Brakk
Papa Mondy menggebrak meja dengan cukup keras saat mendengar kabar bahwa Raya ingin meminta cerai dari Mondy.
Mondy yang menyadari ayahnya tengah emosi, hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Mondy jawab! Kenapa Raya ingin pisah dari kamu?! Apa yang sudah kamu lakukan hah?" tanya Papa Mondy dengan emosi.
"Maaf, pah," hanya itu kata yang terdengar dari Mondy. Itupun terdengar pelan.
"Pah, udah. Tenang dulu, Pah. Nanti kita bisa bicarain ini sama Raya. Gak usah marah-marah sama Mondy dulu," ucap Mama Mondy menenangkan suaminya.
"Gak bisa! Mondy! Raya baru saja kehilangan ayahnya. Seharusnya kamu berada di sampingnya dan memberikan dia semangat. Terus kenapa kamu malah bikin dia ingin BERPISAH DARI KAMU?!" ucap Papa Mondy dengan menekankan beberapa kata terakhirnya.
"Maaf, Pah," ucap Mondy. Lagi-lagi hanya itu kata yang ia ucapkan.
"Pah. Sabar dulu. Nanti kita bicarakan ini sama keluarga Raya," ucap Mama Mondy.
"Baiklah. Nanti malam, kamu akan ikut kita ke rumah Raya," ucap Papa Mondy.
"Maaf, pah," ucap Mondy. Papa Mondy tak menjawabnya. Ia langsung pergi meninggalkan Mondy dan istrinya.
"Mondy. Apa sih yang terjadi di antara kalian sampai-sampai Raya mau pisah sama kamu?" tanya Mama Mondy kemudian duduk di samping Mondy.
"Maaf, mah," jawab Mondy.
"Jangan cuma minta maaf. Kita juga butuh jawaban dari kamu, sayang," ucap Mama Mondy.
"Maaf, mah," ucap Mondy lagi.
"Mondy. Sekarang Mama tanya deh. Jawab ya. Kamu sendiri, mau gak pisah dari Raya?" tanya Mama Mondy.
Mendengar pertanyaan ibunya, Mondy langsung melihat pada ibunya. Ia pun terlihat bingung. Namun tak lama kemudian, ia menggelengkan kepalanya lalu kembali menundukkan kepalanya.
"Gak mau?" tanya Mama Mondy.
"Nggak tau," jawab Mondy.
"Ck. Kamu ini. Kamu gak tau jawabannya?" tanya Mama Mondy. Mondy mengangguk. "Yaudah. Sekarang kamu bayangin deh. Bayangin Raya nikah sama pria lain. Bagaimana reaksi hati kamu? Rela gak? Nah, kira-kira gitu deh jawabannya," ucap Mama Mondy.
Mondy pun memikirkan apa yang diucapkan oleh ibundanya.
"Nanti malam kamu juga harus ikut ya ke rumah Raya," ucap Mama Mondy. Lalu ia pun berdiri dan lekas meninggalkan Mondy yang masih memikirkan tentang apa yang ibunya katakan tadi.
....
Disisi lain, Raya tengah ngobrol bersama Melly dan Cindy yang berkunjung ke rumah Raya.
"Ray. Serius lo mau pisah sama Mondy?" tanya Melly, yang sudah mendengar kabar Raya ingin bercerai dari Mondy.
"Hah? Emm..." Raya terlihat ragu dengan pertanyaan Melly. Walau begitu ia pun mengangguk sebagai jawaban.
"Yaaah... kenapa mau pisah sih?" tanya Melly lagi, terlihat khawatir.
"Iya. Padahal kalau dilihat-lihat, kalian serasi," ucap Cindy, menambahkan.
"Hufft... ya mau gimana lagi. Gue gak mau sakit hati lagi. Udah cukup deh. Sakit yang kemarin udah paling sakit dari yang paling sakit kok," jawab Raya, nada suaranya mencerminkan keputusasaan.
"Ya jangan gitu dong, Ray. Lo gak mikirin perasaan Mondy apa? Dia udah mau berusaha memperbaiki semuanya lho," ucap Melly, mencoba mengingatkan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Comes Too Late [TAMAT]
Fiksi PenggemarCast : ~Mondy Caesar Hito ~Raya Nurfitri Rahmadiana ~Revalina Putri ~Boy Wirawan ~Haykal ~Cindy ~Melly ~Megan ~Iyan Perhatian : Bisa saja muncul pemain baru dalam cerita. Punya pertanyaan? Anda bisa melontarkannya lewat kolom komentar pada salah sat...