Hari ke empat UAS telah selesai, hari yang melelahkan karena ujian hari ini adalah Matematika dan Bahasa Inggris. Vino belum beranjak dari kursinya, ia masih serius menatap laptop mengerjakan tugas-tugas yang belum ia kumpulkan.
"Vin kita duluan ya" ucap Nadilo dan Doni bersamaan.
"Yoi tiati" balasnya, matanya masih fokus pada layar laptopnya.
"Lo ga balik Frans?"
"Gua nungguin Anin lagi latihan dance buat pensi"
Vino mengangguk
Tak lama kepergian Doni dan Nadilo ,Gracia yang dari ruang OSIS datang menghampiri Vino.
"Vino"
"Kenapa Gre?"
"Pulang nanti Gre bareng ya?"
"Heem oke tp bentar ya gua nyalin tugas dulu"
"Iya Gre temenin" Gracia duduk disamping Vino kemudian melihat tugas yang sedang dikerjakan oleh Vino.
"Vin gua mau ngomong bentar bisa?"
Disaat sedang serius mengerjakan tugas tiba-tiba Okta datang dan berdiri di depan mereka. Gracia menatap tajam sinis Okta, ia belum percaya kalau Okta benar-benar sudah berubah."Hah? Mau ngomong apa ta?" Ucap Vino menghentikan aktifitasnya.
Okta melihat Gracia sejenak.
"Ngomong disini aja Vino lagi sibuk" potong Gracia.
"Huhhh oke disini aja ya, gini Vin kalau pas pensi gua yang iringin Gracia nyanyi gimana?" mohon Okta. Vino terkejut dengan permintaan Okta karena seharusnya ialah yang nantinya berduet dengan Gracia waktu pensi nanti.
"Lo apaan sih, ga ga gabisa Gre tetep sama Vino"
Gracia sangat kesal sekali karena kemauan Okta itu."Tapi Gre, gua udah rundingan sama Shani juga"
"Ga ada, yang duet kan Gre sama Vino bukan Shani jadi semua keputusan ada di kita bukan orang lain"
Vino meredakan emosi Gracia, ia mengusap punggung Gracia agar emosinya reda.
"Hmm ta gua pikir-pikir dulu ya"
"Vino apaan sih pake mikir-mikir segala, Gre ga mau pokoknya. Titik!!!"
"Gre ayolah jangan gini, ga ada salahnya juga kan gua kasih kesempatan buat Okta?"
Gracia tersentak, ia tak menyangka Vino mengalah begitu saja. Vino bukannya membantunya malah dengan sukarela mengiyakannya.
"Vin????"
"Gre, lagian kita belum persiapan apa-apa kan jadi Okta bisa juga buat gantiin gua"
"Tapi---"
"Ta lo bisa piano'an kan?" Potong Vino.
"Ehh mmmm bisa kok Vin bisa"
"Hmm yaudah ntr gua pikir-pikir dulu ya, ga ada salahnya juga lo gantiin gua"
Gracia langsung pergi dari tempat itu.
"Gre tunggu"
"Frans tolong beresin barang-barang gua ya, gua ngejar Gracia dulu" Vino berlari keluar mengejar Gracia sementara Okta tersenyum melihatnya.
"Game is on Vino hahahaha"
Tiba-tiba Frans datang lalu menarik kerah baju Okta.
"Lo punya rencana apa sih bangsat?"Okta tertawa ringan
"Ini bukan urusan lo""Ternyata bener kata Gracia, lo punya rencana busuk"
KAMU SEDANG MEMBACA
• IRIDESCENT
FanfictionBxg Romance fanfiction Kehidupan ini penuh warna. Ada gelap, ada terang. Semua diciptakan untuk memberikan pembelajaran pada manusia, agar manusia dapat menyelesaikan masalahnya. Selalu melihat putih, begitu melihat titik hitam akan kebingungan atau...