Part 61b - Moment GreVin -

465 19 0
                                    

Play dulu medianya ya.......
Fav banget 💛💙💛💙 🎶📷🎧

"Vin"

"Hmmm?"

"Maaf"

Vino mengerutkan dahinya melihat Gracia yang tertunduk itu.

"Ternyata lantai Rumah Sakit lebih menarik daripada aku ya" ucap Vino yang membuat Gracia mendongak bingung.

"Maksudnya?"

"Iya daritadi kamu liatin lantai terus daripada liatin aku, sebenernya kamu mau ngejenguk aku atau lantai sih?"

"Aku?? Kamu??" Muka Gracia semburat memerah, baru kali ini Vino memakai kata aku kamu dalam pembicaraan mereka karena memang jarang sekali Vino berucap Aku-kamu tiap kali bersamanya.

"Tuh sekarang senyum-senyum sendiri, kenapa sih?"

Gracia menggeleng tersenyum, kemudian ia memegang tangan Vino dengan kedua tangannya.

Ia mencium tangan Vino, "Maafin Gre vin, maaf udah egois, maaf udah ga ngertiin kamu dan maaf kemaren udah marah-marahin kamu"

Vino tersenyum "kan aku pernah bilang kalau kamu ga pernah salah, wajar kalau kamu egois karna kamu cewek. Harusnya aku yang minta maaf udah biarin kamu nunggu terlalu lama Gre. Aku udah inget soal malam itu, malam dimana aku nyatain perasaan aku ke kamu"

Gracia terbelak kaget, matanya menatap Vino bingung. "M-maksudnya? Kamu udah--

"Ngga, aku ga ingat semuanya. Entah kemarin waktu kamu jelasin semua di trotoar bayangan waktu itu tiba-tiba muncul di kepala aku, terus aku coba buat ingat lagi tapi aku ga bisa dan tau-tau aku udah disini"

"Jadi maafin aku ya Gre udah kecewain dan bikin kamu nunggu selama ini"

Pukkkk

Gracia langsung memeluk Vino, akhirnya apa yang ia tunggu dan nanti selama ini terbayar sudah. Ia sangat bahagia saat ini, dipeluknya erat Vino. Vino pun membalasnya, ia mengusap punggung Gracia. Tak lama Vino merasakan bajunya basah kemudian ia melepaskan pelukannya.

"Kamu kenapa? Kok nangis?" Ucap Vino sambil mengusap air mata Gracia.

Gracia menggeleng "ngga, Gre terlalu seneng Vin. Akhirnya......"
Gracia kembali memeluk Vino, ia malu kalau Vino melihat wajahnya yang habis menangis itu. Vino tersenyum, melalui pelukan itu ia merasakan betapa tulusnya gadis ini mencintainya.
"Terima kasih Gre, makasih banyak lo udah nungguin gua selama ini"

Vino berusaha melepaskan pelukan Gracia namun Gracia menahannya "biarin gini dulu, Gre kangen kamu"

Vino mengerti, ia mengusap rambut panjang Gracia "udah ya jangan sedih lagi, makasih Gre makasih"
Gracia mengangguk.

"Ceile main peluk-peluk segala" ucap Vanka yang datang membuka pintu sontak membuat mereka langsung melepaskan pelukan. Gracia mengusap pipi dan matanya akibat menangis itu semetara Vino menggerutu ga jelas.

"Gimana? Udah baekan kan? Lagian sama-sama ngebutuhin, sama-sama ga bisa jauh-jauhan pake ngambek segala. Kek bocah SD tau ga"
Gracia menjadi malu, wajahnya memerah lagi begitu juga Vino.

"Udah ah kak adeknya jangan dicandain terus" hardik Thalia yang baru saja bergabung di dalam itu. Raut wajah Vino langsung berubah menjadi bete. Vanka pun sadar akan perubahan mood dari Vino. Ia menyenggol lengan Gracia sambil menunjuk Vino dengan dagunya. Gracia menoleh kearah yang ditunjuk Vanka, ia juga merasakan kalau Vino tiba-tiba badmood itu.

"Kenapa?" Tanya Gracia lirih.

"Dia ga mau balik ke rumah, maunya ke tempatnya tuh" potong Vanka.

• IRIDESCENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang