30

6.6K 723 28
                                    

Baekhyun dan Ara pergi sebelum konser yang akan mereka hadiri nanti malam. Ara tidak berdebat saat Baekhyun membawanya ke restoran Arab yang terlihat selalu dipadati pengunjung.

Ara dan Baekhyun tidak repot-repot membaca menu yang mereka sendiri tidak mengerti bahasanya—Baekhyun meminta satu yang sering dipesan.

Nasi goreng beraroma rempah terasa sangat nikmat dengan potongan daging yang tidak Ara tahu apa.

"Baekhyun, aku ingin lagi." Ara mendesis kecil dalam nafasnya.

Baekhyun dengar jelas dan langsung memesan satu lagi. Baekhyun sudah terbiasa melihat Ara makan banyak semenjak kehamilannya.

Tapi Ara memanggil kembali si pelayan dan membatalkan pesanannya.

"Oh? Kenapa?"

"Tidak jadi."

"Kenapa?" Baekhyun kembali bertanya. "Kamu tak perlu takut makan banyak."

"Tentu saja. Aku takut menggendut. Lagipula aku akan bertemu EXO nanti malam, jadi aku harus cantik."

Tidak tahu mana yang benar: Baekhyun terlalu cemburu atau Ara terlewat bodoh.

"Boyband itu tidak ada hubungannya dengan kesehatan isteri dan anakku." Baekhyun bertitah dengan nada tidak enak. "Makan yang banyak. Aku tidak ingin kamu sakit."

Mereka sempat bertengkar di depan arena karena Baekhyun baru mendapati Ara memesan tiket festival. Mana mungkin ibu hamil bisa berdesak dengan remaja baru tumbuh?

Pada akhirnya, tiket yang Ara beli tidak digunakan. Ara tidak bisa menahan kekecewaannya, padahal Ara berencana menonton konser dari dekat.

Baekhyun merentangkan hatinya untuk Ara malam itu —dengan membeli tiket backstage lewat kenalannya.

Berlian di mata Ara terpancar jelas saat bertemu boyband itu. Baekhyun pun harus menahan cemburunya ketika Ara memeluk erat satu per satu anggota di depannya dengan semangat.

Dari kecemburuannya, Baekhyun lega melihat wajah Ara berbinar karenanya. Pengorbanan Baekhyun tidak sia-sia.

Ara mengeluh lapar sepanjang konser. Ia tak lupa mengulang kalimat penyesalan karena tidak membeli makanan di gerai makanan ringan.

Bukan hanya itu, Ara pula menggerutu saat remaja-remaja itu mengenai badannya saat sedang seru berteriak bahkan ikut berdansa.

Ara keluar sebelum konser selesai. "Menonton konser itu tidak enak! Badanku hampir remuk! Menyebalkan." Ara mengisyaratkan Baekhyun untuk segera membawanya pergi dari tempat itu.

"Kamu beli tiket festival." Baekhyun tertawa lepas. Duduk saja Ara mengeluh, apalagi berdiri dan berdesakkan di depan panggung.

"Aku tidak tahu kalau akhirnya seperti ini! Untung saja aku sudah bertemu dengan mereka di belakang panggung." Kalimatnya itu membuat Ara tersenyum nakal.

Baekhyun menyentil dahi wanita itu pelan. "Jangan terlalu senang."

Mereka tidak berdebat setelah itu, tapi Ara terus mengolok kecemburuan Baekhyun yang menurutnya terlihat sangat lucu.

Olokan Ara berhenti saat Baekhyun mengancam. "Hentikan atau tidak ada hidangan laut lagi!"

Bukannya berhenti, Ara malah memukul Baekhyun sampai puas.

"Jangan pernah mengancamku lagi!!"

"I-iya iya! Aku minta maaf." Baekhyun mengelus lengannya. "Ganas sekali."

"Apa katamu?!" Ara mengadah telinganya—menantang Baekhyun untuk bicara lebih lantang.

Tentu saja Baekhyun tidak berani membalas. Lebih baik diam daripada menantang ibu hamil.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang