Baekhyun melirik Ara yang tak kunjung menyentuh makanannya. Baekhyun mendeham dan mengalihkan pandangan Ara sebelum menaruh ponselnya kembali pada kantung celananya.
"Ada apa?"
Ara menggeleng tidak. "Kenapa?"
"Kamu di ponselmu sepanjang hari tanpa menyentuh sarapanmu, Ara."
Ara dapat beberapa pesan mencurigakan dari nomer yang tak ia ketahui. Ara selalu merasa parno setelah mendapatkan pesan aneh itu.
Unknown: o xbb
Unknown: k j l..ee s
Unknown: h ssh nyj:xxc
Unknown: Lee Ara.
"Mau pergi bersamaku?" Baekhyun memecah lamunan Ara.
Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja Ara ingin pergi bersama Baekhyun. Itu kali pertaman mereka pergi setelah menikah.
Cuaca terlalu panas di luar sana—mengubur niatnya pergi ke taman wisata. Ara tidak masalah dengan cuaca panas, tapi Baekhyun tidak tahan berdiri di bawah matahari terlalu lama.
Akhirnya, Ara dan Baekhyun berkunjung ke bioskop tengah kota.
Serius, Baekhyun bisa menghitung berapa kali ia berkunjung ke bioskop. Bagi Baekhyun lebih baik menonton di rumah karena sofa bioskop itu kotor.
Setelah berdebat di depan kasir saat membeli tiket, akhirnya Baekhyun membeli tiket tipe premium satu baris.
Iya, satu baris.
Baekhyun hampir membeli kursi untuk satu ruangan demi kenyamanannya—ia bilang tak nyaman menonton di sebelah orang asing.
Bukan hanya itu, Baekhyun juga membeli makanan berlimpah hanya untuk berdua.
Ara bersumpah, Baekhyun mirip orang primitif yang baru pertama kali ke bioskop.
Ara pula harus menutupi rasa malunya saat orang-orang mulai membicarakan mereka.
Kenapa mereka belanja banyak sekali?
Astaga! Orang kaya baru!
Lihatlah! Pemilik perusahaan terkenal di Korea..
Ara melirik Baekhyun yang larut dalam tontonannya dengan makanan yang berserakan di sekitar mereka.
Baekhyun menoleh saat mendapati Ara menertawakannya. "Apa aku terlihat terlalu serius?"
Ara mengangguk. "Kamu seperti sedang mengerjakan dokumen penting."
"Aku suka film action."
Baekhyun tak ingat kapan terakhir kali ia menikmati suasana menonton dalam bioskop yang penuh kuman itu.
Mereka mampir ke pasar karena Ara mendadak ingin buah persik yang tak ia dapat saat berbelanja di supermarket.
Baekhyun mengikuti kemana Ara berputar di tempat yang sama untuk dua jam penuh, sampai kemihnya tak kuat menahan buang air kecil.
Baekhyun mengizinkan dirinya setelah memberitahu Ara. Bertepatan pada saat itu, ponsel Ara bergetar dari dalam tasnya.
Unknown: Pergi ke nomor lorong tiga belas. Jangan beri tahu suamimu.
Ara menoleh bolak balik ke sekitarnya dengan perasaan parno. Bulu kuduknya mendadak merinding ketika memikirkan pesan misterius itu.
Mungkin rasa penasarannya bisa membunuhnya kapan saja. Ara melangkah perlahan ke lorong nomor tiga belas sendiri tanpa memberitahu Baekhyun.
Ara menemukan dua orang pria dengan jaket berwarna gelap menghadap sebaliknya.
Ara terdiam dalam tempatnya saat pria itu menoleh ke arahnya.
Sehun?!
Ara melihatnya dengan jelas walaupun ada beberapa bekas luka di wajahnya.
"Ara!" Seorang mengagetkannya.
Ara memegangi jantungnya untuk melihat Baekhyun memperhatikannya dengan pandangan aneh.
Ara tak menemukan keduanya saat ia berbalik. Ara mendesah gemas.
"Kenapa?" Baekhyun ikut mengamati tempat yang Ara tengok.
"Apa kamu kenal pria tadi?"
Baekhyun mengerutkan dahinya. "Apa yang kamu bicarakan? Aku tidak melihat siapapun selain kamu di lorong ini."
Ara mengedipkan matanya berulang kali. Ara tidak mungkin salah. Ara yakin ia melihat Sehun dan Jongin di depan netranya.
Ara pulang dengan hati yang tidak nyaman. Bayang Sehun kembali merasuki pikirannya dan membuatnya sering melamun.
"Lee Ara!"
Ara memukul lengan Baekhyun pelan. "Jangan mengagetkanku!"
"Aku memanggilmu berkali-kali."
"Hari ini kamu mengangetkanku untuk kedua kalinya!" Ara menggerutu.
"Hari ini kamu melamun untuk kedua ribu kalinya." Balas Baekhyun tak kalah gondoknya. "Aku bertanya jika kamu ingin makan malam sebelum pulang, tapi kamu terus melamun."
"Maaf." Ara mendecak.
"Makanya jangan terlalu sering memikirkanku." Baekhyun merajuk pada penyebab Ara melamun.
"Hey, siapa pikir aku sedang memikirkanmu?" Balas Ara jutek.
Baekhyun tertawa di belakang setirnya. "My scary wife."
Ara meringis setelah mendengar panggilan yang Baekhyun buat untuknya.
"Kamu ingin makan apa?"
"Hidangan laut." Ara menjadi penggemar hidangan laut karena Sehun, padahal dulu Ara paling anti makan makanan amis.
Ketika masuk ke dalam, Ara langsung di hidangkan dengan aroma kerang rebus yang lezat, tapi saat makanan itu dihidangkan, Ara malah mendengus geli.
"Aku tidak suka kerang!" Ara mencoba untuk menelan kerang rebus yang sudah masuk ke dalam mulutnya.
"Bukankah kamu bilang sedang ingin makan kerang?"
"Sekarang sudah tidak." Jawab Ara enteng.
Kehamilan Ara membuat suasana hatinya berputar seratus delapan puluh derajat.
Ara melambaikan tangannya pada pelayan restoran. "Aku ingin itu!" Ara merujuk akuarium yang berisi beberapa lobster di dalamnya. "Aku ingin semua di dalam akuarium itu!"
Baekhyun terkesiap setelah mendengar pesanan Ara. "Astaga.." Bukannya Baekhyun tidak ingin mengabulkannya, tapi permintaan Ara terdengar sangat konyol. "Mari pesan satu dulu."
Baekhyun akan mengabulkannya jika Ara bisa menghabiskan semua pesanannya. Baekhyun yakin wanita itu tidak akan habis setelah makan satu lobster.
"Kamu tidak akan menghabiskannya seperti kerang ini." Baekhyun menunjuk tumpukan kerang yang hanya Ara makan satu buah.
Ara sentak menekuk senyumnya ke bawah. Bayinya ingin makan selusin lobster, tapi Baekhyun tidak bisa mengerti keinginannya.
Baekhyun yakin kulit Ara akan meradang karena makan hidangan laut terlalu banyak setelah keluar dari restoran.
Benar saja. Di tengah malam, Ara mengeluh kulitnya terbakar dan gatal.
"Lain kali jangan makan hidangan laut terlalu semangat.." Baekhyun tertawa lembut.
"Aku sedang mengindam, Baekhyun."
"Seperti ibu hamil saja." Baekhyun tertawa seraya mengoleskan krimnya di kulit Ara.
"Aku memang h-" Mulut Ara langsung ia tutup sebelum menyelesaikan kalimatnya dan membuat Baekhyun mengerutkan dahinya.
Ara hamil?
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTER
Fanfiction"Aku istrimu! Nona Jeehi sudah meninggal!" Tamparan keras melayang di atas pipinya. "Jaga mulut kotormu, Ara." "Jangan sentuh aku, monster!" Ara memegangi pipi merahnya dengan perasaan menggondok. "Monster?" Baekhyun melirik tajam seraya meraba bagi...