Part 54

275 25 1
                                    

Gracia membuntuti Vino yang menuju ke parkiran pemakaman itu. Setelah membayar uang parkir Vino langsung melajukan motornya keluar dari area parkiran.

Ciiittttttttttt

Dengan tepat Vino mengerem motornya karena Gracia menghalangi jalannya. Ia berdiri tepat didepannya dengan membentangkan kedua tangannya, kepalanya menunduk dan nampak sskali kalau gadis itu sedang menangis.

"Gre minggir"

Gracia tak merespon ucapan Vino, ia masih menunduk.

"Graciaa minggir, gua mau lewat"

Gracia tetap tak merespon.

"Minggir atau gua tabrak" ancam Vino namun Gracia tetap bersikeras tak memberikan Vino jalan. Karena kesal Vino melepas helmnya kemudian menghampiri gadis itu.

"Mau lo apa sih?" Tanya Vino dengan nada agak kasar. Gracia terdiam takut dengan ucapan Vino, ia masih sesengukan menangis. Gracia masih mengkhawatirkan kondisi Vino, ia tau betul kalau Vino sedang dalam kondisi tidak baik untuk itu ia mengejarnya dan menghalangi jalannya.

"Oke oke gua minta maaf udah ngomong kasar ke lo, gua lagi emosi" ucap Vino mengalah karena sadar kalau ia sudah kelewatan.

Tanpa basa basi Gracia langsung menubruk Vino, ia langsung memeluknya erat. Ia sangat khawatir sekali dengan kondisi Vino saat ini dan ia ingin sekali berada disampingnya menenangkannya. Vino membiarkan Gracia memeluknya, ia biarkan gadis itu menumpahkan semua kesedihannya. Belakangan ini ia memang salah besar sudah mendiamkan Gracia yang sudah jelas sangat peduli terhadapnya dan tidak seharusnya ia membalas semua kebaikan Gracia dengan mendiaminya seperti ini. Gracia tidak salah, ia tidak tau apa-apa dan Vino sudah terpancing emosinya.

"Gre??"

"Biarin dulu Vin, Gre takut. Gre takut kamu kenapa-kenapa" balas Gracia. Vino sudah merasakan kalau baju depan sekolahnya sudah sangat basah akibat air mata Gracia.

"Gua minta maaf, ga seharusnya gua kasar ke elo. Maaf banget Gre" ucap Vino kemudian melepaskan pelukannya.

Gracia menggeleng, ia mengusap airmatanya dari pipinya itu.

"Ngga vin, Gre ngerti kok"

Vino mengangguk kemudian tersenyum mengelus pipi Gracia.

"Saat ini gua pengen sendiri Gre, kepala gua udah pusing banget. Gua tertekan dengan ini semua"

Gracia menggeleng.

"Ngga Vin, Gre ga akan biarin kamu sendirian hadapin ini. Kamu ingat kan dulu Gre pernah bilang apa?"

Vino mengangguk.

"Jadi kamu jangan ngerasa sendiri, ada aku, Frans, kak Vanka, kak Yupi, ci Shani sama yang lain. Kamu masih punya kita Vin, kamu ingat itu"

"Tapi Gre...."

"Plis, aku ga biarin kamu pergi sendirian. Gre ikut pokoknya"

Vino menghela nafasnya, mau berdebat seperti apapun ia pasti akan kalah dengan Gracia yang angkuh itu ditambah saat ini sedang tidak ingin berdebat.

"Gua cuma bawa helm 1"

"gpp ga ada polisi kok" ucap Gracia semangat lalu naik diboncengan Vino.

"Gapapa lah ada dia toh dia ga tau apa-apa juga"

Akhirnya Vino menjalankan motornya meninggalkan area pemakaman, Gracia berpegangan erat ke perut Vino. Angin yang berhembus membuat rambutnya acak-acakan untuk itu ia mengeratkan tubuhnya dipunggung Vino agar tidak terkena debu. Tak berapa lama Vino meminggirkan motornya yang membuat Gracia bingung.

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang