"Ray...."
"Gue mohon, Mon. Hanya lo yang bisa bantu gue saat ini." ucap Raya penuh harap masih dengan tangannya yang memohon.
"Seandainya gue bisa bantu lo. Tapi maaf gue gak bisa nikah sama lo. Gue gak mau nikah sama orang yang bahkan baru gue temui beberapa kali." ucap Mondy. Raya kaget.
Raya menatap Mondy dengan raut wajah sulit digambarkan. Ia tidak menyukai Mondy. Namun ia membutuhkan Mondy untuk membantunya memenuhi keinginan terakhir Ayahnya.
"Mon.. kalau bukan buat gue, bukan buat lo, setidaknya buat orang tua kita. Orang yang membesarkan kita. Orang yang rela berkorban buat kita. Sebagai rasa terima kasih kita untuk mereka. Karena hanya ini keinginan orang tua kita." Ujar Raya.
"Lo lupa sesuatu, Ray. Menikah. Itu bukan sesuatu yang gampang dilakuin. Itu bukan cuma sekedar kata. Tapi nikah juga harus didasari dengan Cinta. Bukan keterpaksaan. Dan jug--"
"Cinta?" Raya tersenyum. Namun air matanya masih menetes membasahi pipinya. Ia menatap Mondy.
"Kalau lo tanya gue, jelas gue gak mau nikah sama lo, Mon. Karena gue juga punya orang yang gue cintai. Tapi gue buntu. Hanya ini yang bisa gue lakuin buat mereka. Kalau lo gak mau nerima perjodohan ini gak papa. Gue akan coba bilang sama bokap gue bahwa lo gak setuju dengan perjodohan ini. Kalau sesuatu yang buruk terjadi sama bokap gue, lo harus tanggung jawab." Raya pun membalikkan badannya untuk pergi meninggalkan Mondy.Namun Mondy yang nampak gusar langsung menghentikannya.
"Ray!! Ck!! Yaudah gue terima!" Jelas sekali dari nada dan kata-kata Mondy bahwa ia terpaksa. Raya pun menghentikan langkah kakinya.
"Gue terima Perjodohan ini. Gue setuju." Ucap Mondy. Terdengar berat dari nada bicaranya.
Rayapun berbalik. Melihat Mondy.
"Tapi gue gak bisa terima gitu aja. Ada beberapa syarat yang harus lo setujui." Ucap Mondy.
"Apa?"
"Gue gak bisa kasih tau sekarang. Karna gue harus pikirin baik-baik syarat yang harus gue buat. 1 hari sebelum kita menikah, gue akan kasih tau lo syaratnya apa. Karna jujur sekarang gue gak tau mau ngasih syarat Apa." ucap Mondy.
"Oke. Makasih udah mau nurutin permintaan bokap gue." ucap Raya. Raya juga terlihat berat menerima ini semua. Tapi ini semua harus ia terima.
Tak lama kemudian Mama Raya menghampiri Raya dan Mondy.
"Orang tua gue juga, Ray. Jangan lupa ini juga kemauan orang tua gue. Ini demi mereka."
Raya dan Mondy diam saling memandang beberapa saat. Sampai sebuah suara wanita membuyarkan mereka.
"Kok ngobrolnya disini sih? Pantesan ruang tamu kayak sepi gitu." ucap Mama Raya. Tiba-tiba Raya teringat sesuatu.
"Emm.. sekalian cari angin, Tante" jawab Mondy sambil berusaha tersenyum.
"Ray? Kamu nangis?" Tanya Mama Raya dengan sedikit khawatir.
"Em... Nggak papa, mah. Ini... Em..." Raya bingung menjawab pertanyaan Mamanya.
"Raya terhura, Tan. Dia gak nyangka bisa menikahi pria setampan Mondy." jawab Mondy ngasal.
Membuat Mama Raya tertawa kecil. Nampaknya calon menantunya ini asik. Sedangkan Raya? Ia malah bergidik ngeri.
"Mah.. kayaknya Raya harus pergi sekarang. Gak papa kan?" Pamit Raya.
"Hah? Sekarang? Sekarang banget?"
"Iya, mah. Sebenarnya ini udah telat dikit sih." ucap Raya.
"Perginya sama Mondy?" Tanya Mama Raya. Membuat keduanya kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Comes Too Late [TAMAT]
FanficCast : ~Mondy Caesar Hito ~Raya Nurfitri Rahmadiana ~Revalina Putri ~Boy Wirawan ~Haykal ~Cindy ~Melly ~Megan ~Iyan Perhatian : Bisa saja muncul pemain baru dalam cerita. Punya pertanyaan? Anda bisa melontarkannya lewat kolom komentar pada salah sat...