Chanyeol tidak tega melihat perut Ara yang tiap jam di kulas. Ia tak ingin Ara sakit tanpa diagnosis yang jelas.
Sayangnya Baekhyun sulit sekali dihubungi, akhirnya Chanyeol terpaksa mengantar Ara ke rumah sakit sendirian.
Jika saja Chanyeol tak memaksanya, mungkin kali itu adalah kali ke empat Ara memuntahkan isi makanannya.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan yang cukup membosankan, Ara dan Chanyeol menunggu hasil pemeriksaan di ruang tunggu pasien.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?"
Ara tertawa pelan dengan teh panas yang Chanyeol beli di toko kue rumah sakit. "Jangan berpikir terlalu banyak."
Chanyeol menghubungi Junmyeon untuk memberitahu keadaan Ara. Jika Baekhyun tidak bisa datang, setidaknya mereka harus datang dan menemani.
Chanyeol: Kamu bisa datang ke rumah sakit dan menggantikan Baekhyun sementara..
Junmyeon: Siapa yang sakit?
Chanyeol: Nona Ara.
Junmyeon: Aku dan Jisoo segera kesana.
Chanyeol dan Ara disambut oleh seorang dokter yang menjalankan prosedur pada Ara.
Sang dokter mempersilahkan Ara dan Chanyeol duduk di hadapannya. "Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Nona Ara sehat."
"Apa pemeriksa yang dokter jalankan kurang lengkap? Apa Ara harus menjalani beberapa pemeriksaan lagi demi mendapat hasil maksimal?" Chanyeol menggigit bibirnya panik.
"Kami menemukan penyebab Nona Ara mengalami gejala tersebut." Sang dokter membuka dokumen hasil tes urin. "Selamat, Nona Ara hamil dua minggu." Dokter memberikan kabar gembira itu selanjutnya.
Ara terdiam di tempatnya sambil memegangi tangan yang hampir membeku.
Ara memikirkan nasibnya. Bagaimana jika Baekhyun tidak ingin anak? Bagaimana jika Baekhyun tidak percaya?
Di sisi lain, Chanyeol memegangi tangannya hingga buku jarinya memutih. Rasanya aneh mengetahui Ara hamil, apalagi ia adalah orang pertama yang mengetahui kabar tentang kehamilan Ara.
Satu yang Chanyeol pikirkan—Baekhyun tidak akan bermain dengan seseorang yang mencintainya. Lantas kenapa Baekhyun mempermainkan Ara yang ia tahu sudah mencintainya?
Apa Baekhyun mulai mencintai Ara?
"Penuhi semua keinginan isteri anda. Aku rasa itu akan mengurangi rasa sakit yang Nona Ara rasakan."
Melihat kecanggungan di antara mereka berdua, sang dokter malah terlihat kebingungan. Biasanya pasangan suami isteri akan bahagia mendengarnya, tapi tidak bagi pasangan di depannya.
Dokter menyelesaikan tugasnya segera dengan memberi beberapa resep untuk ditebus setelah konsultasi singkat.
Keduanya tidak bersuara sama sekali setelah keluar ruang pemeriksaan. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing.
Ara hendak bicara sebelum Jisoo datang dan memeluknya erat. "Apa kamu baik-baik saja?"
Ara menangguk dan menenangkan Jisoo. "Aku hanya terlalu le-"
Chanyeol memutus kalimatnya. "Hamil." Chanyeol memberi kabarnya. "Ara hamil."
Tangan Junmyeon sentak memeras kerah Chanyeol dan memukulnya sebelum bersumpah serapah padanya. "Kamu berani menyentuhnya?!" Junmyeon menatap Chanyeol tajam.
Ara terengah setelah ikut melerai Chanyeol dan Junmyeon yang membuat kegaduhan di sana. "Chanyeol tidak bersalah!" Ara melirik Chanyeol yang hidungnya mengeluarkan cairan merah.
"Jangan membela orang salah! Kamu mencintai pria brengsek ini?!" Junmyeon bersiap menghabisi Chanyeol untuk kedua kalinya, namun Ara menghalangi jalannya.
"Baekhyun adalah Bapak dari anakku!" Air mata Ara jatuh dari ujung bola matanya.
Junmyeon dan Jisoo memegangi jantungnya yang terkejut setelah mendengar berita itu.
Bagaimana tidak? Mereka kira selama ini Baekhyun hanya menyentuh boneka yang Junmyeon tawarkan.
Chanyeol tertawa lepas. Chanyeol baru saja mendapat pukulan keras karena kesalahan Baekhyun.
Baekhyun,
Kau keren..
Chanyeol menggelengkan kepalanya tak percaya sambil meregang dagunya.
x
Pening di kepala Chanyeol tak berhenti menyiksanyas etelah mendengar kabar kehamilan Ara—ditambah perkelahiannya dengan Junmyeon.
Chanyeol membanting pintu mobilnya saat sampai di rumah sahabatnya.
Seorang pria tampan yang membawa beer kaleng terkejut melihat sahabatnya. "Oh?! Kenapa wajahmu?" Yixing menyambut Chanyeol ke dalam dan membawa es dalam plastik.
Minseok yang tadinya serius bermain game, harus mengalihkan pandangannya saat melihat Chanyeol di sebelahnya.
"Aku tidak pernah membayangkanmu berkelahi." Minseok terkekeh.
Yixing merotasi matanya. "Jangan menggodanya."
Mereka kira Chanyeol hanya bercanda, namun keduanya langsung membungkam mulut saat Chanyeol memecah lamunannya. "Ara hamil."
"Astaga!" Mereka menutup mulutnya seakan berita itu sangat mengejutkan.
"Baekhyun.. bermain dengan Ara?" Minseok mengecilkan suaranya. "Aku kira pria itu tidak akan karena cadangan wanitanya banyak."
Semua orang kenal sifat Baekhyun; Baekhyun tidak mungkin bermain dengan seseorang yang memiliki perasaan padanya.
x
Junmyeon dan Jisoo bersikeras untuk menemani Ara sampai Baekhyun pulang.
Di tengah keheningan mereka, Ara memikirkan banyak hal tentang perkelahian Junmyeon dan Chanyeol.
Kenapa Junmyeon bisa berpikir Chanyeol yang menghamili Ara?
Junmyeon memperhatikan Ara segan di seberangnya. Junmyeon tahu persis apa yang Ara pikirkan. "Maaf.." Junmyeon melanjutkan. "Aku minta maaf karena menuduhmu dan Chanyeol."
Ara melipat tangannya. "Kenapa bisa berpikir seperti itu? Apa Baekhyun punya wanita lain di luar sana?"
Junmyeon tersedak minumannya sendiri saat mendengar pertanyaan Ara.
Ara dan Jisoo memperhatikan Junmyeon dengan tatapan berbisa. "A-Aku.. A.. Ti-tidak. Tidak ada."
"Lalu kenapa Baekhyun membenci Chanyeol? Apa masalah mereka?"
Junmyeon mengingkari janjinya pada Baekhyun untuk membungkam mulutnya. "Jeehi berselingkuh dengan Chanyeol di belakang Baekhyun."
Ara tertawa sarkas dan memegangi hatinya. "Baekhyun masih mencintainya setelah apa yang wanita sialan itu lakukan padanya?"
"Ara, jangan bilang Jeehi-"
Ara merotasi matanya. "Iya, dia wanita sialan yang merusak rumah tanggaku. Apa kamu tahu seberapa buruk Baekhyun memperlakukanku selama pernikahan kami?" Ara berdiri menghadap.
Ara memang tidak dibesarkan seperti itu, tapi amarahnya memuncak karena Junmyeon membela Baekhyun.
"Kamu tahu? Chanyeol adalah pria yang jauh lebih baik dari Baekhyun. Jeehi tidak salah menyukai Chanyeol, mungkin saja ia juga tidak sanggup memiliki suami brengsek."
"Ar-"
"Baekhyun beruntung punya sahabat sepertimu, karena apapun yang terjadi mulutmu hanya memberi pembelaan."
Junmyeon selalu menutupi kesalahan Baekhyun, bahkan Junmyeon akan melakukan apapun untuk sahabatnya yang satu itu.
"Jangan pernah buka mulut tentang kehamilanku." Titah Ara sebelum meninggalkan Jisoo dan Junmyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER
Fanfiction"Aku istrimu! Nona Jeehi sudah meninggal!" Tamparan keras melayang di atas pipinya. "Jaga mulut kotormu, Ara." "Jangan sentuh aku, monster!" Ara memegangi pipi merahnya dengan perasaan menggondok. "Monster?" Baekhyun melirik tajam seraya meraba bagi...