41

4.9K 633 40
                                    

Junmyeon mengetuk meja tak sabar menunggu kedatangan seseorang yang tak pernah ia anggap dekat seumur hidupnya.

Junmyeon mulai kehilangan harapan tiap detiknya. Hampir tiga puluh menit—orang yang ia tunggu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.

Wajahnya mengadah saat mendengar pintu kafe berbunyi dan hati Junmyeon tidak pernah begitu lega melihat wajah pria di depannya.

"Park Chanyeol!"

Chanyeol memperhatikan reaksi Junmyeon dengan perasaan curiga. Pasalnya, Junmyeon tidak pernah memintanya bertemu secara pribadi. Chanyeol yakin Junmyeon punya alasan kuat mengajaknya bertemu.

"Ada apa?" Sesungguhnya Chanyeol tidak ingin datang, namun tak tahu kenapa hatinya tidak tenang saat mengabaikan Junmyeon.

Junmyeon menilai raut jengkel Chanyeol yang ingin cepat pergi dari sana. Junmyeon mendeham. "Aku ingin kamu menjawab pertanyaanku dengan jujur."

Chanyeol merotasi mata.

"Berjanjilah padaku, Park!"

"Aku berjanji."

Junmyeon menghela nafas panjang dan memperhatikan mata Chanyeol dalam, bukan untuk mengintimidasi pria itu tapi untuk mencari kejujuran di dalamnya. "Apa kamu mencintai Ara?"

Chanyeol tertawa mengejek. Pertanyaan sialan itu muncul lagi setelah masalahnya dengan Baekhyun. "Apa semua orang akan membenciku lagi?" Chanyeol benci fakta saat orang-orang menyebutnya pria brengsek karena lancang mencintai Jeehi.

Junmyeon menggeleng. "Aku hanya butuh kejujuranmu, Chanyeol.."

Dari cara Junmyeon menyampaikan maksudnya sangat berbeda dari biasanya. Chanyeol memperhatikan mata Junmyeon balik berharap Junmyeon bisa membaca matanya.

"Aku anggap jawabanmu iya." Junmyeon melanjutkan tanpa menunggu jawaban Chanyeol. "Ara pergi dari rumah."

Chanyeol tertawa keras. Mana mungkin Ara pergi? Chanyeol baru saja bertemu Ara kemarin.

"Kenapa kamu tertawa?"

"Tentu saja! Apa yang kamu karang kali ini?" Chanyeol melipat tangannya di depan dada dengan pandangan meremeh.

Junmyeon mengepalkan emosinya. "Bangsat, apa aku terlihat bercanda?!"

Chanyeol menghentikan sikapnya ketika melihat Junmyeon membara sukmanya.

"Baekhyun menghamili salah satu pegawaiku bernama Hyori. Sekarang Hyori tinggal di rumah Baekhyun." Junmyeon melanjutkan. "Ara sering menyakiti dirinya sendiri. Jisoo tahu saat ia lihat goresan di pergelangannya."

Chanyeol ingat saat ia menyentuh pergelangan Ara yang membuatnya langsung menarik tangan.

"Hanya Tuhan yang tahu apa yang ia rencanakan sendiri di luar sana. Ara bisa saja merencanakan percobaan bunuh diri, atau bahkan aborsi."

"Lalu apa hubungannya denganku?" Sebesar apapun kekhawatiran Chanyeol, pria itu tidak akan menunjukkan kelemahannya di depan Junmyeon.

"Aku tidak ingin melihat mereka kembali bersama."

"Mereka? Siapa mereka?"

"Aku tidak ingin Baekhyun dan Ara kembali bersama."

"Hah? Apa aku tidak salah dengar?"

"Ara akan terus terluka dan aku yakin kejadian ini akan terulang kembali jika mereka bersama."

Chanyeol setuju soal itu, tapi ia masih belum mengerti apa hubungan masalah ini dengannya. "Lalu apa hubungannya denganku, Kim Junmyeon?"

"Bawa Ara pergi."

"Sinting ya?" Chanyeol ingin tuli sejenak.

"Jangan terlalu terkejut." Junmyeon mendecak. "Aku melakukan ini hanya untuk kebaikan Ara. Aku tahu kamu mencintai Ara dengan tulus. Aku memilihmu bukan karena alasan bodoh."

"Apa kamu baru saja memintaku merusak hubungan Baekhyun dan Ara?" Chanyeol mengadap wajahnya lebih dekat.

"Bukan, tapi aku ingin kamu membantunya hidup."

"Kamu yakin mempercayaiku? Instingmu terlalu sering meleset bukan?"

Junmyeon memang punya insting paling rusak sedunia, tapi kali itu Junmyeon yakin akan Chanyeol.

"Cari dia dan biayai semua kebutuhannya." Junmyeon meyakinkan. "Aku yakin kamu bisa mengobati luka membekas di hatinya karena hanya kamu yang bisa membantunya.."

Chanyeol tersenyum menang di antara percakapan mereka. Bukan karena Chanyeol mendapat kesempatan bersama Ara, tapi Chanyeol baru saja dapat pengakuan yang ia tunggu sepanjang pertemanan mereka: Baekhyun adalah pria brengsek.

"Siapa bilang aku akan melakukannya? Aku sudah bertunangan!"

Junmyeon mendecak santai. "Jika kamu tidak mencintai Ara, aku yakin perbincangan ini tidak akan terjadi dari awal."

Chanyeol tidak pernah menjawab pertanyaan Junmyeon tentang perasaannya, karena Chanyeol adalah pembohong yang buruk.

Melihat reaksi Chanyeol yang begitu terkesiap akan pernyataannya, Junmyeon hanya tertawa kecil. "Terima kasih, Park Chanyeol." Junmyeon menepuk pundak pria tinggi itu sebelum menghilang.

Chanyeol tidak berkutik memikirkan tentang percakapannya bersama Junmyeon. Rencana Junmyeon terasa terlalu mengkhayal. Mengingat perbincangan mereka membuat Chanyeol menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Kemungkinan yang akan terjadi jika Chanyeol membawa Ara pergi..

Kemungkinan yang akan terjadi jika Chanyeol membuka hatinya untuk Ara..

Sejujurnya, mendengar berita Ara pergi pun sudah sangat mengejutkannya, terlebih mendengar informasi tentang Ara yang sering melukai dirinya sendiri.

Chanyeol lupa rasanya menjadi egois, karena selama itu Chanyeol lebih sering mengalah daripada mementingkan keinginannya.

Chanyeol menghela nafas panjang dan memejamkan matanya.

Maaf, Baekhyun. Aku akan menyelamatkan Ara.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang