Part 19

515 24 2
                                    


Hari sudah mulai beranjak pagi, vino mengernyitkan matanya berulang kali. Ia pun melemaskan seluruh otot-ototnya. Ia terbangun dan perlahan senyum dan tawanya mengembang tatkala melihat doni dan sakti yang tertidur pulas dilantai. Doni yang memeluk kaki sakti dan sakti juga memeluk kaki doni. Ia kembali mengingat perayaan dan kejutan yang telah diberikan para sahabatnya sekaligus orang-orang tercinta yang ada disekililingnya di hari ulang tahunnya. Ia pun berlalu menuju ke kamar mandi untuk sekedar menggosok gigi dan cuci muka. Setelah itu ia turun kebawah untuk menghampiri para keluarganya.

"Pagi ma" ucapnya sambil mencium pipi thalia.

"Eh iya pagi sayang kok udah bangun? Itu temen kamu aja masih tidur".

"Iya ma ga tau tiba-tiba kebangun. O ya kakak sama papa kemana ma kok tumben sepi ?".

"Hmm papa kamu ada urusan dikantor kalau kakak lagi belanja di minimarket depan" ucap thalia disertai anggukan dari vino.

"kondisi kamu gimana nak, udah baikan?".

"Hm udah kok ma paling agak gatel-gatel gitu di bekas luka. Lagian senin lusa vino udah mulai masuk lagi ma, udah ketinggalan pelajaran banyak ma".

"Hm bagus kalau gitu. Yaudah lain kali jangan cari masalah ya sayang di sekolah. Mama tau kamu jago beladiri tapi alangkah baiknya kamu mengalah saja. Kamu juga masih baru disana".

"Iya ma pasti, yaudah ma vino ke atas lagi ya mau bangunin anak-anak".

"Yaudah nanti kamu ajak mereka sarapan juga !".

****
MINGGU PAGI,

"Kak hati-hati ya, sering kabarin vino. Kalau libur main kesini pokoknya" ucap Vino ke Viny yang hendak berangkat ke Bandung.

"Iya iya sayang, duh jangan bikin kakak berat buat pergi dong" balas Viny sambil memanyunkan bibirnya.

"Iya beratin aja biar ga pergi" jawab Vino.

"Ishh kok gitu sih".

"Hahaha iya bercanda kak. Sini sini peluk".

"Hmm modus".

"Haha biasa dong mukanya jangan lucu-lucu gitu".

"Ishhhhh Vinooooo!!!!".

Adek udah dong kakaknya jangan digoda mulu" seru thalia yang melihat vino daritadi menggoda viny.

"Huft iya ma maaf" balas vino kemudian terdiam.

Tak lama bunyi peringatan mengenai kereta viny pun berkumandang di peron stasiun. Viny pun berpamitan ke kedua orangtuanya kemudian menghampiri vino yang daritadi terdiam menahan rasa yang ada didadanya itu.

"Dekkkk. kakak duluan ya, kamu........." belum selesai ucapan viny ke vino dengan tiba-tiba vino menubruk tubuh mungil viny yang ada didepannya. Ia menangis sejadi-jadinya dipelukan kakaknya itu. Viny pun mengelus punggung vino guna menenangkannya. Sejujurnya ia merasakan apa yang dirasakan oleh vino namun ia sudah berjanji kepada dirinya agar tidak lemah saat didepan adiknya. Yap meskipun vino sangat jago beladiri, sepakbola dan yang lain-lain tak bisa dipungkiri kalau vino paling tidak bisa berbohong didepan kakaknya. Ia pasti akan jadi pria yang lemah kalau harus jauh dengan kakaknya.

"Kak beneran ya ingat janji yang kemaren?" Ucap vino sambil melepas pelukannya.

"Iya pasti, udah ah jagoan aku kok nangis gini. Ilang nanti cakepnya" balas viny mengusap air mata di pipi vino sambil memaksa senyumnya. Vino pun berhenti menangis dan mengeluarkan senyumnya juga.

"Nah gini kan enak, cakep deh".

"Kakak masuk ya, kamu disini jaga kesehatan. Jangan bandel terus nurut sama papa mama, kalau kenapa-kenapa langsung kabari kakak, oh iya sama......"

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang