Part 2

1.9K 119 4
                                    

"Mondy,, ayo siap-siap. Kita kan mau ketemu Raya." ucap Mama Mondy sambil berjalan mendekati Mondy.

Mondy yang masih berbaring di atas ranjangnya, malah menutupi dirinya dengan selimut. Rasanya ia enggan untuk menemui calon istrinya itu.

"Mondy.. jangan bikin papa kamu kecewa dong. Ayo siap-siap." ucap Mama mondy.

"Mah kayaknya Mondy demam. Kita ke rumah dia tahun depan aja ya, Mah." Jawab Mondy dari balik selimut.

"Mondy... jangan gitu sayang. Kamu sehat kok. Ngomong tuh yang baik-baik. Udah ayo siap-siap. Mama gak nerima penolakan."

"Huftt... iya,mah." jawab Mondy. Mondy pun bersiap siap untuk menemui calon istrinya, dengan terpaksa.

Lalu mama Mondy meninggalkn kamar mondy dan menemui papa mondy.

"Pah.. Mondy lagi siap-siap."

"Mah.. sebaiknya berapa lama waktu yang akan kita berikan untuk Mondy dan Raya saling mengenal? Papa ingin mereka segera menikah. Agar Mondy dapat hidup sebagai lelaki. Yang bertugas menafkahi keluarganya sendiri. Juga agar dia tidak bergantung pada kita." ucap Papa Mondy.

"Menurut Mama sih, mending kita tunggu sampai mondy dan Raya siap, Pah. Sekarang Tugas kita cukup membuat mereka Setuju untuk menikah." jawab Mama Mondy.

"Yaa.. Papa juga tadinya berpikir begitu. Tapi coba bayangin. Kalau seandainya mereka setuju untuk menikah, tapi menunggu mereka siap untuk melaksanakan pernikahannya, itu bisa saja mereka memanfaatkan waktu untuk membuat rencana kita gagal. Dan bisa saja hal buruk lain akan terjadi."

"Iya juga ya. Papa bener. Emm.. gimana kalau kita beri mereka waktu 1bulan? Setelah itu mereka akan menikah. 1 bulan Mama rasa cukup hanya untuk saling mengenal. Dan,, sementara itu kita bisa siapkan yang lain."

"Oke. Ini Keputusan kita. Tinggal keluarga Raya yang menentukan."

"Pah.. Mama penasaran. Raya itu orangnya kayak gimana sih?" Tanya Mama Mondy.

"Mama tenang saja. Raya itu anak yang baik. Dia cantik, punya sopan santun, dan pintar. Papa rasa Raya bisa melengkapi kekurangan Mondy. Begitu juga sebaliknya. Papa yakin mereka adalah pasangan yang bisa saling melengkapi." jawab Papa Mondy.

"Hmm.. Mama jadi penasaran. Raya itu kayak gimana sih. Sampe papa pilih dia buat Mondy."

Tak lama kemudian Mondy datang.
"Mah, pah. Ayo. Mondy gak mau pulang malam. Jadi harus cepat pergi biar cepat pulang." ajak Mondy.

"Ciee yang udah gak sabar ketemu Raya." Goda mama Mondy.

"Paan sih. Ayo buruan."

"Iya Mondy. Ayo."

Akhirnya merekapun pergi menuju Rumah Raya.

****




"Hallo, mah."

"Raya kamu dimana? Ini keluarga mondy bentar lagi sampai lho."

"Oh.. iya,mah. Ini Raya pulang sekarang kok."

"Iya hati-hati ya sayang."

"Iya,mah."

Raya memasukan hpnya kedalam saku celananya. Segera ia memasang wajah malas karena panggilan dari Mamanya yang mengharuskan ia pulang.

"Kenapa Ray?" Tanya Haykal.

"Kal.. kayaknya aku harus pulang sekarang deh. Soalnya... ada.. ada saudara mau datang. Mama nyuruh aku pulang. Gak papa kan?" Ucap Raya.

"Mau aku anter?" Tawar Haykal.

"Nggak usah.. aku naik taxi aja."

"Nggak papa. Biar aku anter. Yuk." lalu Haykal menarik tangan Raya menuju tempat motornya terparkir.

"Kal.. kayaknya gak usah deh. Kalau mamah liat bisa ribet urusannya," Tolak Raya.

"Kalau gitu aku anter kamu sampe depan komplek. Boleh kan?" Haykal mencoba memaksa Raya agar mau ia antar. Haykal benar-benar tidak bisa membiarkan Raya pulang sendirian.

Raya tersenyum ragu lalu mengangguk dan "yaudah." pasrah

Lalu Haykal menaiki motornya diikuti Raya. Dan mereka pun pergi menuju rumah Raya.

S

K

I

P

Keluarga Mondy baru saja sampai di rumah Raya. Lalu mereka turun dari mobil satu persatu.

"Jadi ini rumahnya Raya Raya itu? Rumahnya gede juga. Tapi ya tetep gedean rumah gue." Batin Mondy sambil melihat Rumah Raya dengan memasang senyum remehnya itu.

"Ahh akhirnya kalian datang juga." ucap Papa Raya yang menyambut keluarga mondy.

"Apa kabar kalian?" Tanya Papa Raya Sambil memeluk Papa mondy. Sahabat yang sudah lama tidak bertemu dengannya.

"Kami baik-baik saja. Bagaimana dengan kalian?" Tanya balik Papa Mondy.

"Yaa kami juga baik-baik saja." jawab Papa Raya.

"Baik apanya? Orang mukanya keliatan pucet gitu," Batin Mondy.

Lalu papa Raya bersalaman dengan mama mondy lalu dengan mondy.

"Jadi ini Putra kalian?"

"Iya. Yang sebentar lagi akan jadi menantu kalian." jawab papa mondy lalu tertawa kecil.

Mondy yang mendengarnya terlihat sebal.

"Hahaha.. yasudah ayo masuk."

"Mondy! ayo," ajak Mama Mondy.

Lalu merekapun masuk. Papa Raya membawa mereka ke Ruang tamu yang tak jauh dari pintu masuk rumah mereka.

"Silahkan silahkan." ujar Papa Raya mempersilahkan mereka untuk duduk di sofa yang telah disediakan.

"Dan? Dimana putri kalian?" Tanya Mama Mondy.

"Ah iya. Raya sebentar lagi turun."

Lalu mereka mengobrol seputar Raya dan Mondy yang tentu saja membuat Mondy Bosan.

*

"Raya kamu dari mana sih? Itu keluarga mondy udah datang." ucap Mama Raya yang menunggu Raya di luar setelah keluarga mondy masuk.

"Maaf, mah."

"Udah. Sekarang ayo masuk." lalu Mama Raya membawa Raya masuk.

"Mah. Raya... Raya mau ke kamar dulu. Mau rapihin riasan. Gak mungkin dong... Aku ketemu mereka gak rapi gini.. hehe." ucap Raya sedikit terbata-bata. Tentu saja itu untuk mengulur waktu agar Raya tak cepat-cepat bertemu dengan mereka.

"Gausah, sayang. Kamu masih cantik. Percaya sama Mama." jawab Mama Raya menolak.

"Tapi... Raya---"

"Udah ayooo..." Akhirnya Raya pasrah karena tangannya sudah ditarik ibunya untuk segera menemui mereka.

.

"Itu dia Raya." Ucap Papa Raya yang membuat keluarga Mondy melihat ke arah Raya.

Mondy kaget melihat Raya. Begitu juga Raya. Hingga membuat mereka saling menatap.

Sementara Mama Raya bersalaman dengan keluarga Mondy, Mondy dan raya masih tetap saja saling menatap.

"Raya.. ayo salam." ucap mama Raya membuat Raya tersadar.

"Ehh,, ya," lalu Raya mencium punggung tangan Mama dan Papa Mondy. Tentu tidak dengan Mondy.

"Nah.. Raya. Dia mondy. Putra Tante. Ayo Mondy kenalan sama Raya." ucap Mama mondy.

Lalu Raya menngulurkan Tangannya untuk berjabat tangan dengan Mondy.

"Raya"

"Mondy"

"Kayaknya ni cewek kurang feminin. Iya sih sesuai tipe gue. Tapi tetep gue gasuka sama ni anak."

Tbc.

Pendek? Yaps :v

Salam penulis..

Pena_biru03

Love Comes Too Late [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang