Agenda nomor satu yang harus Ara lakukan adalah mengganti nomer telepon. Ara berani bertaruh—hal pertama yang akan Baekhyun lakukan adalah melacaknya lewat jaringan.
Ara menjual ponselnya tanpa negosiasi. Ia pikir tidak ada waktu lagi untuk negosiasi sebelum Baekhyun datang menemukannya.
Ara menjatuhkan pilihannya pada restoran cepat saji di dekat sana. Ara menoleh ketika mendengar segerombol remaja muda bergossip terlalu berisik.
"Tampan sekali!" Gadis berambut cokelat meggulung tangannya di depan dada.
"Sayang sekali dia sudah bertunangan."
Ara sebenarnya tidak peduli tapi kalimat mereka selanjutnya seketika menarik perhatiannya.
"Aku dengar Park Chanyeol itu pria yang sangat baik di kehidupan nyata." Gadis berambut pendek itu melanjutkan. "Ayahku pernah jadi mitra kerjanya."
"Serius? Wanita itu sangat beruntung.."
Jelas saja berita pertunangan mereka seharusnya jadi berita yang membahagiakan, tapi kenapa tiba-tiba hatinya terasa gerah setelah mendengar berita pertunangan mereka?
x
Baekhyun pergi mencari bantuan untuk mencari keberadaan isterinya. Ia telah melapor ke polisi setempat dan pula menyewa detektif partekelir.
Baekhyun pergi setelah mendapatkan lokasi terakhir ponsel Ara. Baekhyun sempat bingung ketika menemukan sebuah toko ponsel di depannya.
"Ada yang bisa aku bantu?" Pemilik toko menyambut Baekhyun dengan ramah.
Baekhyun mengangguk. "Aku mecari seorang wanita yang tadi berkunjung.."
Si pemilik tua itu berpikir keras. "Siapa?"
Baekhyun mengelakan nafas berat. "Seorang wanita sepantaranku—lebih pendek sedikit dariku." Baekhyun menunjukkan foto Ara. "Kamu lihat wanita ini?"
Pria muda itu langsung menangguk. "Ia menjual ponsel untuk harga yang sangat murah. Aku rasa ia ada dalam keadaan tersedak."
"Aku ingin ponsel itu." Baekhyun mengeluarkan dompet untuk segera membayar. "Kamu sudah menghapus data di dalamnya?"
Pria itu lantas kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi. "Kenapa ya?"
"Berapa?" Baekhyun kembali mengejutkannya.
"Kamu tidak bisa mendapatkan ponsel orang lain dengan data pribadinya."
"Percayalah, kamu akan menjualnya padaku. Bagaimana dengan satu juta won?"
Penawaran fantastis Baekhyun terdengar sangat konyol di telinga sang penjual. "Satu juta won untuk ponsel bekas ini?"
Pedagang itu tidak menolak tawaran Baekhyun. Kedatangan sepasang kekasih itu telah cukup membawa berkah untuknya.
Baekhyun langsung memeriksa ponsel tersebut—dengan harapan akan menemukan secercah informasi tentang keberadaan Ara, tapi semua riwayat telah ia hapus.
Baekhyun membawa bokongnya pergi berkunjung ke rumah Junmyeon untuk menanyakan Ara.
Baekhyun menceritakan kepergian Ara dengan pilu seakan ia begitu terpukul.
Setelah selesai mendengarkan Baekhyun, mereka yakin Baekhyun harus menjauh dari Ara untuk kepentingan semua. Jisoo dan Junmyeon hanya ingin semua yang terbaik untuk Ara.
"Maaf.. Aku tidak bisa membantumu." Junmyeon menyerah. "Kenapa kamu begitu ingin menemukannya?"
Baekhyun mengadah pandangannya. "Kak! Dia isteriku! Tentu saja aku harus menemukannya!" Baekhyun menjawab sedikit berteriak.
"Bagaimana jika ia tidak ingin bertemu denganmu? Bagaimana jika Ara memang tidak ingin kembali padamu? Bagaimana jika Ara berpikir keputusannya adalah yang terbaik untuknya?"
Pertanyaan itu berhasil membungkam Baekhyun. "Dia-"
"Ara tidak akan pergi tanpa alasan, Baekhyun.."
Baekhyun menggenggam kedua tangannya di depan. Baekhyun tidak pernah merasa begitu kelu setelah mendengar sebuah pernyataan.
Aku takut sekali kehilanganmu, Ara..
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER
Fanfiction"Aku istrimu! Nona Jeehi sudah meninggal!" Tamparan keras melayang di atas pipinya. "Jaga mulut kotormu, Ara." "Jangan sentuh aku, monster!" Ara memegangi pipi merahnya dengan perasaan menggondok. "Monster?" Baekhyun melirik tajam seraya meraba bagi...