Part 43

1.2K 153 34
                                    

3 minggu kemudian...

Raya dan Mondy tengah makan siang bersama. Dalam 3 minggu ini tidak ada pertengkaran yang terjadi diantara mereka. Entahlah.

Mungkin karna Raya yang akhir akhir ini sering mengalami kontraksi palsu. Dan tak jarang Raya juga mengeluh sering sakit punggung, lutut dan leher. Mungkin karema itu Mondy menjadi malas berdebat dengan Raya.

"Oh iya. Sekretaris lo lagi ambil cuti kan?" Tanya Raya memulai percakapan.

"Iya. Kenapa emangnya?"

"Emm..." Raya terlihat sedang berpikir. Ia berpikir sebaiknya minta Mondy mengganti sekretarisnya. Karna Raya masih mengira bahwa sekretarisnyalah orang yang Mondy cinta saat ini.

"Kenapa sih?" Tanya Mondy kepo.

"Kayaknya lo mesti ganti sekretaris deh," ucap Raya. Membuat Mondy bingung.

"Ganti? Kenapa emangnya? Kok tiba-tiba?" Tanya Mondy.

Raya mengangguk lalu ia menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

"Bentar. Lo tiba-tiba bilang gue harus ganti sekretaris. Apaan coba maksudnya?" ucap Mondy tak mengerti.

"Yaa.. gue gak suka aja sama dia. Nih ya. Dia itu cantik, seksi, baik, dan gimana kalau lo tiba-tiba su--" Raya menghentikan ucapannya. Tentu membuat Mondy bingung. "Kalau lo tiba-tiba suka sama dia gimana? Kan.. kasian Megan," ucap Raya dengan memelankan nada pada kalimat terakhir.

Mondy menyimpan sendok yang sedari tadi ia pegang. "Kok Megan sih?" Tanya Mondy. Wajahnya menggambarkan bahwa ia tengah kesal.

"Yaa.. kan Megan.. yang cinta sama lo," jawab Raya dengan sedikit ketakutan.

"Bukannya lo juga cinta sama gue?" Tanya Mondy. Pertanyaannya ini tak cocok dengan wajah kesalnya.

Tentu Raya kaget mendengar pertanyaan Mondy. Ini bukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Dan juga Waktu yang menurutnya kurang pas untuk Raya menjawab pertanyaan ini.

"Aa..nu..emm.. gue gak lagi.. bahas it..tu," Raya pun berusaha untuk mengalihkan arah pembicaraan mereka.

"Gue tanya. Bukannya lo cinta sama gue? Dan kenapa harus bawa bawa Megan? Kenapa gak langsung aja bilang lo takut kalau gue tiba-tiba suka sama sekretaris itu?" Tanya Mondy dengan nada serius.

"Itu.. anu.. emm.." dan kali ini Raya benar-benar dibuat bingung oleh Mondy. Bahkan disaat seperti ini hatinya berdebar debar.

Melihat pipi Raya yang memerah dan Raya yang terlihat salah tingkah, membuat Mondy berusaha menahan tawanya dengan sekuat tenaga.

"Itu.. eee.. ah udah ah jangan bahas ini," ucap Raya mencari aman.

"Tapi gue butuh jawaban lo!" Ucap Mondy. "Lo cinta sama gue kan?" Tanya Mondy sekali lagi sambil memajukan wajahnya kedepan.

"Harus gue jawab gitu?" Tanya balik Raya.

"Ya iyalah!" jawab Mondy.

Raya menghembuskan nafasnya. Lalu ia juga memajukan wajahnya "gue benci kok sama lo," Jawab Raya.

"Hah?"
"Serius?" Tanya Mondy tak percaya.

"Ya nggaklah. Udah ih jangan bahas ini," jawab Raya.

Mondy pasrah. "Yaudah. Kenapa lo mau gue ganti sekretaris?" Tanya Mondy.

"Kan tadi gue udah jawab. Gue gak suka sama dia," jawab Raya.

"Lah kok lo ngomong gitu? Emang lo udah ketemu sama dia?" Tanya Mondy.

"Pernah."

"Kapan coba?"

"Pas gue mergokin lo sama Megan di kafe," jawab Raya enteng.

Love Comes Too Late [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang