Mondy keluar dari toilet dengan raut wajah yang terlihat kesal. Sejak ia meninggalkan Raya dan Al, kekesalan itu tampak jelas di wajahnya. Namun, ekspresinya mulai berubah ketika ia melihat Boy yang tiba-tiba berlari terburu-buru. Rasa penasaran membuat Mondy segera mengejar Boy.
"Boy!" panggil Mondy, memotong langkah Boy yang segera berhenti. Mondy mendekatinya dengan cepat.
"Mau kemana lo? Kok kayaknya buru-buru banget?" tanya Mondy dengan nada heran.
Boy, yang masih terburu-buru, segera merespon, "Mondy! Syukurlah lo di sini. Lo bisa bantu gue jemput orang tua Reva?"
Mondy yang sedikit kaget dengan permintaan itu pun bertanya, "I-iya, emang kenapa?"
Dengan nada yang semakin cemas, Boy menjelaskan, "Reva kayaknya mau ngelahirin sekarang. Gue gak bisa ninggalin dia."
Mendengar hal itu, Mondy segera menyetujui, "Ya... yaudah, iya, gue jemput."
Boy mengangguk cepat sebelum berkata, "Kalau gitu, gue balik dulu temenin Reva."
Setelahnya, Boy berlari kembali menuju ruang bersalin, sementara Mondy segera menuju tempat orang tua Reva untuk menjemput mereka.
...
Disisi lain Raya tengah bersama Al. Namun wajah Raya menggambarkan kecemasan karena Mondy yang tak kunjung kembali.
"Duh.. Mondy kemana sih? Masa dari toilet dari tadi belom balik juga?""Hmm.. gue ngerti. Terus, sekarang lo mau gimana? Tetep lanjut pernikahan kalian atau mau cerai?" Tanya Al. Tadi Raya sempat bercerita tentang pernikahannya dengan Mondy karna Perjodohan yang direncanakan orang tuanya.
"Ha? Ya.. ya lanjut lah. Lo gimana sih. Gue lagi ngandung anak dia juga," jawab Raya sedikit diiringi tawa ringan.
"Hmm hmm..." Al menganggukkan kepalanya mengerti. "Ya. Kalau gitu gue juga dukung pernikahan kalian. Selama Mondy gak bikin lo nangis dan gak pernah selingkuh," lanjut Al.
Mendengarnya Raya langsung mengalihkan pandangannya. Raya di tidak tahu harus menjawab apa. Karna Mondy pernah melakukan apa yang Al katakan.
"Ada apa?" Tanya Al.
"He.. Nggak kok."
"Yaudah Ray. Gue pergi dulu ya," Pamit Al lalu berdiri. "Lo gk papa disini sendiri?" Tanya Al.
"Em iya. Lagian kayaknya Mondy bentar lagi juga kesini," jawab Raya.
"Yaudah gue pergi dulu. Cepet sembuh ya," ucap Al yang mendapat senyuman Raya sebagai jawaban. Lalu Al pun pergi meninggalkan Raya.
Raya kembali terlihat cemas. Mengingat Mondy yang belum kembali.
"Mondy mana sih? Masa dari tadi ke toilet belom balik juga? Ck!! Apa gue telepon aja kali ya?"Raya pun mengambil handphonenya dan segera menelpon Mondy.
.
"Iya Ray? Ada apa? Lo gak papakan?"
"Masih di toilet?"
"Toi... let?"
"Hah?"
"Hah?"
"Ih. Lo masih di toilet gitu?"
"Toilet? Oh iya. Udah dari tadi kok. Ini gue bentar lagi balik ke rumah sakit."
"Balik? Emang lo di mana sih?"
"Dijalan. Sorry gak fokus soalnya lagi bawa mobil sambil ngebut ini."
"Ohm.. ya.. yaudah."
"Iya. Gua matiin ya."
"Iya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Comes Too Late [TAMAT]
Fiksi PenggemarCast : ~Mondy Caesar Hito ~Raya Nurfitri Rahmadiana ~Revalina Putri ~Boy Wirawan ~Haykal ~Cindy ~Melly ~Megan ~Iyan Perhatian : Bisa saja muncul pemain baru dalam cerita. Punya pertanyaan? Anda bisa melontarkannya lewat kolom komentar pada salah sat...