35

5.2K 623 13
                                    

Baekhyun tidak menghiraukan permintaan Ara saat wanita itu menyeretnya keluar. "Aku tidak akan melakukannya."

Ara memekik kesal dan menghentakkan kakinya. "Dasar keras kepala!"  Baekhyun memperhatikannya membanting bantal dengan amarah.

"Tenanglah, sayang.." Baekhyun sentak memeluk isterinya. "Aku tidak mengerti kenapa kamu berusaha untuk menjauhiku.." Ucap Baekhyun lirih. "Apa kamu membenciku?"

Ara menggeleng. "Kamu bersikap tidak adil. Bagaimanapun Hyori juga mengandung anakmu. Anak yang sama seperti yang aku kandung sekarang. Apa kamu akan menelantarkannya?"

Ara punya poin yang baik, tapi cara Ara melakukannya membuat Baekhyun berpikir Ara ingin menyingkirkannya.

"Lakukan itu demi anakmu. Demi aku.."

Sejujurnya, Baekhyun tidak akan luluh melakukan hal itu jika tidak untuk Ara.

"Aku akan melakukannya demi kamu. Hanya demi kamu, Ara." Baekhyun menekankan kalimatnya sekali lagi sebelum mengecup isterinya. "Aku mencintaimu.."

Baekhyun mengetuk pintu sebelum dipersilahkan masuk. Hyori tidak terkejut menemukan Baekhyun di balik pintunya, karena ia dengar perdebatan mereka dari awal sampai akhir.

"Kamu mencariku?" Baekhyun bertanya dingin.

Jika saja Hyori sedang tidak kesusahan, pria macam Baekhyun akan cepat ia tinggalkan.

Hyori berbasa-basi mencari topik. "Aku dengar perdebatan kalian."

"Bagus. Sekarang kamu tahu akibat kehadiranmu?" Baekhyun bicara tanpa melihat lawannya. "Sangat tidak diharapkan."

Hyori memang bukan wanita terhormat, tapi Hyori punya hati.

"Keluar." Hyori mengancam. "Jika kamu sangat membenci kehadiran kami, aku bisa pastikan anak ini pergi saat aku menggugurkannya besok."

Kata gugur membuat bulu kuduk Baekhyun merinding.

Setelah bertahun-tahun tidak diberkahi anak, Baekhyun seharusnya bersyukur punya dua anak sekaligus.

"Tidurlah. Aku lelah bertengkar denganmu."

"Aku tidak bisa tidur."

"Bagaimana kamu bisa tidur jika matamu tidak ditutup?"

Hyori merotasi matanya. "Aku memintamu datang bukan untuk diceramahi."

Hyori mengabaikan raut Barkhyun saat ia menarik pria itu ke arahnya. Hyori menggenggam tangan Baekhyun dan melakukan gerakan memutar di atas perutnya.

Hyori berterima kasih saat menyadari Baekhyun tak melakukan perlawanan apapun. Hyori menemukan titik kenyamanan di balik pria pendek itu hingga ia tidak menyadari kehilangan Baekhyun saat dirinya terlelap.

Ara termangun di bawah bayangan gelap ruangan yang tak menyinarinya. Ara menoleh bertepatan dengan dentuman kaki di belakanganya. "Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Kenapa belum tidur?" Baekhyun memeluk Ara dari belakang. "Ayo tidur."

Baekhyun menemukan perbedaan kantung mata isterinya—matanya terlihat sering bengkak.

"Maaf, aku membuatmu menangis lagi." Baekhyun mengecup kedua bola mata Ara sebelum tidur memeluk Ara.

x

Chanyeol tetap mempertahankan sikap dinginnya. Seberapa besar keinginan Ara untuk menjaga hubungan profesional mereka di kantor, tetap saja masalah mereka jadi pikiran.

Kopi buatan Ara sering Chanyeol abaikan, bahkan terkadang ia suka datang membawa kopi karton dari toko kopi depan kantor.

Menghadapi masalah dengan perasaan sangat menguras tenaganya.

"Ara, aku butuh notulensi pertemuan dua hari lalu." Chanyeol bertitah tanpa melihat wajah Ara.

Ara segera membawakan data yang Chanyeol pinta dan menunggu di depannya.

Chanyeol ikut menoleh dan mengerutkan dahinya. "Kamu bisa kembali." Chanyeol kembali bekerja dengan nyaman—menghiraukan semua masalah ataupun tatapan kecewa dari si asisten.

Ara tidak sempat menjelaskan apapun—Ara tahu setiap kali ia bicara sesuatu yang bukan berhubungan dengan pekerjaan, Chanyeol akan langsung memotongnya.

Ara merobek secarik kertas kecil dan menulis 'Hey?' sebelum memberikannya ke atas meja Chanyeol tanpa menunggu reaksi pria itu.

Setelah membaca surat sialan itu, Chanyeol harus menahan senyumannya. "Kenapa?" Chanyeol membuka mulutnya.

"Apa kamu masih marah?"

"Kapan aku marah?"

"Kamu mengabaikanku."

"Apa kamu merasa diabaikan?"

Ara mengangguk tanpa ragu. "Kamu mengabaikanku selama berminggu lamanya."

"Aku minta maaf jika kamu merasa seperti itu."

"Aku minta maaf karena telah membuatmu salah paham." Ara mengulas wajahnya ke bawah.

"Iya, tak apa. Lagipula aku juga tidak ingin terlalu memikirkannya." Chanyeol menjawab enteng.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang