Ara banyak ditawari kerja setelah berhenti dari perusahannya. Ara pikir sudah saatnya ia kembali bekerja, lagipula tidak ada yang dapat ia lakukan di rumah.
Ara melirik Baekhyun yang damai menikmati sarapannya, sampai Baekhyun memperhatikan setelan Ara dari ujung kepala sampai kaki. "Setelanmu terlalu rapih untuk sarapan."
"Ada wawancara kerja."
"Hah?" Nada Baekhyun menaik hampir satu oktaf. "Apa aku tidak salah dengar?"
Ara memutar bola matanya. "Aku bosan!"
"Kamu bisa ikut perkumpulan wanita sosialita."
"Aku tidak mau." Ara bukan tipe wanita sosialita yang kerjaannya hanya menghabiskan uang suami.
"Apa yang salah dengan menjadi ibu sosialita? Jeehi melakukannya dulu.."
"Aku bukan Nona Jeehi." Mungkin hari itu Ara sudah merotasi matanya keseribu kali.
"Jika kamu memaksa, kamu bisa bekerja di perusahaanku. Sebentar, aku akan menghubung-" Baekhyun mengambil ponselnya, namun Ara berhasil merebutnya dan menaruhnya kembali di atas meja.
"Aku tidak berniat kerja di perusahaanmu."
Alasan Ara terbilang simpel: Ara tidak suka bergantung pada orang lain.
Ara pernah bekerja di bawah Sehun untuk beberapa waktu dan hasilnya sangat tidak memuaskan. Bukannya Ara tidak kompeten, tapi ia risih mendengar rumor buruk tentangnya di kantor.
Ara mencoba bersikap professional, tapi cibiran itu tidak kunjung berakhir sampai Ara memutuskan untuk hengkang dari perusahaan Sehun.
"Aku tidak akan nyaman bekerja di bawahmu." Ara memberikan alasannya. "Terlebih akan banyak cibiran orang kantor yang terdengar sampai ke telingaku."
"Darimana kamu tahu orang akan mencibirmu jika mencoba saja belum.."
"Aku pernah mengalaminya.."
Baekhyun hampir saja memaksa Ara bekerja untuknya jika ia tidak cepat menahan mulutnya. "Jika seperti itu, aku akan mendirikan sebuah perusahaan untukmu."
Ara membelalakan mata. Ara tidak menyangka Baekhyun akan mendirikan perusahaan untuknya hanya karena ingin bekerja.
"Tidak." Ara melambaikan tangannya. "Mendirikan perusahaan untukku adalah perbuatan yang terlalu berlebihan."
"Dimana kamu melamar kerja?"
"Perusahaan C."
Baekhyun tersedak makanannya setelah mendengar jawaban Ara. "Aku tidak mengizinkanmu bekerja di perusahaan sialan itu!"
"Kenapa?" Ara ikut panik melihat Baekhyun yang wajahnya kian memerah.
"Aku tidak memberikanmu izin untuk melamar disana!"
"Berikan alasannya!"
"Aku tidak suka membayangkanmu bekerja bersama si manusia tak terdidik." Baekhyun setengah berteriak.
Baekhyun memang membingungkan. Pertama ia tidak peduli, lalu ia bertingkah peduli.
Ara mengakhiri perbincangan itu sepihak. Ara akan bekerja walaupun Baekhyun tidak menyukainya.
"Aku akan kerja di perusahaan itu apapun yang terjadi." Ara bersikeras meyakinkan Baekhyun.
Setelah pengertian yang luar biasa, akhirnya Baekhyun mengerti apa yang Ara inginkan dan mengizinkan Ara bekerja di perusahaan pilihannya.
Lagipula, kenapa Baekhyun serius sekali menanggapi masalah itu?
Ara merapihkan bajunya sebelum masuk ke dalam ruang kantor dimana ia akan melakukan wawancara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER
Fanfiction"Aku istrimu! Nona Jeehi sudah meninggal!" Tamparan keras melayang di atas pipinya. "Jaga mulut kotormu, Ara." "Jangan sentuh aku, monster!" Ara memegangi pipi merahnya dengan perasaan menggondok. "Monster?" Baekhyun melirik tajam seraya meraba bagi...