Part 67

423 23 5
                                    

Vino dan Vanka sedang berada di minimarket, Vino mengekori Vanka yang tengah memilih-milih itu.

"Nyari apalagi sih kak, ini udah berat loh" keluh Vino sambil membawa keranjang yang hampir penuh.

"Bentar, mumpung disini jadi sekalian" balas Vanka, matanya menengok kiri dan kanan melihat berbagai macam jenis produk yang ada di rak.

"Nyari apasih kak"

"Berisik ihh, udah kamu nunggu diluar aja daripad ngomel-ngomel"

"Yaudah nih, gua tunggu diluar ya" ucap Vino memberikan keranjang belanjaan.

"Eh tunggu-tunggu, enak aja main nyelonong" potong Vanka menarik jaket Vino.

"Ada apa lagi?" Tanya Vino.

Vanka mengadahkan tangannya "kartu sini kartu"

"Laah kan yang belanja---

"Udah sini ihh, pelit amat sama gua" potong Vanka. Vino menggerutu tak jelas mengeluarkan sebuah kartu bewarna emas dari dompetnya. "Nih"

Vanka pun senyum sumringah menerimanya, Vino pun berbalik namun ditahan lagi oleh Vanka.

"Apalagi kak?"

"Pinnya dodol, yakali lo ngasih kartunya doang"

"310898"

"makasih Vino sayang" ucap Vanka, kepalanya ia majukan ke pipi Vino namun Vino menahannya.

"Plis deh kak" malasnya, Vanka hanya nyengir sambil menggaruk tengkuknya.

"Jangan boros-boros, papa ngamuk ntar" sambungnya

"Iye iye hus hus hus sana" usir Vanka.

Vino keluar dari minimarket itu dan menunggunya di depan. Daripada bosan menunggu Vanka yang berada di dalam ia memilih mendengarkan lagu di Hpnya.

Tanpa sepengetahuannya ternyata didalam Vanka tengah berdebat dengan seseorang, ia tak mendengarnya karena telinganya terpasang oleh earphone. Sampai ketika Vanka berlari keluar menghampirinya yang sedang duduk di motor sportnya. Vino terkaget melihat Vanka yang tiba-tiba datang itu, ia melepas earphonya dan melihat ekspresi muka Vanka yang panik dan deru nafasnya ngos-ngosan.

"Loh kak, kenapa? Belanjaannya mana?" Tanya Vino memegang pundak Vanka.

"Hah hah hah didalem Vin, itu didalem...." ucap Vanka ngos-ngosan sambil menunjuk kearah dalam minimarket. Vino pun melihat ke arah yang ditunjuk Vanka.

"Kenapa?"

"Itu Vin, itu didalem ada Reyhan" ucap Vanka terbata-bata

"Reyhan? Reyhan siap--

"Hai Vanka, eh ada lo juga" potong Reyhan yang sudah berada dibelakang mereka, Vino dan Vanka menengok kearah sumber suara itu.

"Kenapa pake lari sih Van? Kan gua mau ngobrol doang" sambungnya, ia hendak memegang tangan Vanka namun buru-buru Vanka menepisnya.

"Jangan kurang ajar lo!!" Bentak Vanka.

"Eits eits tenang dong sayang" balas Reyhan tersenyum. Vino masih bingung dengan sosok Reyhan, ia tak bisa dengan jelas mengingatnya.

"Sayang sayang, mau lo apa sih gangguin gue lagi"

"Jangan galak-galak dong sayang, gua cuma pengen ngobrol aja sama kamu"
Reyhan berusaha memegang tangan Vanka lagi namun Vanka menyembunyikan badannya dibelakang Vino dan memegangi jaket Vino.

"Lo gausah maksa, kalau dia ga mau yaudah" sela Vino yang melihat Reyhan semakin agresif.

"Eits santai, gua ga ada urusan sama lo" jawab Reyhan mendekati Vino.

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang