Iridescent - COMPLETED

537 25 9
                                    

LAST PART SPESIAL

Selamat membaca
Mohon maaf kalau ada bahasa yang sediki acak-acakan

-----------------------oOo---------------------------

Flashback

Cio sudah menerima kabar dari Shani mengenai kondisi dari Vino. Cio amat terkejut mendengarnya, pantas saja waktu itu ia mencari keberadaan Vino dirumahnya tak ada dan ternyata saat itu Vino tengah dirawat dirumah sakit. Shani juga menceritakan kalau jika Vino sadar nanti pihak keluarganya akan langsung melakukan kemoterapi ke Vino mengingat kondisi penyakitnya yang semakin parah.

Cio juga menceritakan mengenai operasi Gracia yang akan dilakukan beberapa hari lagi, tentu Shani senang mendengarnya. Tapi ia belum bisa berangkat ke Korea dalam waktu dekat beruntung Cio memakluminya.

Shani juga menceritakan mengenai permintaan dari mama Vino kalau tidak menceritakan kondisi anaknya dalam keadaan apapun ke Gracia. Mau tak mau Shani menurutinya, ia hanya bercerita kepada Cio dan tentu meminta kepada Cio untuk merahasiakan hal ini kepada Gracia.
Cio awalnya sangat keberatan kalau harus menyembunyikan masalah sebesar ini dari adiknya karena ia tau bagaimana rasa sayang dan cintanya Gracia ke Vino.

...

Kini Gracia dan keluarganya tiba di Jakarta lagi, ketiga orang itu nampak sumringah ketika menginjakkan kaki di bandara namun tidak untuk Gracia. Sejak awal ia menaiki pesawat dari bandara Incheon hingga tiba di Jakarta Gracia hanya diam. Cio tau kalau adiknya sedang memikirkan Vino yang tiba-tiba menghilang itu.

"Graciaaaaaa"

Teriak dari Shani mengejutkan mereka berempat. Gracia yang mendengar itu mendongak melihat kearah sumber suara. Nampak Shani, Anin, Frans, Sakti, Doni tengah berdiri di depan pintu keluar penerbangan Internasional. Gracia yang memang masih lemas itu meminta Cio untuk mengantarkannya ke teman-temannya.

Shani langsung memeluk Gracia, ia sangat merindukan sahabat dekatnya itu.

"Aku kangen gre"

"Sama ci, Gre juga kangen"

Shani tiba-tiba merasakan kalau punggungnya basah langsung melepaskan pelukannya. Ia melihat mata Gracia yang sembab dan pipinya yang basah.

"Loh kok nangis sih?"

Gracia mengusap airmata yang mengalir diipinya
"Gre kangen ci, Gre juga seneng akhirnya bisa ngelihat cici lagi" ucap Gracia setengah terisak.

Sebenernya Shani juga terharu melihat kondisi Gracia saat ini. Tak lama teman-teman Gracia yang saat itu ada dibandara ikut memeluk Gracia secara bergantian.

"Gracia doang nih yang dikangenin" sindir Cio yang berdiri disamping Shani. Shani yang mendengar ucapan Cio mencoba cuek menghiraukannya.

"Dih kok diem ajasih, kangen nih" goda Cio lagi, kali ini Cio menggelitik perut Shani.

"Ishh apaan sih, geli tau" protes Shani yang membuat yang lain langsung menengok kearahnya. Shani langsung menjadi salah tingkah ketika diperhatikan oleh teman-temannya.

"Plis deh ya kalian kalau mau kangen-kangenan nanti aja" celetuk Frans yang membuat Shani malu lalu mencubit pinggang Cio.

"Aduhhh sakit shanii" protes Cio.

"Sukurin, mamam tuh kangen" balas Shani.

Gracia sedari tadi diam sambil sesekali menengok kearah kiri dan kanannya.

"Kamu nyariin siapa Gre?" Tanya Doni polos.

"Mmm Vino?" Jawab Gracia yang membuat semuanya terdiam membisu.

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang