Mungkin Ara bodoh saat memutuskan untuk bertemu si penguntit, tapi rasa penasaran sudah mencapai ubunnya.
Ara mencari alasan yang bisa Chanyeol percaya untuk bertemu si penguntit misterius. Ara beralasan sakit saat ditanya oleh atasannya.
"Butuh aku antar pulang?"
Ara membulatkan matanya penuh. "Ti-tidak perlu! Aku bisa pulang sendiri.."
Chanyeol terdiam lalu mengangguk dan mengizinkan Ara untuk bekerja setengah hari.
Ara menghembuskan nafas lega. Berbohong pada Chanyeol tidak membuat perasaan Ara baik, tapi langkahnya makin tajam mendekat taman pusat kota dimana pertemuan itu dijanjikan.
Ara menunggu kedatangannya hampir satu jam penuh, tapi sampai saat itu tak ada yang menunjukkan batang hidungnya.
Ara: Apa kita akan bertemu? Aku sudah sampai dari jam dua belas.
Unknown: Aku juga sudah sampai sejak jam dua belas. Nyonya Byun.. Aku tidak akan bertemu denganmu jika ada orang lain yang mengikuti.
Ara mengerutkan dahinya bingung. Ara tidak membawa, mengajak, terlebih memberitahu orang lain tentang pertemuan mereka.
Ara: Aku tidak tahu apa yang kamu maksudkan.
Unknown: Arah jam empat.
Ara menemukan Chanyeol berdiri di bawah pohon dengan raut wajah yang tidak bisa Ara jelaskan. Saat mata mereka bertemu, Chanyeol sengaja mendekatkan diri. "Sudah sembuh?"
"Tuan Park?" Ara membeku di tempatnya. Ara tidak yakin apa yang Chanyeol pikirkan saat itu, mungkin saja Chanyeol akan memecatnya.
"Aku rasa kamu sudah sembuh." Chanyeol sarkas.
"A-a.." Ara mengunci tangannya sampai mati rasa.
Chanyeol sempat curiga saat Ara memberikan alasan konyol untuk bisa pulang lebih awal. Ara adalah wanita yang gigih, sekalipun sakit ia tidak pernah mengeluh. Jika Ara memberikan alasan seperti 'diminta Baekhyun pulang cepat', mungkin Chanyeol akan lebih percaya.
"Simpan saja. Aku tidak butuh penjelasanmu." Chanyeol membalikkan badan sebelum Ara menahannya pergi.
"Aku mohon.. Tolonglah mengerti."
"Maksudmu aku perlu memaklumi kebohonganmu?"
"Aku berjanji akan menjelaskannya saat semuanya selesai. Tunggu dan percaya padaku, Tuan Chanyeol."
Cara lidah Ara menyebutkan namanya sempat membuat bulu kuduk Chanyeol merinding. Chanyeol pergi setelah Ara meyakinkan untuk tidak mengkhawatirkannya.
Ara meraih ponselnya dan mendapati si penguntit mengirimkan pesan padanya.
Unknown: Lihat ke arah jam tujuh dan temui aku. Kamu pasti tahu aku.
Mata Ara langsung jatuh pada pria tinggi berkulit agak gelap dengan senyuman indah di bibirnya.
"Kak Jongin?" Ara malah ragu setelah melihat Jongin.
"Ar-" Jongin melangkah namun Ara cepat mengambil langkah ke belakang.
"Aku mengerti perasaanmu. Aku bisa jelaskan semuanya! Kamu hanya harus ikut denganku.." Jongin membuka tangannya untuk Ara raih, sayangnya wanita itu masih belum percaya. "Cepatlah! Aku kesini bukan untuk buang waktu." Jongin sedikit menggerutu.
Jongin meraih pundak Ara dan mendekapnya di kedua tangan. "Aku akan menunjukkanmu hal yang sangat penting. Bukankah aku selalu mengingatkanmu untuk percayalah padaku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/134195948-288-k482023.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER
Fiksi Penggemar"Aku istrimu! Nona Jeehi sudah meninggal!" Tamparan keras melayang di atas pipinya. "Jaga mulut kotormu, Ara." "Jangan sentuh aku, monster!" Ara memegangi pipi merahnya dengan perasaan menggondok. "Monster?" Baekhyun melirik tajam seraya meraba bagi...