46

5.1K 614 32
                                    

Chanyeol tidak kembali ke kantor setelah pertemuannya dengan Ara. Sepanjang perjalanan pulang, ia tidak bisa menutupi kekecewaannya.

Chanyeol duduk membuka pintu kaca menuju teras dan membiarkan angin malam menelaah hatinya.

Chanyeol ditemani sebungkus rokok dengan sebotol minuman keras berdampingan.

Mabuk tidak membuat Chanyeol lupa Ara. Sosok Ara malah makin jelas menempel di pikirannya.

Siapa yang kira akan berakhir seperti ini?

Kenapa Ara? Kenapa Chanyeol harus jatuh cinta pada Ara?

Awalnya, Chanyeol tidak tertarik sama sekali. Chanyeol lebih terguncang pada kenyataan bahwa Baekhyun mengizinkan isterinya bekerja untuknya.

Penyebab Chanyeol menerima Ara tanpa berpikir lebih— berharap hubungannya dengan Baekhyun akan membaik.

Sekarang semuanya terasa begitu munafik. Chanyeol telah mencintai wanita yang seharusnya tidak ia ganggu.

Rokok dan minuman terkonsumsi habis tiap detiknya. Pikirannya tidak jernih dan hatinya mulai kelu.

"Bangsat, aku minum terlalu banyak." Chanyeol bergumam pelan.

"Jangan mengumpat." Chanyeol tak repot membalik badan ketika mendengar suara familiar itu.

Chanyeol hampir menepuk lengan yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Hmm aku suka Chanyeol yang mabuk." Bora mengelus dada bidang Chanyeol sensual—mungkin berharap timbul friksi di antara mereka.

Hati Chanyeol pasrah. Chanyeol akan membiarkan Bora mendapat apa yang ia mau malam itu.

Setelah beberapa menit Bora mengodanya, Chanyeol tidak kunjung merasakan apa yang sudah Bora rasakan malam itu.

Bora duduk di antara Chanyeol dan mendekap wajah Chanyeol dengan kedua tangannya sebelum mengecup bibir Chanyeol selembut mungkin.

"Selesaikan apa yang kamu inginkan." Perintah Chanyeol dingin.

Bora tidak menunggu lama untuk menempelkan bibir mereka kembali. Hati Bora berdegup gembira—menyadari Chanyeol mulai membuka hatinya sampai ia tidak menyadari bahwa Chanyeol tidak pernah menyentuh atau menciumnya kembali.

Chanyeol hanya mematung di tempatnya tanpa emosi.

Bora yang mulai sadar—langsung memperlambat temponya sampai akhirnya berhenti.

"Sudah puas?" Tanya Chanyeol dingin setelah Bora selesai menciumnya.

Bora mengerutkan dahinya bingung. "Kenapa tidak menciumku?"

"Aku tidak suka." Chanyeol baru tahu rasanya dicium wanita yang tidak ia sukai sama sekali. Chanyeol akan bertaruh apa saja untuk Bora tidak menciumnya lagi. "Kamu terlalu depresi ingin mendapatkanku. Bukan begitu?" Chanyeol terkukuh percaya diri. "Jangan suka memanfaatkan keadaan. Jika kamu pikir aku akan lebih mudah didekati dalam keadaan mabuk, berarti kamu salah besar. Buktinya aku tidak tertarik padamu dalam kondisi mabuk berat sekalipun." Chanyeol menekankan beberapa kata yang membuat penyataannya makin menusuk hati Bora.

"Kamu—!"

"Aku bukan orang yang tepat untukmu.."

"Ta-tapi! Kamu yang terbaik untukku!" Bora mengepalkan tangannya kesal. "Apa ini ulah sekretaris sialan itu?!"

Chanyeol menggeleng tenang. "Ini bukan tentang Ara."

Ini memang bukan karena Ara. Sejak pertama kali pun Chanyeol memang tidak meyukai Bora, bukan karena ia tidak mencoba membuka hati.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang