42

5.1K 616 20
                                    

Chanyeol datang ke rumah sakit hanya untuk menunggu kedatangan Ara—karena itu satu-satunya cara agar bisa bertemu.

Suatu hari Tuhan menjabah doa Chanyeol—Ara datang tanpa menyadari kehadiran Chanyeol.

Chanyeol menyaingi langkah Ara dan memanggilnya lembut. "Ara."

"Apa yang kamu lakukan?"

Ara terlihat terlalu kurus.

"Aku ingin bertemu.."

Mata Ara mengeksplorasi dengan rasa curiga. "Siapa yang memintamu kesini?"

"Kamu pikir aku menemuimu karena orang lain?"

"Tentu saja."

"Aku di sini karena keinginan hatiku."

Ara tidak akan jatuh lagi. Ara berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak membuka hati untuk siapapun.

Ara merotasi matanya penuh dan pergi meninggalkan Chanyeol, tapi Chanyeol tetap mengikuti kemana Ara pergi sampai kakinya lelah.

"Berhentilah mengikutiku!"

Chanyeol malah tertawa senang. Melihat Ara marah telah membuatnya gembira. Apa mungkin karena ia begitu senang menemukan Ara setelah lama sekali.

"Ikut denganku. Aku ingin membantu." Chanyeol mengulurkan tangannya di depan Ara sambil menunggu jawabannya.

"Aku tidak butuh bantuanmu."

Chanyeol tidak menyerah. Setidaknya hari itu Chanyeol harus punya nomer telepon Ara agar bisa bertemu lagi.

"Ara, tolonglah.."

Ara tetap menolak, tapi Chanyeol terus memohon bahkan ia hampir berlutut di depan umum—membuat Ara tak mungkin lagi menolaknya.

Mereka berakhir di sebuah kafe kecil dekat sana. Chanyeol memesan makanan setelah menanyakan Ara keinginannya.

"Kenapa kamu pergi begitu saja?" Chanyeol bertanya penasaran. "Bagaimana kamu bisa pergi begitu saja huh? Apa kamu tidak memikirkan perasaanku?"

Ara menghela nafas. "Apa pedulimu? Kamu bisa mengganti posisiku kapan saja dan dengan siapapun."

"Kamu harus tahu satu hal.. Hatiku tidak bisa hidup normal setelah kamu pergi." Chanyeol melanjutkan tanpa jeda. "Jangan pergi. Jangan pergi lagi. Kepergianmu sudah meresahkan semua orang."

Ara merotasi matanya malas. "Siapa? Baekhyun?-"

Kalimat Ara langsung Chanyeol putus. Chanyeol tidak ingin Ara berpikir pertemuan mereka didasari oleh keinginan Baekhyun. "Iya-Bukan hanya dia, tapi Jisoo dan Kak Junmyeon."

Nafas Ara tercengang seketika. Ara memegangi hatinya sakit. Mendengar berita tentang Jisoo begitu memukul tali nuraninya.

"Jangan kecewakan orang yang menyayangimu."

Ara menggeleng. "Aku tidak bisa." Jika Chanyeol tahu keberadaannya, maka semua orang akan tahu keberadaannya.

"Aku akan menunggumu di tempat ini setiap jam tiga sampai empat sore." Chanyeol bangun dari tempatnya untuk pergi.

Ara butuh waktu dan Chanyeol akan memberinya sebanyak mungkin.

"Kenapa begitu yakin aku akan datang?"

"Tidak, tapi aku akan tetap menunggumu.. Selamat tinggal untuk sekarang." Chanyeol melambai dan tersenyum sekali lagi.

Ara meringis ketika Chanyeol pergi meninggalkannya—seperti hatinya begitu gerah. Bukan karena Ara ingin bertemu lama, tapi karena Chanyeol selalu menepati ucapannya.

Jika Chanyeol bilang ia akan datang, maka ia akan datang apapun yang terjadi.

x

Chanyeol kembali ke kantor untuk menemukan sesosok pria sedang duduk membelakanginya.

"Kak Baekhyun?"

Chanyeol harus mengabadikan momen itu—Baekhyun di kantornya adalah sebuah keajaiban.

Baekhyun menyentak hela panjang. "Aku kehilangan isteriku.."

Chanyeol mengangguk sambil mengaduk kopinya.

"Kamu tidak terkejut?"

Bahu Chanyeol menaik sebelah. "Terkejut, hanya saja aku tidak mengerti kenapa berita ini harus disampaikan langsung olehmu di jam kantor."

"Ini masalah serius."

"Masalah serius untukmu, tapi tidak untukku."

Chanyeol tidak gentar melihat perubahan raut di wajah Baekhyun akibat rasa tersinggung.

Baekhyun merasa—Baekhyun rasa semua orang tidak tahu seberapa besar cintanya pada Ara. Baekhyun merasa pula semua orang menganggap hubungannya dengan Ara adalah sebuah lelucon.

Chanyeol mendecak. "Aku lelah melihatmu membuat kesalahan. Masa lalumu telah datang untuk menghancurkanmu, Kak Baekhyun."

"Aku tahu." Baekhyun bergetar di atas tempat duduknya.

Chanyeol menghela nafas. "Kamu butuh apa dariku?"

"Tolong bantu temukan Ara. Kamu orang terdekat setelah Kak Junmyeon dan Jisoo. Jika Tuhan memberiku kesempatan untuk melihatnya, aku yakin Ara tidak ingin bertemu denganku dalam waktu dekat ini.."

"Kamu sudah mengerti betapa ia membencimu?" Chanyeol sarkas.

Baekhyun tidak sekalipun menangkis tempuan sarkas Chanyeol. Ia mengangguk dan mengakui kesalahannya.

"Jika aku sudah menemukan Ara.. Lalu apa? Apa untungnya untukku?"

"Aku akan mempersatukan persahabatan kita." Baekhyun menjawab cepat.

"Haha bangsat."

"Aku berjanji." Janji seorang Baekhyun tidak akan pernah bisa dipercaya. "Temui Ara dan hubungi aku.." Baekhyun mengulang permintaannya sekali lagi, namun jawaban itu tidak pernah keluar dari mulut Chanyeol.

Chanyeol memperhatikan Baekhyun dengan pikiran kosong selain Ara.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang