Part 1

6.6K 159 4
                                    

"Apa?" Gadis itu tersentak kaget, kala mendengar pernyataan dokter tentang hasil pemeriksaan ayahnya.

Hingga tanpa ia sadari, air mata itu jatuh perlahan membasahi pipinya.

"Gak mungkin. Nggak, Dok. Gak mungkin. Dok, mungkin aja hasil tesnya salah. Mungkin aja tertukar. Atau mungkin...."

"Maaf. Kami sudah mengulangi pemeriksaan ini 3 kali. dan hasilnya tetap sama." Dokter langsung memotong ucapannya.

"Kalau begitu, saya permisi." sambung dokter itu yang kemudian pergi meninggalkan gadis itu seorang diri.

Tatapan gadis itu lurus kedepan. Ia benar-benar terkejut dengan pernyataaini. Tangannya bergetar karena tangisannya yang kini menjadi-jadi.

Ia terduduk di lantai dengan tangisan yang masih menemaninya. Lalu ia menenggelamkan wajahnya diantarakedua lututnya.

"Raya.." Seseorang datang dan memanggil namanya lalu menghampirinya.

Ya. Nama gadis itu adalah Raya. RAYA NURFITRI RAHMADIANA.

Raya mengangkat kepalanya untuk melihat pada asal suara tersebut.

"Haykal?" Hanya itu yang mampu ia ucapkan. Lalu Raya berdiri dan memeluk kekasihnya itu.

"Ray, kamu kenapa? Gimana keadaan Papa kamu?" Tanya haykal.

Raya hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Lalu Haykal melepaskan Pelukan Raya dan berusaha menenangkan Raya.

"Kamu gak boleh kayak gini. Kamu harus yakin bahwa Papa kamu akan sembuh. Kamu gak bisa jangan nangis kayak gini. Karena kekuatan Papa kamu, adalah Kamu sendiri." Ucap Haykal sambil menghapus air mata Raya.

Raya pun mengangguk, berusaha tegar dengan apa yang baru saja ia ketahui tentang keadaan Ayahnya.

"Sekarang aku mau lihat keadaan Papa kamu." Pinta Haykal. Namun Raya menahan Haykal.

"Jangan sekarang, Kal. Ini bukan waktu yang tepat untuk kamu menemui keluarga aku." ucap Raya.

Ya. Haykal memang belum pernah bertemu dengan keluarga Raya. Namun Raya, sudah sangat mengenal keluarga Haykal.

"Oke, aku nurut sama kamu, Sayang." hanya itu jawaban dari Haykal pasrah.

Lalu Haykal membawa Raya duduk disebuah kursi disana.

"Kamu masih ingat Megan?" Tanya Haykal yang tengah berusaha menghibur Raya.

"Iya masih. Kenapa?"

"Dia udah pulang. Studynya udah selesai dan besok lusa dia akan menemui kita." ucap Haykal.

"Beneran?"

"Iya, sebenernya Megan gak mau banyak yang tau. Katanya mau bikin surprise. Jadi, lusa kamu ke basecampl ya." ucap Haykal.

"Kita lihat nanti aja. Kalau keadaan Papa aku udah baikan, aku pasti dateng." jawab Raya.

Haykal tersenyum.

Tak lama kemudian, Handphone Haykal berdering. Menandakan ada telepon masuk. Lalu Haykal mengangkatnya.

"Hallo.."

?????

"Oke. Gua kesana sekarang." ucap Haykal pada orang di sebrang sana. Lalu ia menutup panggilannya.

"Ray, aku harus pergi sekarang. Ada urusan mendadak. Kamu jangan sedih lagi. Aku yakin Papa kamu akan cepet sembuh." Ucap Haykal.

"Iya,Kal. Makasih ya."

"Kalau gitu aku pergi sekarang." ucap Haykal.

"Iya. Hati-hati," jawab Raya tersenyum. Dan Haykal pun pergi setelah ia mengusap pelan puncak rambut Raya dengan penuh kasih.

Love Comes Too Late [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang