Part 37

1.1K 140 27
                                    

Malam hari...

Mondy duduk diatas kasurnya sambil bersandar. Ia nampak tengah melamun. Seharian ini, Raya maupun Mondy tak saling berbicara satu sama lain. Bahkan keduanya tak pergi meninggalkan rumah. Walaupun percakapan tak terjadi diantara mereka.

Ceklekk

Pintu pun terbuka. Masuklah Raya yang baru selesai mandi. Terlihat dari penampilan dan sebuah handuk menutupi rambutnya.

Raya berjalan menuju tempat tidurnya. Mondy masih diam. Namun tak lama kemudian Mondy berjalan menjauh.

Raya menyadarinya. Ia hanya dapat menahan rasa sakit ketika merasa Mondy mulai menjauhinya lagi. Raya pun duduk disamping kasurnya. Lalu ia mengeringkan rambutnya dengan handuk itu.

"Ray. Sini," panggil Mondy. Membuat Raya terkejut Ternyata Mondy masih di dalam kamarnya. Raya pun menengok kearah Mondy.

"Sini," ucap Mondy sekali lagi. Dengan ragu, Raya berjalan menghampiri Mondy.

Mondy mendorong Raya agar duduk di kursi depan meja rias Raya. Tentu membuat Raya kaget sekaligus bingung.

Mondy pun mengambil sisir lalu mulai menyisir rambut Raya. Raya kembali dibuat terkejut oleh suaminya. Bagaimana bisa Mondy menyisir rambutnya sedangkan mereka tengah bertengkar?

"Maafin gue ya. Malah marah-marah gak jelas dan cuek sama lo," ucap Mondy mengawali pembicaraan.

"Eh? Nggak kok ini juga salah gue. Udah---"

"Nggak, Ray. Ini salah gue kok. Gue cuma khawatir sama anak kita. Dan.." ucap Mondy sambil terus menyisir rambut Raya.

"Dan apa?" Tanya Raya.

"Dan ngerasa kita jauh aja," jawab Mondy dengan nada merendah. Membuat Raya sedikit tersenyum.

"Emm.. kalau gitu, gue gak ke kafe lagi deh," ucap Raya.

"Eh gak usah. Mungkin.. cuma jam kerja lo dikurangi aja," jawab Mondy.

"Nggak gak papa. Gue di rumah aja," ucap Raya.

"Ck! bukan gitu. Lo juga harus ketemu sama temen-temen lo kan? Lagian gue juga gak selalu di rumah seharian," ucap Mondy

Raya tersenyum bahagia lalu ia mengangguk. Ia pun melihat Mondy yang masih menyisir rambutnya dari pantulan cermin di depannya.

Raya merasa sangat senang karena ia bisa mencintai Mondy. Walaupun cintanya bertepuk sebelah tangan. Namun bersikap seperti ini saja cukup membuat Raya senang.

"Besok... hari minggu kan?" Tanya Mondy

"Iya. Kenapa?"

"Kita... Belum pernah lho jalan berdua. Besok jalan yuk," ajak Mondy tiba-tiba.

"Hah? Jalan kemana?"

"Yaa kemana kek gitu. Nonton kek apa kek," jawab Mondy. "Mau kan?" Tanya Mondy.

Tentu Raya mau. Ajakan Mondy membuat Raya senang. Raya pun mengangguk.

Raya dapat melihat Mondy juga tersenyum dari cermin didepannya. Tak lama kemudian Mondy menyimpan kembali sisirnya.

"Udah nih. Emm.. Gue makan dulu ya. Laper," ucap Mondy.

"Oh. Iya,"  jawab Raya singkat.
Lalu tak lama kemudian Mondy pergi dari kamarnya.

Drrtt Drrtt Drrtt

Raya mendengar handphone miliknya bergetar. Ia pun berjalan mengambil handphonenya. Terdapat panggilan masuk dari Melly.

"Iya, Mel?"

Love Comes Too Late [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang