin Ara bisa belajar untuk mencintainya dengan cara yang tepat, bukan karena aktifitas seksual mereka.
x
Seorang wanita tua berjalan di tengah kebunnya menggunakan kacamata hitam berlagak seperti ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER
Fanfiction"Aku istrimu! Nona Jeehi sudah meninggal!" Tamparan keras melayang di atas pipinya. "Jaga mulut kotormu, Ara." "Jangan sentuh aku, monster!" Ara memegangi pipi merahnya dengan perasaan menggondok. "Monster?" Baekhyun melirik tajam seraya meraba bagi...