Hari demi hari, bulan demi bulan, hingga tahun pun berganti. 2 tahun sudah Raya pergi meninggalkan Mondy. Mondy masih tetap selalu mencari keberadaan Raya. Walaupun ia tahu hasilnya akan tetap sama.
Dan di tahun kedua ini proses sidang kembali ditunda dengan alasan yang sama. Mondy dan pengacaranya terus menuntut kehadiran Raya, berusaha menjadikan absennya sebagai argumen kuat di pengadilan. Setiap kali mereka mempresentasikan permohonan ini, Mondy merasa semakin yakin bahwa kehadiran Raya penting untuk menjelaskan situasi mereka.
Pengacara Raya tampak ragu, tetapi akhirnya setuju untuk mengajukan permohonan penundaan lagi kepada hakim. Saat hakim mengetuk palu, Mondy merasakan harapan baru. Meski proses hukum menggantung, penundaan ini memberinya waktu untuk mencari Raya dan berharap bisa menjalin komunikasi yang hilang.
Walaupun kini Raya tidak menganggap dirinya suami Raya lagi. Namun Walau begitu, tak sedetikpun waktu yang Mondy lewati tanpa mengingat Raya.
Bahkan kini, Viola sudah memasuki taman kanak kanak bersama Reynand sejak beberapa bulan yang lalu. Dan ditengah-tengah kesibukan Mondy di kantor, Mondy sempatkan untuk tetap mengantar dan menjemput Viola dari sekolahnya.
Tuk tuk tuk
Suara langkah kaki itu menggema di sebuah koridor kantor. Mondy melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Ia baru saja menjemput Viola dari sekolahnya. Karena tidak ingin sendirian di rumah, Viola merengek ingin ikut ke kantor bersama Mondy. Dan Mondy hanya bisa menurutinya. Ia tidak bisa menolak putri kecilnya.
Saat berjalan menuju ruangannya, Mondy berpapasan dengan sekretarisnya. Dia tersenyum pada Mondy dan Karin.
"Siang Tante Kalin," sapa Viola.
"Siang juga Viola. Waah hari ini Vio ikut kesini mau nemenin ayah ya?" Ucap Karin sedikit membungkukkan badannya menyetarakan tingginya dengan Viola.
"Iya," jawab Viola.
"Yaudah gimana kalau nanti kita main bareng? Mau gak?" Tanya Karin.
"Benelan? Mau mau mau.." jawab Viola bersemangat.
"Yaudah nanti dulu ya. Sekarang tante mau nganterin ini dulu," ucap Karin sambil menunjukkan sebuah map ditangannya.
"Ok, Tante.." jawab Viola.
"Karin hari ini gak ada jadwal meeting kan?" Tanya Mondy.
"Emm.. nggak ada," jawab Karin setelah nampak berfikir sejenak.
"Oh iya selama gue pergi apa ada tamu atau telepon gitu?" Tanya Mondy.
"Oh iya tadi ada telepon," jawab Karin.
"Dari?"
"Eh? Hehe... gak ada."
Mondy pun mengangguk mengerti.
"Eh ada deng," ucap Karin membuat Mondy mengernyitkan dahinya.
"Hehee.. nggak ada kok," ucap Karin.
"Ck! Karin...?"
"Hehehe..."
"Huftt.. yaudah kita duluan ya" ucap Mondy. Karin mengangguk lalu Mondy pun pergi menuju ruangannya sambil memegang tangan Viola.
Karin membalikkan badannya melihat Mondy yang mulai menjauh.
"Duuhh.. bilang gak ya kalau tadi ada telepon buat Mondy dari seorang perempuan?" Batinnya.Karin pun melihat jam di tangannya.
"Duh mana udah jam segini lagi. Sshh.. yaudah deh aku kasih tau. Tapi nanti abis aku nganterin ini," Karin pun pergi.Beberapa menit kemudian...
Tok tok tok
Ceklekk
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Comes Too Late [TAMAT]
Fiksi PenggemarCast : ~Mondy Caesar Hito ~Raya Nurfitri Rahmadiana ~Revalina Putri ~Boy Wirawan ~Haykal ~Cindy ~Melly ~Megan ~Iyan Perhatian : Bisa saja muncul pemain baru dalam cerita. Punya pertanyaan? Anda bisa melontarkannya lewat kolom komentar pada salah sat...