Part 11

1.3K 114 4
                                    

Hari hari berlalu. Kini usia pernikahan Raya dan Mondy sudah mencapai 3 bulan. Setiap hari yang mereka lalui, selalu saja tak jauh dari kata 'bertengkar'. Keduanya selalu saja tak mau mengalah.

Namun, mereka menjadi lebih akrab dari biasanya ketika berada didepan orang tua mereka. Agar mereka tak membuat orang tua mereka khawatir.

"Nih. Gua udah beli semua. Lengkap. Jadi jangan bawel dan ganggu-ganggu gua lagi. Oke?" Ucap Mondy sambil meletakkan barang belanjaannya.

Hari ini Mondy pulang kerja lebih cepat dari biasanya. Karena Kali ini adalah giliran Mondy berbelanja. Sesuai kesepakatan, belanja bulanan dilakukan bergiliran.

"Lho?? Lo kok beli mie instan banyak banget? Mau kemana lo?" Tanya Raya saat melihat Mondy membeli banyak mie instan.

"Heh ini tuh buat kita kalau gak keburu masak. Lagian, gue selalu bangun kesiangan jadi gak ada waktu buat masak. Dan juga, gue suka kebangun tengah malam karna lapar." jawab Mondy.

"Hufftt.. Rumah sakit nunggu lo." ucap Raya lalu pergi meninggalkan Mondy.

"Ehh tu anak kalo ngomong seenaknya aja. Padahal ni ya, mie instan itu baik untuk kita. Soalnya dia selalu ada waktu kita gak punya duit. Aneh tu anak." gerutu Mondy. Lalu ia pergi meninggalkan dapur.

Tok tok tok...

Saat Mondy melewati Pintu utama, kebetulan ia mendengar seseorang mengetuk pintu.

"Siapa ya? Apa tukang kredit? Ah gak mungkin sih. Lagian gua gak suka ngredit. Apa jangan-jangan Raya ngredit sesuatu? Masa sih? Apa yang dia cicil coba?" Gumamnya. Mondy malah terlihat berfikir.

Tok tok tok..

"Apa dia nyicil  baju? Njir gamungkin. Terus apa dong? Gak mungkin nyicil rumah kan?" Gumam Mondy.

"Mondyy!!!! Buka pintunya!!" Teriak Raya dari dalam. Membuat Mondy tersadar untuk segera membuka pintu.

"Oh iya. Ck! Bawel bener tu anak." ucapnya.  Mondy langsung membuka pintunya.

"Hmmh beneran tukang kredit ternyata." Sambung Mondy setelah ia melihat siapa yang datang.

"Sialan lo. Orang seganteng JB gini dibilang tukang kredit." kesal Boy. Ya. Boy datang berkunjung bersama Reva.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Mondy.

"Eitss. Santai dong. Gak mau ngajak kita masuk nih?" Tanya balik Boy.

"Bayar ya. Sejam cepe." ucap Mondy sambil menaikan alisnya beberapa kali.

Boy mendekat pada Mondy dan berbisik "Ada diskon nggak? Gue lagi gabawa duit nih." Bisik Boy. Membuat Reva yang masih dapat mendengar bisikan Boy tertawa.

"Yaudah. Gue kasih diskon 50%. Tapi harganya jadi 200rb per jam." jawab Mondy.

"Yaudah gue setuju." ucap Boy.

"Sip. Kalau gitu yuk masuk." ucap Mondy mempersilahkan Reboy masuk.
Mereka pun duduk disofa ruang tamu.

"Mon, Raya mana?" Tanya Reva.

"Raya? Tadi sih dia lagi beres-beres. Bentar lagi juga kesini." ucap Mondy. "RAYA!! RAY, ADA YANG NYARIIN!" Mondy malah berteriak memanggil Raya. Membuat Boy maupun Reva menutup telinga mereka. Sekaligus terkejut karena Mondy yang tiba-tiba berteriak.

"Eh kalau manggil orang tuh yang sopan dikit." ucap Reva.

"Dia cewek. Dan dia juga istri lo. Perlakuin manis dikit napa." Sambung Boy.

"Suka-suka gue lah." ucap Mondy.

Tak lama kemudian Raya datang dengan wajah kesal. Tentu saja karena Mondy berteriak.

Love Comes Too Late [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang