Part 28

420 23 0
                                    


Kini vino dan frans tengah berada di aula sekolah beserta 25 pemain yang tersisa lainnya. Seperti yang diberitahukan sebelumnya kalau hanya ada 17 pemain saja yang akan terpilih menjadi wakil sekolah di turnamen antar sekolah.

Pelatih dan beberapa anggota OSIS sudah memasuki aula sekolah. Pelatih pun mulai berbicara singkat didepan 25 pemain seleksi yang tersisa. Kemudian ia memanggil satu persatu pemain yang terpilih mewakili sekolah. Hingga panggilan pemain ke 15 nama vino belum juga dipanggil padahal frans, ega, okta, joan, dello sudah lebih dahulu dipanggil.

"Aku yakin lo pasti masuk vin".

"Yang ke 16 Dirga dan yang terakhir sekaligus saya putuskan jadi kapten baru tim kita yaitu........."

"Vino, Alvino Fitrianto" sambung pelatih yang sontak membuat teman-teman vino bersorak senang begitu juga vanka yang ditunjuk menjadi manajer tim bersama shani sementara vino hanya tersenyum tak menyangka dirinya diberi kepercayaan yang besar oleh pelatih.

"Baik dengan diumumkannya ke17 pemain saya berharap kalian semua mampu mengerahkan kemampuan kalian agar sekolah kita dapat berbicara banyak di turnamen ini dan lebih baik dari musim lalu".

"O ya nanti segala keperluan kalian, jadwal latihan dll akan diurus oleh vanka dan shani yang menjadi manajer tim ini. Minggu depan kita ada undangan persahabatan lawan runner up musim lalu SMA Wirabangsa jadi persiapkan diri kalian".

Setelah memberi penjelasan singkat pelatih pun meninggalkan aula diikuti yang lainnya.

"Vin kantin yuk?" Ajak frans.

"Hm boleh tuh gua juga masih ngantuk butuh asupan kopi".

"Hem, kak ega kita kantin duluan ya". Vino dan frans pun berlalu meninggalkan aula.

"Kak vino".

"Eh iya?".

"Selamat ya kak udah kepilih, jadi kapten lagi".

"Iya thanks shan" balas vino dingin. Frans pun terkejut dengan perubahan sifat vino yang tidak seperti biasanya itu.

"Gua duluan ya" ucap vino seadanya lagi kemudian berbalik dan meninggalkan shani yang masih terpatung itu.

"Salah aku apa sih kak kok kamu tiba-tiba dingin gitu" batin shani sambil memandang punggung vino.

"Vin lo gapapa kan?".

"Maksud lo?".

"ga biasanya lo dingin gitu".

"Oh..."

"Jiah kadal, gua nanya lu jawab gitu doang".

"Biasa aja sih gua".

"Yee gua kenal lo udah lama ya, lo sama shani pasti ada apa-apa nih".

"Berisik banget lo".

"Au ah vin".

Vino dan frans pun sudah berada di kantin dan memesan 2 gelas kopi hitam.

"Akhirnya" vino pun menyeruput pelan kopi yang baru datang itu sedangkan frans tertawa melihat tingkah temennya itu. Ia pun mengingat kejadian lalu waktu di jogja dimana vino memang paling doyan yang namanya kopi.

"Aduuudududuhh saaakiiittt saakiiittttt"

"Hmm bagus ya, tadi pagi udah ngopi kan dan sekarang ngopi lagi. Bagus ya".

"Sakiittt sakittt lepasiinn duluuu ihh".

Yupi masih tak bergeming, justru ia memperkeras jewerannya di telinga vino.

"Itu punya frans bukan punya aku".

Yupi kemudian memandang frans dan dibalas gelengan kepala dari frans. Vino pun melotot tajam ke frans karena merasa frans tak membantunya.

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang