Part 29

1.4K 150 30
                                    

Prosesi pemakaman ayah Raya telah selesai. Kini Raya tengah duduk sambil memegang foto dirinya bersama kedua orang tuanya.

Air matanya terus saja menetes. Terlebih, dirinya juga tengah terluka karna suaminya sendiri.

2 laki-laki yang ia sayangi, berhasil membuatnya menangis pada hari yang sama.

"Raya.." panggil seseorang.

Raya pun menoleh. Seorang Pria yang bisa mengingatkannya pada ayahnya. Adit-Ayah Mondy.

Lalu ayah Mondy pun duduk di samping Raya. "Semua orang pasti akan menghadap yang maha kuasa. Kita hanya tidak tau kapan itu akan terjadi," ucap Papa Mondy.

Raya hanya diam. Sambil Melihat foto itu. Masih dengan air mata yang mengalir.

"Ray. Menangis saja tidak akan membuat Papa kamu kembali. Kita harus bisa menerima kenyataan ini. Walaupun berat.." ucap Papa Mondy. Raya pun menghapus air matanya.
"Papa kamu udah titipkan kamu sama Papa. Semenjak kamu menikah dengan Mondy, kamu sudah menjadi Putri Papa. Jangan pernah bilang kamu tidak punya ayah. Papa ada disini." sambung Papa Mondy. Membuat Raya sedikit tersenyum lalu memeluknya.

"Mondy jauh berbeda dengan Papanya," batin Raya.

"Sekarang, kamu jangan nangis lagi. Kamu gak sendiri. Masih banyak orang di sekitar yang peduli sama kamu," ucap Papa Mondy. Raya pun mengangguk dan mencoba tersenyum.

...

Disisi lain, Mondy tengah bersama Boy. Mereka berada di samping rumah Raya. Mondy ingin menceritakan apa yang terjadi diantara Raya dan Mondy.

"Jadi? Lo masih pacaran sama Megan tapi diam diam? Dan Raya baru mengetahuinya tadi? " Tanya Boy memastikan.

Mondy mengangguk. "Dan, gue baru tau juga. Ternyata Raya... dia.. cinta sama gua." ucap Mondy.

"Terus gimana sama Megan?" Tanya Boy.

Mondy menggeleng. "Gak tau gue belum bicara lagi sama dia."

Boy mendekat pada Mondy lalu menepuk pundak Mondy. "Sekarang lo ngertikan? Ucapan gue dulu. Suatu saat bukan cuma Megan yang lo sakiti. Raya juga." ucap Boy.

Mondy ingat dengan kata kata itu. Ia pun terlihat menyesal.
"Gue gak tau kalau semuanya akan kayak gini. Ternyata gue gak bisa ninggalin Megan. Makanya gue diam-diam masih pacaran sama dia. Lalu, gue coba bersikap baik sama Raya. Ternyata, Raya malah cinta sama gue," jelas Mondy. "Boy. Menurut lo gue harus gimana?" Tanya Mondy meminta pendapat.

"Mon. Om sama Tante gak ngajarin lo buat nyakiti perempuan ya. Ini kesalahan lo sendiri. Padahal dari awal gue udah ingetin lo. Lo harus tanggung semuanya sendiri," jawab Boy.

"Tapi gua gak tau harus gimana," ucap Mondy.

"Ya lo harus pilih Megan atau Raya. Kalau lo pilih Megan seenggaknya jujur sama Raya. Lalu cerain Raya. Lo gak bisa terus-terusan nyakitin Raya. Dia gak salah apa apa. Tapi kalau lo pilih Raya, lo harus jujur sama Megan dan lupain perasaan lo sama dia. Dan belajar menerima Raya," saran Boy.

Mondy diam. Memikirkan apa yang Boy sarankan. Kali ini bagaimanapun ia harus memilih antara Raya atau Megan. Tidak lagi keduanya.

Skip

Keesokan malamnya...

"Ray. Didepan Ada kakaknya Megan. Samperin gih." ucap Mama Raya. Raya nampak sedikit kaget. Ia pun mengangguk lalu pergi menghampiri Kakak Megan.

..

"Eh, Ray! " panggil seorang pria bernama Bryan, alias kakak kandung Megan yang baru saja datang ke rumah Raya.

Love Comes Too Late [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang