"Maafin ayah ya. Kita... Kita pulang sekarang ya," ucap Mondy.
"Iya Ayah. Gak papa," jawab Viola mengerti.
"Yaudah. Vio duluan masuk mobil ya. Nanti Ayah nyusul. Ayah mau buang sampah sisa makanan kita," ucap Mondy.
"Iya. Vio ke mobil duluan ya," ucap Viola. Viola pun berlari memasuki mobilnya.
Sementara Mondy, ia mulai mengumpulkan sampah bekas miliknya, lalu ia membuangnya ke tempat sampah.
Tes
Bersamaan dengan jatuhnya sampah itu, Mondy tiba-tiba meneteskan air matanya. Lagi-lagi ia menangis. Dan lagi-lagi karena Raya.
"Raya.." lirih Mondy.
Mondy pun semakin menangis. Ia meluapkan seluruh keluh kesahnya lewat tangisan itu. Rasanya Mondy lelah dengan semua ini. Ia ingin menyerah..
Mondy pun berusaha menghentikan tangisnya. Ia mencoba kembali tegar. Demi Viola. Mondy menghapus air matanya.
"Mondy..."
"Suara itu..?" dengan segera Mondy membalikkan badannya.
Deg
Melihatnya Mondy terkejut. Amat sangat terkejut. Namun tak lama ia langsung tersenyum lega. "Ray.. aku tau kamu akan datang," ucap Mondy.
Raya melangkahkan kakinya mendekati Mondy dan,,,
Plakkk
Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi sebelah kiri Mondy. Mondy yang terkejut, langsung menatap Raya. Matanya,, Mata Raya terlihat berkaca-kaca.
"Ngapain lo masih disini?!"
Mondy diam tak menjawab.
"Kenapa?" Tanya Raya lagi.
"Aku nunggu kamu, Ray."
"Tapi.. kenapa lo gak marah? Padahal gue gak datang kan?"
"Karena,, aku--"
"Mondy lo udah disini selama 9 jam! Udah tau gue gak akan datang, kenapa lo gak pergi aja hah?"
"Tapi sekarang kamu datang kan?"
Raya diam. Matanya mulai meneteskan air mata tetapi tak menunjukkan bahwa ia menangis. Namun ia menunjukkan bahwa ia sedang marah.
"Cukup, Mon. Lo sendiri udah tau kan kalau gue gak akan kesini? Seharusnya lo pergi dari sini. Bukan nunggu gue seharian kayak gini," ucap Raya.
"Mondy. Gue di rumah malah santai santai sementara lo disini nunggu gue. Gue di rumah dengan nyaman sementara lo disini kedinginan," ucap Raya.
"Gue perempuan yang buruk kan? Kalau gitu, lupain gue, Mon. Tolong,, tolong pilih aja perempuan lain," sambung Raya dengan memelankan nada kalimat terakhirnya.
Mondy menghela napasnya. "Lagi-lagi kata itu yang keluar. Ray. Kamu gak percaya? Aku cinta sama kamu, aku--"
"Kenapa? Kenapa lo bisa terus terang kayak gini? Gue sendiri gak bisa terus terang kayak lo, Mon," ucap Raya.
Raya kembali menangis kembali. Ia pun mengalihkan pandangannya tak ingin menatap Mondy. "Gue gak mau tau tentang kebenaran. Gue gak mau terluka.. dan gak mau terlihat menyedihkan."
Mondy masih diam Membiarkan Raya berbicara.
"Karena itu gue melarikan diri.. gue takut makanya gue lari. Gue perempuan yang buruk kan? Gue,, gue,, gue benci diri gue sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Comes Too Late [TAMAT]
FanfictionCast : ~Mondy Caesar Hito ~Raya Nurfitri Rahmadiana ~Revalina Putri ~Boy Wirawan ~Haykal ~Cindy ~Melly ~Megan ~Iyan Perhatian : Bisa saja muncul pemain baru dalam cerita. Punya pertanyaan? Anda bisa melontarkannya lewat kolom komentar pada salah sat...