Part 53

1.1K 146 48
                                    

Keesokan harinya...

"Hallo Viola sayang.." sapa Mama Mondy pada Viola yang tengah bermain boneka bersama Mondy di teras rumah.

"Nenek.." Viola turun dari kursinya yang lantas berlari memeluk Neneknya.

"Hei sayang. Apa kabar?" Tanya Mama Mondy lalu menggendong Cucunya.

"Baik..." jawab Viola.

"Baik? Syukur deh. Vio gak nakal kan?" Tanya Mama Mondy sambil berjalan menghampiri Mondy.

"Nda.." jawab Viola.

"Nggak, Vio gak nakal kok. Iya kan sayang?" ucap Mondy lalu mencium tangan Ibunya.

"Iya nda." jawab Viola.

Mondy tersenyum melihat putrinya yang juga akrab dengan ibunya. Namun senyuman itu tak berlangsung lama. Ketika ia mengingat Mondy tak lagi bersama Raya.

Pikiran tentang kehidupan tanpa Raya perlahan menghantui pikirannya. Biasanya, di saat seperti ini, Raya akan tertawa kecil melihat kedekatan Viola dan neneknya, lalu bergabung dengan senyumnya yang hangat. Kini, Mondy merasakan kehampaan yang menusuk, seolah ada bagian dari hidupnya yang hilang—sebuah keheningan yang membuatnya sadar bahwa meski sebelumnya ia berpikir bisa merelakan, ternyata tanpa Raya, dunianya jauh lebih sunyi dan sepi dari yang pernah ia bayangkan.

"Nah itu dia salah pahamnya. Kamu ngira cinta kamu masih buat Megan. Padahal nggak. Kamu udah cinta sama Raya. Buktinya, pas kita ada lembur di kantor, kamu suka kayak khawatir gitu sama Raya. Dan sesibuk apapun kamu, kamu masih suka sempatin buat kasih kabar sama Raya."

Tiba-tiba ucapan Karin terlintas kembali dipikiran Mondy. Ditambah dengan mengingat pertemuan tak sengaja dengan Raya beberapa hari yang lalu, membuat hatinya tak karuan.

"Pertama lo pergi diam-diam ke ke kedai kopi sama Karin pas kita kumpul di basecamp. Lo bohongin gue. Lo bilang ada kerjaan tapi nyatanya malah pergi sama Karin. Iya kan?!"

"Itu? Ray itu cu--"

"Kedua!! Kemarin pas kita makan diluar, lo nerima telpon dari Karin tapi lo bohongin gue lagi. Iya kan?!"

Mondy tak sengaja mengingat apa yang Raya katakan sebelumnya. Mondy pun terduduk di kursi teras dengan pandangannya yang melihat ke bawah.
"Lo salah paham, Ray," Batin Mondy.

Flashback

Di kedai kopi...

Mondy melangkahkan kakinya memasuki sebuah kedai kopi. Setelah menemukan orang yang mempunyai janji dengannya yaitu Karin, Mondy pun menghampirinya.

"Hai. Nunggu lama? Sorry ya, tadi ke kantor dulu," Mondy pun melepaskan jaketnya lalu duduk di depan Karin.

"Hai. Nggak kok santai aja," jawab Karin.

"Langsung aja ya. Jadi gini. Gua rasa, belakangan ini gua sibuk di kantor. Jadi gua mau ambil cuti beberapa hari buat liburan bareng Raya sama Vio. Lo bisa bantu atur jadwal buat gua?" Ujar Mondy.

"Liburan? Wah asik tuh. Bisa kok bisa. Karin usahain ya. Btw mau liburan kemana?"

"Itu dia. Gua masih bingung sih. Lo ada rekomend tempat yang bagus?" Jawab Mondy.

"Hmm.. Bali?"

"Ah gua lagi males ketemu pantai," jawab Mondy.

Drrtt Drrtt Drrtt

Handphone Mondy tiba-tiba bergetar. Mondy pun melihat siapa yang menelponnya.

"Raya nih. Bentar ya," ucap Mondy. Karin mengangguk.

Love Comes Too Late [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang