"Mondy! Ngapain lo di situ? Masuk gih," suara Reva terdengar dari belakang, membuat Mondy terkejut. Ia menoleh dan melihat Reva yang sepertinya baru saja kembali dari toilet. Mondy hanya mengangguk pelan, tapi kakinya tetap tak bergerak masuk. Pandangannya masih terpaku pada Raya dan pria yang asyik bercanda di dalam kamar.
Reva mendekat, berdiri di samping Mondy dan ikut melihat ke arah dua orang yang sedang tertawa riang itu. Seolah mengerti kebingungan Mondy, Reva berkata, "Al. Dia teman masa kecil gue sama Raya."
"Ohh," jawab Mondy singkat, suaranya datar. Pandangannya masih tertuju pada Raya. "Gue baru liat Raya tertawa lepas kayak gini. Kayaknya dia bahagia banget," lanjutnya, suara Mondy terdengar pelan, ada rasa asing di dalam dirinya saat melihat senyum itu—senyum yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Reva melirik Mondy, memperhatikan bagaimana pria itu terlihat begitu diam, matanya tak lepas dari Raya. Reva tertawa kecil, kemudian menepuk punggung Mondy dengan lembut. "Tenang aja. Yang Raya cinta itu lo kok," ujarnya sambil tertawa, mencoba mencairkan suasana.
Mondy menoleh dengan alis terangkat, "Dih. Apa coba maksud lo ngomong kayak gitu?"
Reva hanya mengangkat bahu, tersenyum tipis. "Hmm... oke, oke, gak jadi. Yaudah, masuk yuk. Raya dari tadi nanyain lo, tau," ucap Reva sambil melangkah ke pintu.
Mondy terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. Mereka berdua akhirnya masuk ke kamar Raya.
...
"Ray, ada Mondy nih," ucap Reva, memecah suasana. "Al, kenalin ini Mondy. Suami Raya," lanjutnya sambil memperkenalkan Mondy.
"Oh, gue Al," kata Al sambil mengulurkan tangan untuk berjabat.
"Mondy," jawab Mondy sambil menyambut jabat tangan Al.
Raya melirik Mondy dengan senyum tipis. "Kirain, lo gak bakal kesini," ucapnya sedikit mengeluh.
"Kok lo ngomong gitu?" tanya Mondy, merasa sedikit tak enak dengan nada bicara Raya.
"Iyalah, gue dari tadi nungguin lo. Sampe cape sendiri gue nunggunya," jawab Raya.
Mondy menghela napas. "Yamaap, tadi ada kerjaan mendadak," ujarnya mencoba memberi alasan.
"Oh, jadi lebih penting kerjaan daripada istri, gitu?" tanya Raya, menatap Mondy dengan tatapan tajam.
"Ya nggak gitu juga, Ray," jawab Mondy, suaranya terdengar defensif.
"Paling nggak kabarin dulu, kek, kalau lo gak bisa langsung datang ke sini," balas Raya dengan nada kesal.
"Ya kalo lagi meeting mana bisa pegang HP," sahut Mondy.
"Iyaaa... terus debat aja terus. Lagi di rumah sakit juga," potong Reva, merasa risih dengan ketegangan di antara mereka.
"Dia yang mulai nih," ucap Mondy membela diri.
"Kok gue?" protes Raya.
"Iyalah," balas Mondy.
Di tengah suasana yang memanas, Al tersenyum canggung, merasa sedikit tak nyaman. "Eh, kalian... seru juga ya. Hehe," ucapnya mencoba mencairkan suasana.
"Dih, seru dari mana. Orang tiap hari mereka kayak gini kok," sahut Reva sambil tertawa kecil.
"Oalah... ya udah, kalian selesain dulu. Kayaknya gue harus pergi. Nanti gue balik lagi buat meriksa keadaan Raya," ucap Al sambil bersiap-siap pamit.
"Oh oke," jawab Reva.
Ketika Al pergi, Boy tiba-tiba datang menghampiri mereka. "Ini dia nih yang ditunggu-tunggu. Kemana aja sih lu? Bini lu lagi sakit juga," omel Boy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Comes Too Late [TAMAT]
FanficCast : ~Mondy Caesar Hito ~Raya Nurfitri Rahmadiana ~Revalina Putri ~Boy Wirawan ~Haykal ~Cindy ~Melly ~Megan ~Iyan Perhatian : Bisa saja muncul pemain baru dalam cerita. Punya pertanyaan? Anda bisa melontarkannya lewat kolom komentar pada salah sat...