32

5.2K 641 15
                                    

Chungha datang ditengah keseruan mereka. "Permisi.. Seorang wanita datang mencari Tuan Byun."

Ara mengerutkan dahinya. "Rekan kerja?"

Chungha mengangkat bahu. "Bukan. Ia hanya bilang butuh bertemu Tuan."

"Baekhyun tidak di rumah dan aku akan ke rumah sakit sebentar lagi." Ara menjelaskan. "Mungkin nanti malam ia bisa kembali."

Chungha menjelaskan kondisi sebenarnya pada wanita di depan, namun ia bersikeras ingin menunggu Baekhyun.

"Jika diperkenankan, ia bersikeras ingin menunggu. Ia ingin bicara prihal serius dengan Tuan."

"Siapa namanya?"

"Nona Jung Hyori."

Junmyeon membeku di tempatnya. "Jung.. Hyori?"

Ara mulai curiga setelah melihat reaksi Junmyeon saat mendengar nama tersebut. Melihat reaksi Junmyeon, membuat Ara ingin bertemu dengan si wanita.

Mimpi terburuk Junmyeon terjadi ketika melihat Hyori muncul dari balik pintu. Junmyeon merendahkan kepalanya untuk merutuki nasib buruk yang akan menimpanya dan Baekhyun.

Ara menjulurkan tangannya untuk dijabat. "Jung Hyori?"

Hyori menangguk. "Iya. Kamu ini siapa?"

"Aku Ara—isteri Baekhyun. Aku dengar kamu ingin bertemu dengannya, tapi Baekhyun sedang tidak ada di rumah. Ada yang bisa aku bantu?"

Hyori memperhatikan Ara dari atas sampai bawah. Sungguh, Hyori sendiri bingung kenapa Baekhyun pernah membeli perempuan lain saat ia punya isteri secantik ini.

"Aku ingin langsung bicara pada Baekhyun."

Dahi Ara menggerut. "Seharusnya Nona ke kantornya jika keperluanmu sangat penting.."

"Aku akan diusir jika datang ke kantornya."

"Boleh aku tahu keperluanmu?"

Hyori mendelik tidak enak. Apalagi setelah melihat atasannya menggeleng tidak untuk apapun yang akan ia bicarakan.

Jangan bilang Hyori tidak punya hati. Hyori tidak memilih  untuk menyakiti Ara seperti ini, tapi ancaman Jongin pada keluarganya membuat hati Hyori keras.

"Aku hamil." Hyori tidak ingat pernah bicara terlalu kecil untuk didengar.

"Apa-apaan bangsat?!" Junmyeon membulatkan mulutnya tidak percaya. "Kamu gila! Kenapa tidak membahasnya bersamaku terlebih dahulu?"

Tentu saja Junmyeon punya hak untuk tahu lebih dulu sebagai pria yang mengenalkan Hyori pada Baekhyun.

"Pelacur brengsek!" Junmyeon bertutur dingin. "Apa yang kamu pikirkan saat masuk ke rumah ini untuk mengatakan pada isteri Baekhyun kalau kamu hamil?!"

"Kamu akan memecatku setelah kamu tahu kehamilanku. Jadi, aku akan meminta pertanggungjawaban pada ayah dari anakku." Akting Hyori mungkin bisa diberi penghargaan bergengsi. "Aku akan melakukan tes DNA jika itu diperlukan."

Junmyeon yakin akan terseret masalah yang jauh lebih dalam karena kesalahannya malam itu. Junmyeon sangat menyesal membiarkan Baekhyun saat pernikahannya bersama Ara.

Baekhyun datang tergesa-gesa. "Apa yang terjadi?" Baekhyun memaksa Ara untuk bicara walaupun ia sendiri tahu Ara sedang tidak ingin bicara. "Hei, kamu kenapa?"

"Jangan paksa ia untuk bicara." Junmyeon menarik badan Baekhyun menjauh.

"Aku harus tahu apa yang terjadi."

Junmyeon mengangguk setuju. "Tentu saja kamu harus tahu apa yang terjadi, bahkan kamu satu-satunya yang harus tanggung jawab atas kecerobohanmu!"

"Kecerobohanku? Apa maksudmu?!"

Junmyeon mendecak tidak percaya. Baekhyun melepas genggamannya pada Junmyeon setelah melihat wanita familiar di belakangnya dengan sebuah senyuman nakal.

"Baekhyun, kita bertemu lagi."

Baekhyun menangkap sosok wanita yang seharusnya tidak pernah menginjakkan kaki di kediamannya.

Baekhyun mengedipkan matanya berharap wanita di depannya hanyalah sebuah bayangan kelabu, tapi harapannya pupus setelah bayangannya makin menajam.

"Terkejut melihatku di sini?" Hyori sarkas. "Kamu sangat tidak mengira hari ini akan datang?"

"Apa yang kamu lakukan disini?"

"Aku hamil."

"Kehamilanmu tidak ada hubungannya denganku."

"Benarkah? Apa aku perlu beberkan malam kita saat itu?" Hyori kini mengancam. "Apa aku perlu menceritakannya pada Nyonya Byun?"

"Keparat-" Baekhyun tidak takut untuk mencekik wanita di depannya. Untung saja Junmyeon menahannya agar tidak membunuh Hyori.

"Baekhyun, tahan emosimu!"

"Pergi dari sini sebelum aku membunuhmu!" Baekhyun mencoba memberontak dari Junmyeon, hingga Jisoo turun tangan ikut membantu. "Lepaskan aku!"

"BERHENTI!" Ara membungkam keempat orang lainnya. Ara menghela nafas panjang, "Apa benar yang dikatakan Nona Hyori?"

Baekhyun tidak ingat jelas, yang pasti ia menghabiskan waktu di klub bersama Hyori. Baekhyun tidak ingat apapun setelah ia mabuk.

Jika memang mereka bersetubuh, Baekhyun yakin Hyori dalam program kontrol kelahiran.

"Ara, aku-" Kalimat Baekhyun dipotong Ara.

"Jawab pertanyaanku!" Ara tidak ingin negosiasi. Ara hanya butuh kebenarannya.

"Benar begitu Baekhyun?" Hyori menantang Baekhyun.

Sekarang semua pandangan tertuju pada Baekhyun.

Baekhyun dapat lihat jelas pandangan yang paling ia benci: kekecewaan. Tengkukan yang sangat mengusik hati nurani Baekhyun.

Maaf, Ara.

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang